Nafsu Kamilah adalah jiwa yang telah benar-benar sempurna dan juga telah mendapatkan pancaran kebenaran dari Tuhan, serta telah mencapai tingkat makrifat.[1] Kebahagiaan yang hakiki baginya ialah hanya berada di haribaan Tuhan (Arab:tawajjuh) dan berdialog dengan-Nya.[1]

Nabi Muhammad adalah salah satu Nabi yang memiliki nafsul Kamilah

Nafsu Kamilah juga dapat diartikan sebagai nafsu yang sempurna yang dimiliki oleh para Nabi dan para Rasul sebagai hasil dari predikat mereka sebagai manusia sempurna ([Arab:insanul kamil).[2] Mereka semua adalah teladan sejati dalam mengemban ibadah lahir dan batin, secara syariat dan hakikat.[2] Mereka adalah pemimpin yang diturunkan oleh TuhanYang Maha Perkasa dan Maha Penyayang untuk membentuk akhlak masyarakat yang diridhoi oleh-Nya.[2]

Nafsu ini selalu memotivasi diri untuk beribadah dan mendapat anugerah ilmu keyakinan.[3] Yang memiliki nafsu ini hanya akan merasakan kebahagiaan hakiki bila bersama dengan Tuhannya.[3] Ada yang berpendapat bahwa nafsu ini akan membuat orang yang memilikinya melebur, menyatu ke dalam zat Tuhan, sehingga mampu menampakkan sifat-sifat ketuhanan.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2325
  2. ^ a b c Susetya, Wawan (2006).Cermin Hati.Solo:Tiga Serangkai. Hal 19
  3. ^ a b c Yasid, Abu.Fiqh Today:Fatwa Traisional untuk Orang Modern.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama. Hal 28