Media tanam (metan) disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman umumnya berupa tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membuat media tumbuh buatan sendiri atau komersial.[1] Media tanam umumnya memiliki berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin, serta kandungan lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal.[2]

Fungsi Media Tanam

  1. fungsi penyokong tanaman
  2. fungsi penyedia nutrisi/hara
  3. fungsi penyedia air

Jenis Media Tanam [3]

Secara umum, jenis media tanam terbagi menjadi media tanam organik, anorganik dan air. Perbedaannya yaitu media tanam organik bahannya memiliki kandungan unsur mineral yang tinggi, sedangkan media tanam anorganik bahannya berasal dari proses pelapukan batuan induk dalam bumi.

Adapun contoh yang termasuk jenis media tanam adalah sebagai berikut:

1. Media Tanam Arang

Media tanam arang merupakan jenis media tanam organik yang berasal dari kayu maupun hasil pembakaran batok kelapa. Arang sangat cocok dipakai untuk dipakai sebagai media tanam anggrek.

Terutama pada tanaman-tanaman yang ditanam di daerah dengan kelembapan yang tinggi.

Keunikan yang dimiliki media tanam jenis arang yaitu bahannya tidak mudah lapuk, yang membuatnya tidak mudah ditumbuhi jamur.

Selain itu, media ini juga memiliki sifat buffer atau penyangga sehingga, tidak terlalu bisa mengikat air dalam jumlah banyak.

2. Media Tanam Pupuk Kandang

Pupuk Kandang adalah media tanam organik yang terbuat dari kotoran hewan. Pupuk kandang yang digunakan sebagai media tanam adalah yang berwarna hitam pekat.

Hal tersebut menandakan bahwa pupuk kandang itu sudah matang dan steril. Pemilihan tersebut bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri cendawan yang bisa merusak tanaman.

Alasan pupuk kandang bisa dijadikan pilihan media tanam yang baik adalah karena mengandung unsur hara yang lengkap, seperti fosfor (P), kalium (K) dan natrium (N).

3. Media Tanam Sekam Padi

Jenis media tanam organik selanjutnya yaitu sekam padi. Sekam padi berasal dari proses gilingan kulit biji padi (Oryza sativa).

Sekam padi yang biasa digunakan sebagai media tanam bisa berupa sekam mentah atau sekam padi yang dibakar. Keduanya sama-sama memiliki tingkat porositas yang sama.

Penggunaan sekam bakar sebagai media tanam tidak perlu disterilisasi lagi. Alasannya, mikroba patogennya telah mati selama proses pembakaran.

Kelemahannya, sekam bakar akan cenderung lebih mudah lapuk.

Di sisi lain, sekam yang tidak dibakar akan mudah mengikat air dan tidak mudah lapuk. Namun, sekam mentah cenderung minim akan unsur hara.

4. Media Tanam Cocopeat

Cocopeat adalah media tanam yang berasal dari sisa-sisa sabut kelapa. Biasanya, yang dipakai untuk media tanam adalah serat kelapa.

Cocopeat sifatnya hampir sama seperti arang sekam, namun kemampuan untuk menyimpan airnya lebih tinggi.

Maka dari itu, media tanam cocopeat cocok digunakan pada daerah yang kering dengan curah hujan yang rendah.

5. Media Tanam Rockwool

Media tanam rockwool adalah jenis media tanam yang ramah lingkungan, karena terbuat dari kombinasi batu, seperti batu kapur, batuan basalt, batu bara yang dipanaskan dengan suhu sekitar 1.600°.

Setelah meleleh, gabungan batu tersebut berubah menjadi serat-serat.

Kelebihan rockwool yaitu mengandung pH yang cenderung tinggi sehingga cocok untuk dijadikan media tanam bagi beberapa jenis tanaman.

6. Media Tanam Gabus (Styrofoam)

Awalnya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi untuk penyesuaian diri tanaman, sebelum ditanam di lahan. Namun, saat ini bisa dijadikan alternatif sebagai media tanam.

Styrofoam adalah jenis media tanam anorganik yang terbuat dari kopolimer styrene.

Styrofoam yang digunakan bisa dalam bentuk yang sudah dihancurkan, menjadi bola-bola kecil (sebesar biji kedelai). Namun, sayangnya media tanam styrofoam sering dijadikan sarang oleh semut.

7. Media Tanam Hidroponik

Hidroponik merupakan jenis media tanam yang memanfaatkan air. Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan air, di mana pemenuhan kebutuhan nutrisi tanamannya tanpa menggunakan tanah.

Penerapan hidroponik bisa dilakukan untuk sayuran hijau. Misalnya, kangkung, pakcoy, selada, sawi, dan sebagainya

Hidroponik

sunting

Media tanam Pada pertanian hidroponik hanya bersifat inert, yakni tidak menyediakan unsur hara, hanya berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman saja, diantaranya Arang sekam, Spons, Expanded clay, Rockwool, Sabut (Coir), Perlite, Batu apung (Pumice), Vermiculite, Pasir, Kerikil, serbuk kayu.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "What is Growing Media? | University of Maryland Extension". extension.umd.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 2017-09-14. 
  2. ^ "Fungsi Akar Pada Tumbuhan Dan Jenis-Jenis Akar Lengkap". Seputar Pengetahuan (dalam bahasa Inggris). 2015-05-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 2017-09-14. 
  3. ^ https://www.detik.com/bali/berita/d-6477470/inilah-7-jenis-media-tanam-terbaik-agar-tanaman-tumbuh-subur