Pu Kumbhayoni adalah seorang pemimpin watak didaerah Walaing pada akhir pemerintahan Maharaja Rakai Pikatan hingga pada awal pemerintahan Maharaja Rakai Kayuwangi dari Kerajaan Medang.

Jejak namanya ditemukan di Situs Ratu Boko berupa empat buah prasasti yaitu Prasasti Krtikavasalingga (856 M) yang isinya tentang pendirian Lingga Krrtivaso oleh Sri Kumbhaja, Prasasti Tryambakalingga (856 M) yang isinya tentang pendirian Lingga Tryambaka oleh Sri Kumbaja, Prasasti Haralingga (856 M) yang isinya juga tentang pendirian hara lingga oleh Kalasodbhawa, dan Prasasti Wukiran (862 M) yang isinya tentang pembangunan Candi Bhadraloka oleh Rakai Walaing Pu Kumbhayoni yang mengaku sebagai cicit dari "Sang Ratu Halu".

Referensi sunting

1. Griffiths, Arlo. 2011. "Imagine Laṅkapura at Prambanan". academia.edu Diakses 1 September 2020.

2. Ingalls, D.H.H. 1962. ‘Cynics and Pāśupatas;The seeking of dishonor’, Harvard Theological Review 55:281–98.

3. Jákl, J. 2008. "Hariśraya A: Cantos 1, 2, 3, 10 and 2c; Edition and translation. MA thesis, Leiden University.

4. "Menelusuri Jejak Pu Kumbhayoni: Hasil Penelusuran untuk Mencari Dua Dusun Kuno di Antara Bukit dan Lembah di Selatan Ratu Boko" Penulis: Setya Krisna Sumargo Editor: Mona Kriesdinar tribunjogja 19 Maret 2019 Diakes 2 September 2020.

5. "Menelusuri Jejak Pu Kumbhayoni: Prasasti Pereng Kuak Tabir Siapa Penguasa Watak Walaing di Bukit Ratu Boko". Penulis: Setya Krisna Sumargo Editor: Mona Kriesdinar tribunjogja 19 Maret 2019 Diakes 2 September 2020.

6. Stutterheim, W.F. 1925. "Rāma-Legenden und Rāma-Reliefs in Indonesien". München: Müller. [2 vols.]

7. ________________. 1928. ‘De plaatsing der Rama-reliefs van tjandi Lara-Djonggrang en de zonne-omloop’, BKI 84:118–31.

8. ________________. 1956. "Studies in Indonesian archaeology". The Hague: Nijhoff.

9. ________________. 1989. "Rāma-legends and Rāma-reliefs in Indonesia". New Delhi: Indira Gandhi Na-tional Centre for Arts and Abhinav Publications. [2 vols.] Vogel, J.Ph. 1921. ‘Het eerste Rāma relief van Prambanan’, BKI 77:202–15 Vries Robbé, A. de. 1984. ‘Teja in de beeldende kunst van Indonesië’, BKI 140:276–88.

10. Weatherbee, D.E. 2000. ‘The Hyang Haji of the Gandasuli II inscription’, in: Lokesh Chandra (ed), Society and culture of Southeast Asia; Continuities and changes, pp.345–53.New Delhi: IAIC and Aditya Prakashan.

11. Winstedt, R.O. 1929. ‘A Patani version of the Rāmā yana’, in: Feestbundel Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, pp.423–34. Weltevreden: Kolff.

12. https://kompasiana.com/amp/jatikumoro/5fc779e643b45b326d1e2f92/prasasti-siwagrha-pertempuran-sengit-memperebutkan-tahta-medang-mataram-kuno

13. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/prasastitryambakalingga/