Naluri, garizah, atau insting adalah suatu pola perilaku dan tanggapan terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tetapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan dan naluri kematian.

Penyu belimbing yang baru menetas bergerak ke lautan lepas.

Contoh dari hal ini adalah perilaku penyu yang baru menetas, yang secara naluri akan bergerak ke arah lautan. Atau seekor marsupial yang naik ke kantung induknya saat baru lahir. Contoh lainnya adalah respon berkelahi, perkawinan (pacaran) pada hewan, respon melarikan diri, dan pembangunan sarang. Meski naluri didefinisikan oleh ciri-cirinya yang bawaan dari lahir, detail dari kemampuannya dapat diubah dengan pengalaman. Contoh dari hal ini adalah seekor anjing yang dapat meningkatkan kemampuan mendengarnya dengan belajar.

Insting adalah pola-pola kompleks yang sudah bawaan dari lahir, yang dapat ditemukan pada kebanyakan anggota suatu spesies, dan berbeda dengan refleks, yaitu respons sederhana sebuah organisme terhadap stimulus spesifik, seperti kontraksi pupil sebagai respons jumlah cahaya yang masuk ke mata terlalu banyak, atau pergerakan spasmodik bagian bawah kaki saat lutut dipukul.

Teori oleh para ahli sunting

Sigmund Freud sunting

Sigmund Freud memberikan konsep naluri yang sama pada manusia maupun hewan. Menurutnya, naluri lebih mengutamakan tentang seksual.[1]

Referensi sunting

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jilid 11, 1991

Pranala luar sunting

  1. ^ Juraman, Stefanus Rodrick (2017). "Naluri Kekuasaan Sigmund Freud" (PDF). Jurnal Studi Komunikasi. 1 (3): 284.