Mohammad Setia Aji Sastroamidjojo

Prof. Dr. Mohammad Setia Aji Sastroamidjojo, M.Sc. E. Ph.D (Lahir di Selatpanjang, Riau, 1921 - Yogyakarta, 29 Desember 2004)[1] adalah seorang staf ahli LAPAN, Ketua National Point Of Contect Enginering Science Asean,[2] sekaligus Guru Besar Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada. Ia mendapatkan gelar master dalam bidang nuklir dari Massachussetts Institute of Technology (MIT) dan University of California Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat sedangkan gelar doktor dalam bidang fisika zat padat diraih dari Australian National University. Ia adalah ayah dari sastrawan terkenal, Seno Gumira Ajidharma. Ia pernah memberi kata pengantar untuk buku terkait revolusi energi berjudul "Gelombang Revolusi Energi".[3][4] Selain itu, Ia pernah meraih penghargaan Pembina Lingkungan untuk Kalpataru pada tahun 1999 dan menulis buku terkait krisis protein dengan judul "Proces pertempehan sebagai sesuatu jalan untuk mengatasi crisis protein".[5]

Riwayat Hidup sunting

Ia lahir di Riau tetapi menikmati masa kecil di Belitung dan menghabiskan masa sekolah di sana (ELS atau Europeesche Lagere School).[6] Pada awalnya, Ia mengidamkan profesi ayahnya yaitu dokter dan berhasil masuk ke dalam Ika Daigaku di Jakarta. Setelah menyadari bahwa kemampuan ilmu faalnya/fisiologinya jelek, dia baru mengalihkan minatnya ke bidang fisika.

Ketertarikan terhadap Matahari sunting

Minatnya terhadap matahari konon bermula dari dendam “Saya benar-benar tersiksa oleh sinarnya yang membakar itu” tuturnya mengenang masa 1960-an. Untungnya, Ia segera menyadari bahwa hukum alam senantiasa memiliki dua sisi yang saling berlawanan (positif dan negatif). Justru dendam itu yang menjadikannya penasaran. Pak Seno panggilan akrab mulai intip sana, intip sini, dengan mata telanjang. "Busyet, pedih," katanya. Dengan kacamata hitam, sama saja. Kemudian, Ia mengambil kaca bening yang dioles jelaga pekat. "Oh, asyik juga, bagai lukisan surealis,"

Itulah awal-awal bercumbunya dengan matahari. Sejak saat itu, pengagum Leonardo da Vinci makin asyik. Kompor kertas, pengering tembakau, dan pemanas air di rumahnya adalah hasil usahanya, matahari mempertontonkan diri, bagaimana wujudnya jika bersembunyi di balik rembulan. Dalam gelap gerhana tengah hari itu, ia mencatat proses yang terjadi, mengamati perubahan benda lain selama gerhana dan juga mempelajari Teori Einstein bahwa cahaya pun dapat dibelokkan. "Bagi saya, ini tantangan menarik untuk dilayani."

Berkat ketertarikannya terhadap matahari, Ia pernah menjabat sebagai ketua dari Pusat Penelitian Penerapan Tenaga Matahari (P3TM) UGM.[7][8]

Kehidupan Pribadi sunting

Kedua anaknya, buah perkawinannya dengan dr. Pustika, telah dewasa. Yang tertua, Seno Gumira Ajidharma, dikenal sebagai penulis dan menyukai cerita wayang, seperti Pak Seno juga. Bedanya, Pak Seno pernah menulis buku terkait wayang yaitu General System Theory as Key to Understanding Wayang Purwo.[9][10][11][12]

Meskipun dikenal sebagai seorang yang mendapat gelar master/magister fisika nuklir, Ia termasuk orang yang menenentang pembangunan PLTN di Indonesia pada dekade 1990-an selain dengan Prof. Liek Wilardjo.[13]

Ia juga pernah menulis terkait mandala dengan judul "The spherical mandala in Javanese thought".[14]

Rujukan sunting

  1. ^ "fisik@net". www.fisikanet.lipi.go.id. Diakses tanggal 2021-01-04. 
  2. ^ APA DAN SIAPA SEJUMLAH ORANG,185-1986. Jakarta: GRAFITI PERS. 1984. 
  3. ^ "Gelombang Revolusi Energi". obor.or.id. Diakses tanggal 2021-01-04. 
  4. ^ Gelombang Revolusi Energi. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-222-4. 
  5. ^ "Proces pertempehan sebagai sesuatu jalan untuk mengatasi crisis protein""". perpustakaan.litbang.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2021-01-04. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Apa dan Siapa - MOHAMMAD SETIA AJI SASTROAMIDJOJO". ahmad.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-09. Diakses tanggal 2021-01-04. 
  7. ^ Sastroamidjojo, M. S. A. (1986-01-01). "Present and future of astronomical science at Gadjah Mada University, Central Java, Indonesia". Astrophysics and Space Science (dalam bahasa Inggris). 118 (1): 99–100. doi:10.1007/BF00651115. ISSN 1572-946X. 
  8. ^ Administrator (1979-04-28). "Dengan Matahari, Bertenaga". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-04. 
  9. ^ Sastroamidjojo, M. S. A (1986). A physicist looks at the Javanese shadow-puppet performance (dalam bahasa English). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. OCLC 24068566. 
  10. ^ Sastroamidjojo, M. S. A; Yayasan Ilmu Pengetahuan & Kebudayaan Panunggalan; Lembaga Javanologi (1987). Pertunjukan wayang purwo dimata seorang fisikawan. Yogyakarta: Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan "Panunggalan", Lembaga Javanologi. OCLC 20826707. 
  11. ^ Sastroamidjojo, M. S. A (1985). Interpretasi baru dari citra wayang dari sudut science dan teknologi (dalam bahasa Indonesian). Yogyakarta?: publisher not identified. OCLC 63882114. 
  12. ^ "Javanese puppets". mallardconcepts.org.uk. Diakses tanggal 2021-01-04. 
  13. ^ Kurniawan, Iwan, 1957- (1996). Pembangunan PLTN : demi kemajuan peradaban? : sebuah bunga rampai. Wilardjo, L., Stanley, 1959-, Anung, Mohammad, 1960-, Pakpahan, Maria. (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Diterbitkan atas kerja sama INFID, WALHI, dan Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-236-7. OCLC 35365244. 
  14. ^ Sastroamidjojo, M. S. A. (1997-01-01). "The spherical mandala in Javanese thought". Culture Mandala (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 5811. [pranala nonaktif permanen]