Lokomotif B27

salah satu lokomotif uap di Indonesia

Lokomotif B27 adalah lokomotif uap buatan pabrik Hartmann, Jerman. Lokomotif ini memiliki susunan gandar 0-4-2T dan berat 22 ton. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar kayu jati.

Lokomotif B27
Lokomotif B27
Lokomotif B2705 di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Jerman
Nomor seriB27
Tanggal dibuat1912, 1914, dan 1921
Jumlah dibuat16 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-4-2T
Susunan roda AARB
Klasifikasi UICB
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Berat
Berat kosong25,2 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Kinerja
Kecepatan maksimum45 km/h
Daya mesin225 hp
Lain-lain

Sejarah sunting

Industrialisasi di kota Semarang, yang telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-19, tidak dapat terhindar dari masalah perekrutan tenaga kerja. Suatu industri modern di Semarang yang kemudian menjadi faktor akselerasi perekrutan tenaga kerja bagi industri-industri di kota ini salah satunya adalah jalur kereta api milik perusahaan kereta api swasta Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang berpusat di Semarang dan menuju ke daerah-daerah seperti Mayong, Kudus, Demak, Rembang, Purwodadi dan Blora. Dengan menggunakan transportasi kereta api, banyak pekerja dari daerah-daerah tersebut datang ke kota Semarang untuk bekerja.[1]

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan transportasi di daerah Semarang dan sekitarnya, mulai tahun 1902, SJS meningkatkan kualitas jalan rel pada rute SemarangDemakPurwodadiBlora. Tujuan peningkatan kualitas jalan rel ini adalah untuk meningkatkan batas kecepatan kereta api menjadi 45 km/jam. Dengan meningkatnya batas kecepatan tersebut, maka SJS mulai mendatangkan 16 lokomotif uap B27 dari pabrik Hartmann (Jerman). 16 lokomotif B27 didatangkan pada tahun 1912, 1914 dan 1921. Walaupun hanya memiliki berat 22 ton namun lokomotif ini mampu melaju hingga kecepatan maksimum 45 km/jam dan memiliki daya 225 hp (horse power).

Lokomotif B27 digunakan untuk menarik rangkaian kereta penumpang. Menurut data dari Verslag Van De Toestand Der Gemeente Semarang Over 1928 (halaman 187), kereta milik SJS berhasil mengangkut penumpang dari luar kota Semarang ke ke kota Semarang sebanyak 706.767 orang pada tahun 1928.

Lokomotif B27 menggunakan bahan bakar kayu jati dan didesain untuk dioperasikan di jalur datar. Lokomotif ini memiliki susunan roda 0-4-2T. Lokomotif B27 memiliki banyak komponen yang sama dengan lokomotif uap B52. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar kayu jati dan menggunakan sistem superheater, yakni sistem pembakaran dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi dari kubah menuju ke silinder.

Dari 16 lokomotif B27, saat ini hanya tersisa 2 lokomotif B27, yaitu B2705 dan B2711. B2705 (mulai operasional tahun 1912) dipajang di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta). B2711 (mulai operasional tahun 1914) dipajang di Museum Kereta Api Ambarawa (Jawa Tengah).

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 51. ISBN 978-602-0818-55-9.