Tokugawa Mitsukuni

(Dialihkan dari Mito Komon)

Tokugawa Mitsukuni (徳川光圀)(11 Juli 162814 Januari 1701) atau terkenal sebagai Mito Komon (水戸黄門) adalah daimyo Jepang yang berpengaruh di bidang politik pada awal zaman Edo. Cucu dari Tokugawa Ieyasu, Mitsukuni adalah daimyo ke-2 dari klan Mito, menggantikan ayahnya yang bernama Tokugawa Yorifusa (anak ke-7 Ieyasu).

Tokugawa Mitsukuni
Lahir(1628-07-11)11 Juli 1628
Meninggal14 Januari 1701(1701-01-14) (umur 72)

Mitsukuni menulis Buku Besar Sejarah Jepang (Dai Nihon shi) yang membandingkan kaisar-kaisar yang memerintah Jepang dengan dinasti-dinasti yang ada di Tiongkok. Isi buku ini membangkitkan rasa nasionalisme Jepang pada tahun-tahun terakhir Keshogunan Tokugawa.

Pada usia 27 tahun, Mitsukuni menikah dengan putri kedua Konoe Nobuhiro yang menjabat Kanpaku (kepala penasehat kaisar). Pada tahun 1661, Mitsukuni yang berusia 34 tahun diangkat sebagai daimyo wilayah han Mito (sekarang disebut Prefektur Ibaraki dan Prefektur Tochigi). Pada usia 63 tahun, Mitsukuni menjadi pejabat tinggi istana setelah diangkat kaisar menjadi Chunagon. Jabatan tersebut setara dengan deputi menteri keuangan (bahasa Jepang: Komon) pada zaman dinasti Tang, sehingga panggilan kehormatan Mitsukuni adalah Mito Komon (penguasa wilayah han Mito sekaligus pejabat Komon).

Setelah mengundurkan diri ke rumah peristirahatan bernama Seizanso pada tahun 1691, Mitsukuni wafat pada tahun 1701 di usia 73 tahun. Mitsukuni hanya memiliki seorang anak laki-laki yang memakai nama keluarga Matsudaira. Pewaris Mitsukuni bernama Tokugawa Tsunaeda (anak angkat dari kakak kandungnya).

Legenda Mito Komon

sunting

Mitsukuni lebih dikenal sebagai pahlawan rakyat bernama Mito Komon yang disenangi orang banyak di Jepang hingga menjadi legenda. Asal usul legenda adalah cerita perjalanan Mitsukuni ke seluruh pelosok Jepang yang berkembang sebagai cerita fiksi berjudul Catatan Perjalanan Mito Mitsukuni (Mito Mitsukuni Manyū-ki) di periode akhir zaman Edo hingga zaman Meiji.

Mito Komon dikenal sebagai penggemar makan enak dan suka mencicipi berbagai macam makanan khas daerah selama perjalanannya ke pelosok-pelosok Jepang. Mito Komon mengaku sebagai orang Jepang pertama yang makan ramen dengan kuah dari ham yang dimasak berdasarkan resep asli dari Tiongkok. Selain itu, Mito Komon disebut-sebut sebagai orang Jepang pertama yang mencicipi keju, yogurt, minum susu, minum anggur dari Eropa, dan makan gyoza dari Tiongkok. Setelah mengabaikan larangan memakan hewan berkaki empat, Mito Komon adalah orang Jepang pertama yang memakan daging hewan berkaki empat (sapi dan domba). Walaupun demikian, makanan kesenangan Mito Komon adalah kulit ikan salmon yang dipanggang.

Serial drama

sunting

Cerita tentang Mito Komon terus-menerus didramatisasi dalam bentuk novel. Sejak tahun 1969, jaringan televisi TBS serial drama yang mengisahkan perjalanan hidup Mito Komon yang menyamar sebagai rakyat biasa pergi mengembara ditemani pengawal setia bernama Suke () dan Kaku (). Dalam perjalanan, Mito Komon selalu hadir menegakkan kebenaran yang tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa. Jika menemui pertengkaran atau perkelahian, Mito Komon menunggu hingga saat terakhir untuk menyelesaikan perkara. Jika perkelahian tidak bisa diselesaikan secara damai, Kaku pengawalnya selalu berkata, "Apa kau tidak bisa lihat lambang keluarga siapa ini?" (「この紋所が目に入らぬか!!」, Kono mon dokoro ga me ni hairanuka!!) sambil memperlihatkan kotak obat berlambang klan Tokugawa. Setiap orang, terutama orang yang bermaksud buruk digambarkan selalu gentar melihat lambang klan Tokugawa yang dibawa Mito Komon.

Pranala luar

sunting