Likee atau Meudikee adalah adalah salah satu tradisi masyarakat Aceh, likee berasal berasal dari kata "zikir" dalam bahasa Arab, likee berisi pujian-pujian kepada Allah SWT dan solawat kepada Rasulullah, yang dipertunjukkan pada acara Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Selain berisi pujian, berisikan juga sejarah perjuangan Nabi Muhammad ﷺ dalam menyebarkan ajaran Islam dan kisah-kisah yang bertemakan pendidikan dan tamsilan-tamsilan yang bermanfaat bagi kehidupan.[1]

Dalam prakteknya, likee dilantunkan oleh sekelompok laki-laki yang sudah dewasa dan juga anak-anak, biasanya terdiri dari 20 sampai 30 anak laki-laki. Mereka dipimpin oleh dua sampai empat orang dewasa sebagai syeh. Dulunya, syair-syair likee disampaikan menggunakan bahasa Arab, namun belakangan ini syair-syair likee disampaikan juga dalam bahasa Aceh, pada syair pengantar dan penutup syeh likee harus membangkitkan radat (irama) dalam melantunkan syair-syair likee.

Dibagi dalam tiga babak

Pada babak pertama, pemain likee duduk bersila di lantai meunasah (surau) tempat maulid diadakan. Pada babak kedua, para pemain yang duduk bersila tadi kemudian berdiri saling berpegangan tangan. Gerakan babak ketiga serupa dengan babak pertama tapi lebih lembut. Biasanya satu pergelaran likee menghabiskan waktu tiga sampai empat jam. like tidak ditampilkan ditempat terbuka, hal tersebut berkaitan dengan makna likee itu sendiri yang bermakna zikir, dan hanya dimainkan pada bulan Maulid.

lokasi persebaran : Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar

Referensi sunting

  1. ^ Dwiari Ratnawati, Lien. Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan kebudayaan RI.