Minyak geranium atau minyak kerenyam adalah minyak asiri yang terbuat dari bagian-bagian tumbuhan geranium. Kandungan utama di dalam minyak geranium adalah geraniol. Minyak geranium digunakan untuk perawatan kulit, pengusir hama kutu daun dan campuran minyak kayu putih. Masalah utama dalam penyediaan minyak geranium adalah kelangkaan akibat peralihan jenis tanaman pangan.

Minyak geranium yang disimpan di dalam botol kaca.

Kandungan sunting

 
Salah satu spesies tumbuhan dari genus geranium. Bagian batang, daun dan bunganya diekstrak untuk membuat minyak geranium.

Minyak geranium adalah salah satu jenis minyak asiri.[1] Bahan pembuatannya adalah bagian batang, daun dan bunga geranium yang telah diekstrak.[2] Di dalam minyak geranium terdapat banyak geraniol.[3]

Kegunaan sunting

Perawatan kulit sunting

Minyak geranium dapat membuat kulit bersinar. Selain itu, fungsinya juga untuk menghilangkan penyakit gatal-gatal.[4]

Pengusir kutu daun sunting

Kutu daun memiliki sifat penolakan yang lebih kuat terhadap minyak geranium dibandingkan dengan jenis minyak lainnya. Sifat penolakan ini sama kuatnya antara minyak geranium dan minyak mimba. Keduanya memiliki masa pengusiran kutu daun selama maksimal 6 hari setelah penyemprotan. Sedangkan jenis minyak lainnya hanya mampu bertahan selama 1–3 hari.[5]

Campuran minyak kayu putih sunting

Dalam tata rias wajah, minyak kayu putih lazim digunakan sebagai minyak bakar, minyak penguap, minyak pijat dan minyak mandi. Penggunaannya dapat dicampurkan dengan minyak asiri lainnya, salah satunya minyak geranium.[6]

Ketersediaan sunting

Minyak geranium memiliki permasalahan yang sama dengan jenis minyak asiri lainnya yaitu masalah persediaan. Minyak geranium mengalami kelangkaan. Alasannya adalah peralihan petani yang memilih untuk menanam tanaman pangan.[7]

Referensi sunting

  1. ^ Rengga, W. D. P., dkk. (2020). Potensi Minyak Atsiri Serai dan Pinus sebagai Antinyamuk (PDF). Semarang: Penerbit Fastindo. hlm. 6. ISBN 978-602-6627-65-0. 
  2. ^ Sofiah, P. S., Nurlaili, dan Pratiwi, D. (2019). Kamus Tata Kecantikan Kulit dan Rambut (PDF). Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 53. ISBN 978-602-437-918-6. 
  3. ^ Julianto, Tatang S. (2016). Minyak Atsiri Bunga Indonesia (PDF). Sleman: Deepublish. hlm. 86. ISBN 978-602-401-205-2. 
  4. ^ Akbar, Zaidul (2020). Jurus Sehat Rasulullah: Hidup Sehat Menebar Manfaat. Syamil Quran. hlm. 171. ISBN 978-623-928-735-1. 
  5. ^ Sahwalita, dan Herdiana, N. (2016). Wardah, Nyimas, ed. Panduan Budidaya Nilam (Pogostemon cablin Benth.) dan Produksi Minyak Atsiri (PDF). Palembang: Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. hlm. 32. ISBN 978-602-74164-7-5. 
  6. ^ Bula, M., dkk. (2022). Mengenal Metode dan Teknik Penyulingan Minyak Kayu Putih (PDF). Kendari: CV. Literasi Indonesia. hlm. 14. ISBN 978-623-99055-2-1. 
  7. ^ Hunter, Murray (2009). Essential Oils: Art, Agriculture, Science, Industry and Entrepreneurship: a Focus on the Asia-pacific Region (PDF). New York: Nova Science Publishers, Inc. hlm. 15. ISBN 978-1-60741-865-8.