Museum Nasional Tokyo

museum nasional Jepang

Museum Nasional Tokyo (東京国立博物館, Tokyo Kokuritsu Hakubutsukan) adalah museum tertua di Jepang yang berada di Taman Ueno, Tokyo. Didirikan pada tahun 1872, pengelolanya adalah Institut Nasional Peninggalan Budaya (Kokuritsu Bunkazai Kikō).

Tokyo Kokuritsu Hakubutsukan
Peta
Didirikan1872
LokasiJepang Taman Ueno, Tokyo
Jenispeninggalan budaya Jepang dan Asia
Wisatawan1.528.000 (data tahun 2004)
Situs webwww.tnm.jp

Koleksi terdiri dari kekayaan budaya berupa benda seni dan peninggalan arkeologi Asia dan Jepang. Museum ini terdiri dari 5 gedung pameran: gedung utama (galeri Jepang), Tōyōkan (galeri Asia), Heiseikan (arkeologi Jepang), Hyōkeikan (ruang pameran khusus), galeri barang pusaka Hōryū-ji, dan gedung perpustakaan. Koleksinya lebih dari 110.000 buah, 87 di antaranya pusaka nasional Jepang, dan 610 peninggalan budaya penting.

Sejarah

sunting

Awal dari sejarah museum di Jepang adalah pameran benda-benda bersejarah yang diadakan Biro Museum Kementerian Pendidikan Jepang pada tahun 1872. Biro Museum didirikan tahun sebelumnya sebagai penyelenggara pameran-pameran. Aula bernama Taiseiden di Yushima Seidō, Tokyo dijadikan lokasi pameran. Pada iklan dan tiket masuk pada waktu itu, nama museum ditulis sebagai Museum Monbusho. Tahun berlangsungnya pameran tersebut nantinya ditetapkan sebagai tahun berdirinya Museum Nasional Tokyo. Menurut rencana, barang-barang yang dipamerkan akan dikirim ke Pameran Dunia Wina tahun 1873. Dari nishiki-e yang menggambarkan pameran waktu itu, ruangan pameran dipenuhi kotak-kotak etalase dari kaca, lukisan, karya kaligrafi, benda-benda seni, artefak, spesimen, herbarium, dan opsetan hewan. Di antara benda yang dipamerkan terdapat penghias atap shachihoko emas dari Istana Nagoya. Menurut rencana, pameran dimulai 10 Maret 1872 dan hanya berlangsung selama 20 hari. Pengunjung yang ingin melihat ternyata begitu banyak sehingga pengunjung yang masuk harus dibatasi. Pameran akhirnya diperpanjang hingga akhir April 1872. Total pengunjung diperkirakan sejumlah 150.000 orang.

Pada tahun 1873, Museum Monbusho digabung dengan Kantor Pameran (Hakurankai Jimukyoku) yang berada di bawah Dajōkan. Tempatnya juga dipindah dari Yushima Seidō ke Uchiyamashita-chō (sekarang Uchisaiwai-chō di Chiyoda, Tokyo). Pameran tahun 1873 dilangsungkan mulai 15 April 1873 selama tiga setengah bulan. Koleksi museum waktu itu juga mencakup spesimen binatang, tumbuhan, dan batu mineral.

Kantor Pameran kembali disebut Museum (Hakubutsukan) pada tahun 1875, dan pengelolaan museum dialihkan ke Kementerian Dalam Negeri. Pada tahun 1876, Hisanari Machida diangkat sebagai direktur museum yang pertama. Machida adalah birokrat kelahiran Domain Satsuma yang mendirikan gedung museum dan melindungi peninggalan budaya pada awal zaman Meiji. Atas jasa-jasanya, monumen peringatan Hisanari Machida didirikan di halaman belakang museum. Sejak tahun 1881, pengelolaan museum menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian dan Perdagangan sebelum dialihkan ke Badan Rumah Tangga Kekaisaran pada tahun 1886.

Pameran Promosi Industri Dalam Negeri (Naigoku Kangyō Hakurankai) yang pertama berlangsung pada tahun 1887. Pameran tersebut diadakan sesuai kebijakan "memperkaya negeri dengan memperkuat militer, dan mengembangkan industri" (fukoku kyōhei, shokusan kōgyō) yang dijalankan Pemerintah Meiji. Lokasinya di bekas tempat kediaman biksu Kan'ei-ji (lokasi Museum Nasional Tokyo yang sekarang). Dalam pameran tersebut, salah satu gedung dipakai untuk memamerkan benda seni, dan sekaligus menjadi museum seni yang pertama di Jepang. Menurut Machida, gedung sudah sempit dan berbahaya saat terjadi kebakaran. Permintaan Machida untuk memindahkan lokasi pameran ke Taman Ueno dikabulkan pemerintah pada tahun yang sama.

Gedung di Taman Ueno dirancang oleh arsitek Josiah Conder. Lokasinya di bekas tempat kediaman biksu Kan'ei-ji. Setelah selesai pada tahun 1881, gedung berlantai dua dari batu bata tersebut dijadikan tempat Pameran Promosi Industri Dalam Negeri II. Pada bulan Maret tahun berikutnya, gedung di Taman Ueno secara resmi dijadikan gedung utama museum. Gedung museum seni yang dibangun empat tahun sebelumnya untuk Pameran Promosi Industri Dalam Negeri I dijadikan gedung nomor dua. Namun kedua gedung tersebut hancur ketika terjadi gempa bumi besar Kanto 1923.

Pranala luar

sunting