Negara pengasuh (Inggris: Nanny state) adalah istilah konservatif asal Britania Raya yang menunjukkan bahwa pemerintah atau kebijakan-kebijakannya terlalu protektif atau mencampuri pilihan pribadi.[1] Istilah "negara pengasuh" menyamakan pemerintah dengan seorang pengasuh anak. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Anggota Parlemen Britania dari Partai Konservatif, Iain Macleod, saat menulis "what I like to call the nanny state" di The Spectator edisi 3 Desember 1965.[2]

Seorang pengasuh tua yang melambangkan Prancis sebagai negara pengasuh dan penyedia layanan kesehatan publik (reproduksi fotomekanis berwarna dari litograf kartun editorial karya N. Dorville, 1901)

Penggunaan istilah sunting

Amerika Serikat sunting

 
Michael Bloomberg, mantan Wali Kota New York, mendapat julukan politikus negara pengasauh[3]

Meski definisinya belum ada di Merriam-Webster Dictionary, istilah ini mulai dipopulerkan oleh sejumlah pengamat politik di Amerika Serikat para permulaan abad ke-21. Misalnya, Dean Baker dari Center for Economic and Policy Research mengangkat istilah ini pada tahun 2006 untuk menyebut kebijakan-kebijakan konservatif yang melindungi pendapatan orang kaya.[4]

Sebaliknya, istilah ini juga digunakan secara umum untuk menyebut aturan-aturan yang berhaluan liberal, misalnya melarang rokok tembakau secara bertahap dan mewajibkan penggunaan helm sepeda.[5]

David Harsanyi memakai istilah ini untuk mencap peraturan label makanan, batas usia peminum, dan kebijakan-kebijakan yang sosial yang konservatif.[6] Contoh lainnya adalah respons[3] terhadap usulan Wali Kota New York City Michael Bloomberg pada Mei 2012 yang melarang penjualan minuman ringan di atas 16 ons di tempat umum, restoran, dan pedagang kaki lima.[7]

Britania Raya sunting

 
Tanda "Hati-hati! Ada lubang tersembunyi di tengah jalan" dipasang oleh pengurus South Downs Park. Ada penanda cokelat di tengah jalan antara kedua palang yang menunjukkan letak lubangnya. Sejumlah pihak menganggap ini berlebihan.

Pada tahun 2004, wadah pemikir King's Fund mengadakan survei yang diikuti lebih dari 1.000 orang. Mayoritas responden mendukung kebijakan-kebijakan yang mencegah perilaku buruk seperti pola makan buruk dan merokok di ruang publik. BBC menulis bahwa masyarakat mendukung peran negara sebagai pengasuh.[8]

Politikus Partai Buruh Margaret Hodge membela kebijakan-kebijakan yang selama ini dicap "negara pengasuh". Dalam pidato di Institute for Public Policy Research tanggal 26 November 2004, ia mengatakan "beberapa orang mungkin menyebutnya negara pengasuh, tetapi bagi saya ini dorongan yang bagus".[9]

"Soft Drinks Industry Levy", pajak minuman manis yang diusulkan tahun 2016 dan berlaku tahun 2018, dicap "regresif dan seperti negara pengasuh" oleh Anggota Parlemen Will Quince.[10]

Singapura sunting

Negara kota Singapura dikenal sebagai "negara pengasuh" karena banyak aturan dan larangan pemerintah yang harus diikuti warganya.[11] Mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, perancang Singapura masa kini, mengatakan: "Apabila Singapura itu negara pengasuh, saya bangga karena sudah membesarkannya".[12] Dalam wawancara tahun 1987 di Straits Times, Lee berkata:

Saya sering dituduh mencampuri kehidupan pribadi masyarakat. Tentu saja, kalau saya tidak melakukannya, kita tidak akan seperti ini sekarang. Tanpa menyesal sedikitpun, saya beritahu ya... kita tidak akan menjadi seperti ini, kita tidak akan mengalami kemajuan ekonomi, apabila kami tidak mencampuri urusan paling pribadi sekalipun–siapa tetanggamu, bagaimana kehidupan sehari-harimu, apakah kamu suka buat keributan, apakah kamu meludah sembarangan, atau bahasa mana yang kamu pakai. Kami menentukan mana yang benar. Masa bodoh dengan opini publik.[13]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "nanny, n.1 and adj". OED Online. Oxford University Press. December 2011. Diakses tanggal 2 February 2012. 
  2. ^ 70 m.p.h., The Spectator, 3 December 1965, p. 11.
  3. ^ a b James, Frank (May 31, 2012). "Bloomberg Becomes Nanny-State Epitome For Some, Giving Obama A Breather". NPR: it's all politics. 
  4. ^ Baker, Dean (2006). The Conservative Nanny State: How the Wealthy Use the Government to Stay Rich and Get Richer. Washington, D.C.: Center for Economic and Policy Research. ISBN 978-1-4116-9395-1. OCLC 71423207. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-28. Diakses tanggal 2019-09-04. 
  5. ^ The Real Reason Behind Public Smoking Bans, PBS, July 8, 2013
  6. ^ Harsanyi, David. (2007) Nanny state: how food fascists, teetotaling do-gooders, priggish moralists, and other boneheaded bureaucrats are turning America into a nation of children. p. 67-68 Random House, Inc. ISBN 0-7679-2432-0 OCLC 777893300
  7. ^ Grynbaum, Michael (May 31, 2012). "New York Plans to Ban Sale of Big Sizes of Sugary Drinks". New York Times. Diakses tanggal 2 June 2012. The measures have led to occasional derision of the mayor as Nanny Bloomberg, by those who view the restrictions as infringements on personal freedom. 
  8. ^ "UK public wants a 'nanny state'". BBC News. 2004-06-28. Diakses tanggal 2010-01-05. 
  9. ^ "'Nanny state' minister under fire". BBC News. 2004-11-26. 
  10. ^ Neville, Sarah (17 March 2016). "UK tax on sugary drinks is 'nannying' and 'impractical'" . Financial Times. 
  11. ^ Time for Singapore to Grow Up, Bloomberg News, March 29, 2015
  12. ^ Lee Kuan Yew: Singapore's 'founding father' dies in hospital aged 91 after suffering with pneumonia, Daily Mirror, 22 March 2015
  13. ^ 5 Quotes From Singapore's Lee Kuan Yew, 23 March 2015

Bacaan lanjutan sunting