Museum Tekstil (Jakarta)

museum di Indonesia
(Dialihkan dari Museum Tekstil)

Museum Tekstil merupakan museum yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976 oleh Ibu Tien Suharto. Letak museum menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Kota Bambu Selatan No. 4[1] Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.[2]

Museum Tekstil tampak dari depan

Pendirian museum tekstil bertujuan melestarikan budaya tekstil Indonesia. Ada pun visi museumnya adalah menjadikan Museum Tekstil sebagai pusat pelestarian wastra Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional.[3] Ide ini didukung penuh oleh himpunan Wastraprema yaitu sebuah komunitas pencinta kain, tenun dan batik Indonesia.[4] Selain sebagai museum, bangunan ini merangkap sebagai situs cagar budaya dengan nomber SK menteri 0128/M/1998 pada tanggal 27 Februari 1988[5]

Sejarah

sunting
 
Museum Tekstil, Tampak Muka

Pada abad ke-19, bangunan museum ini merupakan rumah pribadi warga negara Prancis. Kemudian dibeli oleh Konsul Turki bernama Abdul Azis Al Mussawi Al Kazimi yang menetap di Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1942 kepemilikan bangunan ini beralih ke Karel Christian Crucq.[6]

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil.[3][7][8]

Pendirian museum tekstil dilatarbelakangi oleh penurunan tren kain tradisional yang dimulai pada tahun 1970. Penurunan tersebut diiringi dengan berkurangnya pemahaman mengenai penggunaannya serta kuantitas dan kualitas kain tradisional.[9] Tak ayal, terdapat dorongan dari para pencinta kain tradisional untuk membuat organisasi yang berorientasi pada pelestarian kain tradisional. Organisasi Wastraprema pun terbentuk, mereka menyumbangkan 500 kain tradisional kepada pemerintahan DKI Jakarta.[10]

Setelah peresmian, pada tahun 1985 dibangun dua gedung baru yang dipergunakan untuk ruang perawatan, ruang penyimpanan koleksi, ruang pengenalan wastra, auditorium, perpustakaan dan kantor.[11] Selanjutnya, pada tanggal 2 Oktober 2010 Museum Tekstil melakukan bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia dan meresmikan Galeri Batik yang menyajikan koleksi Batik dari seluruh Indonesia. Pada satu waktu, UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia piagam Warisan Budaya Tak Benda.[10]

Akses masuk

sunting

Museum Tekstil dibuka setiap hari kecuali hari Senin dan libur nasional, mulai pukul 9.00 WIB hingga 15.00 WIB. Biaya masuk sebesar Rp5.000 (dewasa) atau Rp3.000 (mahasiswa) atau Rp2.000 (pelajar) untuk sekali masuk.[12] Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan layanan masuk museum secara gratis bagi warga dengan tiga kategori, yakni penyandang disabilitas, lanjut usia dan peserta didik penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang berlaku mulai 20 Januari 2017. [13]

Koleksi

sunting

Terdapat sekitar 1914 buah koleksi kain di museum tekstil.[8] Namun, hanya 120 kain yang dipilih untuk dipamerkan dan dipublikasikan. Kain-kain tersebut berasal dari tiap daerah dengan segala corak dan kekhasannya. Setiap koleksi ada yang didapatkan dari pembelian, sumbangan dan hibah. Secara umum terdapat empat jenis koleksi. Pertama kelompok koleksi kain tenun, kedua kelompok kain batik, ketiga kelompok kain kontemporer. Terakhir, kelompok kain campuran.[4]

Museum ini memiliki 50 batik koleksi Museum Tekstil diantaranya kain panjang batik tulis Sidomukti (Surakarta), selendang Loc Chan (Rembang), kain panjang (Cirebon), kain panjang Kawung Kamboja (Solo), dan kain sarung Poleng Madepun (Jawa Tengah). Ada pula tujuh batik yang didesain gambar tokoh-tokoh Irlandia di antaranya, Saint Brigid, Children of Lir, dan Queen Maeve.[14]

Koleks wastra perpaduan akulturasi budaya China, India, Islam dan Eropa juga dimiliki museum ini, diantaranya kain panjang, sarung, selendang, ikat kepala dan kain di meja sembahyang (tokwi) milik warga Tionghoa.[15]

Selain koleksi kain, terdapat juga koleksi bahpeaarrwana batik alami, motif-motif cap batik, tata cara proses membatik dan berbagai macam interior-interior yang bermotif batik seperti tempat tidur, furniture, topeng & wayang golek.[16] Di luar ruangan terdapat taman pewarna alam dengan luas 2.000m², taman tersebut difungsikan untuk melestarikan dan memperkenalkan pepohonan yang biasa dijadikan pewarna alami. Contoh pohon yang ditanam di sana adalah pohon nangka(pewarna kuning), pohon sawo(pewarna coklat), pohon lobi-lobi(pewarna mra..h)[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. GROGOL PETAMBURAN". Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses tanggal 29 Mei 2025. ;
  2. ^ Fadilah, Raihan (2025-03-11). "15 rekomendasi museum di Jakarta untuk study tour". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  3. ^ a b "Museum Tekstil". www.mitramuseumjakarta.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 2022-06-16.
  4. ^ a b c Dimyati, Edi (2010). 47 Museum Jakarta. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 55–59. ISBN 978-979-22-5501-0. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  5. ^ "Museum Tekstil - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 2022-06-16.
  6. ^ Marijan, Kacung (2012). Album Budaya: Direktori Museum Indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 236. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  7. ^ "Tekstil"". Diarsipkan dari asli tanggal 2018-08-17. Diakses tanggal 2018-08-17.
  8. ^ a b "Museum Tekstil". asosiasimuseumindonesia.org. Diakses tanggal 2022-06-16.
  9. ^ "HBIM Jakarta | Disbud DKI Jakarta". hbimjakarta.com. Diakses tanggal 2025-05-28.
  10. ^ a b "Museum Tekstil". www.mitramuseumjakarta.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-16. Diakses tanggal 2022-06-16.
  11. ^ Kompasiana.com (2024-11-30). "Museum Tekstil Jakarta: Destinasi Baru untuk Menjelajahi Keindahan Warisan Tekstil Indonesia". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2025-05-28.
  12. ^ Wanadriani Santosa, Lia (2015-12-10). "Museum Tekstil buka workshop membatik gratis". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  13. ^ "Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2017 tentang Layanan Gratis Masuk Taman Margasatwa Ragunan, Tugu Monumen Nasional dan Museum pada Hari Biasa Bagi Masyarakat Tertentu". JDIH - Jakarta. 27 Januari 2017. Diakses tanggal 2025-05-28.
  14. ^ Mawaddah Putri, Lifia (2024-09-11). "Museum Tekstil rayakan 40 tahun RI-Irlandia dengan pameran batik". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  15. ^ Dharma Shanti, Hreeloita (2025-05-27). "Pameran wastra di Museum Tekstil angkat keindahan akulturasi budaya". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  16. ^ Maulana, Doni (2021-07-02). "Museum Tekstil". dinaskebudayaan.jakarta.go.id (dalam bahasa American English). Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-17. Diakses tanggal 2022-06-16.

6°11′18″S 106°48′35″E / 6.18835°S 106.80962°E / -6.18835; 106.80962