Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya adalah lonceng peninggalan Kesultanan Samudera Pasai. Lonceng ini merupakan hadiah dari Laksamana Cheng Ho dalam kunjungannya ke Nusantara pada tahun 1414 Masehi. Lonceng Cakra Donya merupakan hadiah persahabatan antara Kesultanan Samudera Pasai dan Kaisar Tiongkok. Lonceng Cakra Donya berbentuk stupa. Pembuatannya pada tahun 1409 Masehi. Pada awalnya, Lonceng Cakra Donya dipakai dalam setiap peneyerbuan oleh kapal perang Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya" (1607-1636). Fungsinya sebagai alat pemanggil jika ada hal-hal bebrahaya yang terjadi di laut. Selain itu, Lonceng Cakra Donya digunakan pula sebagai pemberi aba-aba dalam perang. Setelah kapal Cakra Donya dirampas oleh Portugis, Lonceng Cakra Donya dibawa namun kemudian dikembalikan ke Kesultanan Aceh. Lonceng Cakra Donya kemudian di simpan dalam kompleks Istana Darud Dunia di sudut kanan Masjid Raya Baiturrahman. Fungsi lonceng berubah menjadi alat azan dan penanda waktu berbuka puasa. Setelah tidak digunakan di kapal, lonceng Cakra Donya sempat digantung di depan Masjid Raya Baiturrahman yang saat itu masuk dalam area Istana Sultan Aceh. Lonceng ini juga digunakan sebagai penanda berkumpul untuk mendengarkan maklumat Sultan. Lonceng Cakra Donya di pindahkan ke Museum Aceh pada tahun 1915.[1]

Lonceng Cakra Donya di Museum Aceh

Referensi

sunting
  1. ^ Pusat Sejarah TNI (2019). Booklet Genta Bangsa Indonesia (PDF). Jakarta: sejarah-tni.mil.id. hlm. 8–10.