MAA-1 Piranha adalah rudal udara ke udara pertama yang dikembangkan oleh Brasil untuk dua Angkatannya yaitu Angkatan Udara dan Angkatan Laut. MAA-1 Piranha merupakan rudal yang menggantikan rudal AIM-9 Sidewinder. Alasan penggantian Sidewinder adalah rudal itu telah tua karena mulai digunakan pada tahun 1950an.[1] Proyek MAA-1 Piranha dibuat pada akhir 1970-an, akan tetapi pengembangannya baru dimulai pada pertengahan tahun 1990-an oleh Mectron dan pada September 2002 akhirnya mencapai beberapa tingkat kemampuan operasional. Rudal Piranha adalah rudal jenis peluncuran dan lupakan, artinya jika rudal ini telah diluncurkan, maka tidak perlu menginput data apapun. Saat ini sudah ada beberapa negara yang menggunakan MAA-1 Piranha sebagai sebagai bagian dari sistem pertahanan diantaranya adalah Angkatan Udara Brasil dan Angkatan Laut Brasil, Angkatan Udara Kolombia, Angkatan Udara Pakistan dan Angkatan Udara Indonesia. Selain MAA-1 Piranha masih ada 15 rudal udara yang digunakan diantaranya AIM – 9 Sidewinder, R – 73 Archer, R – 27 Alamo, R -77 Adder yang digunakan Tentara Nasional Indonesia Angkatan udara.[2] Saat ini sudah beberapa pesawat dilengkapi rudal MAA-1 Piranha seperti contoh Jet Tempur JF-17 Thunder dan Pesawat Super Tucano atau EMB-314 Super Tucano. Jet Tempur JF-17 Thunder merupakan pesawat besutan China-Pakistan. Pesawat ini sering diidentikan dengan pejuang multiguna generasi keempat. Semua rangka/bingkai logam dari jet tempur ini dirancang oleh China untuk angkatan udara Pakistan dan ekspor massal. Kelebihan utamanya adalah pada harganya yang murah. Akan tetapi walaupun harganya murah pesawat ini dilengkapi dengan berbagai macam persenjataan beberapa diantaranya adalah rudal udara ke udara MAA-1 Piranha (Short-range)[174) dan AIM-9L/M (Short-range) sedangkan Pesawat Super Tucano atau EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya. Dari desainnya, pesawat ini sangat pas untuk mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak. Untuk melaksanakan tugas - tugas tersebut, pesawat ini dilengkapi dengan berbagai koleksi senjata seperti bon jenis MK-81/MK-82, bom cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser, sekelas Maverick. Untuk menghadapi duel di udara, EMB-314 Super Tucano juga dapat membawa rudal anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha.[3] Misil andalan pesawat ini yakni MAA-1 Piranha yang didatangkan dari luar karena industri pertahanan dalam negeri belum mampu membuatnya [4]

Spesifikasi sunting

Rudal merupakan senjata dengan peluru kendali.[5] Beberapa negara mulai memproduksi rudal, salah satu jenis rudal yang sering digunakan adalah MAA-1 Piranha. Perusahaan Mectron adalah perusahaan yang dipercaya dalam pembuatan rudal udara ke udara MAA-1 Piranha. Maa-1 Piranha terdiri dari 2 jenis rudal yaitu MAA-1A Piranha dan MAA-1B Piranha. MAA-1A Piranha merupakan tipe rudal udara-ke-udara jarak pendek yang diproduksi oleh negara Brasil. Rudal ini menggunakan mesin roket berbahan bakar padat.

MAA-1A Piranha adalah jenis rudal yang sudah digunakan oleh angkatan laut dan angkatan udara dari beberapa negara diantaranya adalah Angkatan Udara Brasil, Angkatan Laut Brasil, Angkatan Udara Kolombia, Angkatan Udara Pakistan dan Angkatan Udara Indonesia (Tentara Nasional Angkatan Udara) yang terbukti membeli pesawat Super Tucano yang dilengkapi dengan rudal MAA-1A Piranha untuk melaksanakan duel di udara.[6]

MAA-1B Piranha merupakan rudal tipe rudal udara-ke-udara jarak pendek yang tempat diproduksinya juga di Brazil. Selain rudal, saat ini Brasil juga mulai memproduksi roket [7].Untuk saat ini, rudal yang diproduksi yaitu MAA-1B Piranha baru digunakan oleh Angkatan Udara Brasil dan Angkatan Laut Brasil. Rudal pabrikan Mectron ini memerlukan biaya sekitar $ 250-300 ribu untuk satu buah produksinya. Rudal yang dijadwalkan selesai pada tahun 2013 memiliki panjang 2,738 meter (107,8 in) dan lebar sayap 0,64 meter (25 in). Rudal baru ini akan melengkapi pesawat F-5M, AMX A-1M, dan Super Tucano milik Angkatan Udara Brasil. Rudal ini dilengkapi dengan pencari warna ganda, menampilkan sudut pandang 70 derajat dengan laju trek 40 derajat per detik, dan rentang 50% lebih lama, serta peningkatan kemampuan manuver yang dicapai dengan mengubah aerodinamika kontrol penerbangan rudal asli. MAA-1B mampu ditunjuk oleh radar pesawat. MAA-1A Piranha dan MAA-1B Piranha merupakan rudal udara ke udara pertama yang berhasil dikembangkan oleh negara Brasil. Jika kedua rudal tersebut dibandingkan dengan senjata lainnya, maka lawan yang pantas untuknya adalah Vympel R-73 dan Python IV.


Referensi sunting

  1. ^ az (2019-01-06). "AIM-9X Block II, Revolusi Tak Terbayangkan Rudal Sidewinder". JejakTapak. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  2. ^ BERITAKINI.CO. "Mengintip Kekuatan TNI Saat Ini, Tak Bisa Diremehkan Dunia". BERITAKINI.CO. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  3. ^ "EMB-314 Super Tucano". TNI Angkatan Udara. Diakses tanggal 2020-01-28. 
  4. ^ "Super Tucano Gatotkaca Indonesia Tiba Siang Ini". portal.merauke.go.id. Diakses tanggal 28 Januari 2020. 
  5. ^ "rudal | Arti Kata rudal". www.kamusbesar.com. Diakses tanggal 2020-01-31. 
  6. ^ Galih, Bayu (ed.). "Mengenal 5 Pesawat Andalan TNI Angkatan Udara..." Kompas.com. Diakses tanggal 2020-01-31. 
  7. ^ Ramadhan, Bagus. "Pindad Dipercaya Merakit Roket Buatan Brasil". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-31.