Meryibre Khety, juga dikenal oleh nama Horusnya Meryibtawy, merupakan seorang Firaun dari Dinasti ke-9 atau ke-10 Mesir, selama Periode Menengah Pertama.

Pemerintahan

sunting
 
Gambaran tongkat kayu eboni yang bertuliskan gelar Meryibre Khety.

Beberapa ilmuwan[1][2][3][4] percaya bahwa Meryibre Khety adalah pendiri Dinasti ke-9, seorang tokoh nomark Herakleopolitan yang mengumpulkan cukup banyak otoritas untuk menyatakan dirinya sendiri sebagai penerus sah dari para firaun Dinasti keenam. Tampaknya Meryibre memerintah atas nomark tetangganya dengan tinju besi, dan kemungkinan karena alasan inilah nantinya penguasa Manetho yang terkenal itu adalah Achthoes,[3] seorang raja jahat yang menjadi gila dan kemudian terbunuh oleh seekor buaya.

Alternatif, egiptolog lainnya seperti Jürgen von Beckerath[5] percaya bahwa Meryibre bertakhta menjelang akhir Dinasti ke-10, sesaat sebelum Raja Merikare.

Karena pendapat para ilmuwan yang kontras, pemerintahan Meryibre sulit dipertanggungjawabkan dan diberi tanggal dengan kehandalan; jika ia benar-benar pendiri Dinasti ke-9, pemerintahannya seharusnya dimulai dengan konvensional pada sekitar tahun 2160 SM,[6] sementara dalam kasus kedua pemerintahannya seharusnya dimulai sekitar seabad kemudian.

Pengesahan

sunting

Karena namanya tidak disebutkan di dalam Daftar Raja Turin (mungkin karena papirus itu sangat rusak pada titik ini), penguasa ini hanya diketahui oleh beberapa objek: semacam anglo atau keranjang tembaga dari sebuah makam di dekat Abydos (yang ditemukan bersama dengan palet ahli taurat yang berisi nama Raja Merikare) dan sekarang dipamerkan di Museum Louvre, sebuah pecahan kayu eboni dari Meir sekarang berada di Museum Mesir (JE 42835), sebuah fragmen peti mati gading dari Lisht dan beberapa penemuan kecil lainnya.[2][3] Namun berkat beberapa monumen tersebut, gelar kerajaan Meryibre adalah yang terlengkap di antara firaun-firaun terkenal periode ini.

Referensi

sunting
  1. ^ Flinders Petrie, A History of Egypt from the Earliest Times to the XVIth Dynasty (1897), pp. 114–15.
  2. ^ a b Alan Gardiner, Egypt of the Pharaohs. An introduction, Oxford University Press, 1961, p. 112.
  3. ^ a b c William C. Hayes, in The Cambridge Ancient History, vol 1, part 2, 1971 (2008), Cambridge University Press, ISBN 0-521-07791-5, p. 464.
  4. ^ Nicolas Grimal, A History of Ancient Egypt, Oxford, Blackwell Books, 1992, p. 140.
  5. ^ Jürgen von Beckerath, Handbuch der Ägyptischen Königsnamen, 2nd edition, Mainz, 1999, p. 74.
  6. ^ William C. Hayes, op. cit., p. 996.

Pranala luar

sunting