Lansana Conté (sekitar 1934 – 22 Desember 2008[2]) adalah Presiden Guinea sejak 3 April 1984 hingga kematiannya. Ia seorang Muslim dan bagian dari suku Soussou. Setelah kematiannya terjadi kudeta militer di negaranya. Jabatannya kemudian dipegang oleh Moussa Dadis Camara, pemimpin Dewan Nasional untuk Pembangunan dan Demokrasi Guinea.

Lansana Conté
Presiden Guinea ke-3
Masa jabatan
5 April 1984 – 22 Desember 2008
Perdana MenteriDiarra Traoré
Sidya Touré
Lamine Sidimé
François Lonseny Fall
Cellou Dalein Diallo
Eugène Camara
Lansana Kouyaté
Ahmed Tidiane Souaré
Sebelum
Pendahulu
Louis Lansana Beavogui (penjabat)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahirsekitar 1934
Dubréka, Guinea Prancis
Meninggal22 Desember 2008
Partai politikPKK
Suami/istriBeberapa[1]
Find a Grave: 32410688 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pekerjaan

sunting

Lahir di Moussayah Loumbaya (Dubréka), Conté menempuh pendidikan lokal di sekolah Koranic dan Dubréka. Ia juga menempuh pendidikan di sekolah militer Bingerville, Pantai Gading dan Saint Louis, Senegal.

Pada tahun 2005, ia memecat Pemimpin Pemerintahan Daelin Diallo yang diumumkan melalui sebuah dekret dan ditayangkan lewat saluran televisi nasional. Menteri Negara Kepresidenan Fode Bangoura secara efektif diangkat menjadi pemimpin pemerintahan. Hal ini dilakukan sehubungan berbagai aksi yang terjadi.

Ia melarang warga negaranya meninggalkan rumah setelah jam malam diberlakukan sejak 13 Februari 2007. Ia memberlakukan Undang-undang Darurat menyusul demonstrasi dengan kekerasan terhadap pemerintah yang berlangsung berhari-hari. Tentara dan polisi yang bersenjata lengkap berpatroli di jalan-jalan Conakry, ibu kota Guinea. Undang-undang darurat hanya memperbolehkan warga keluar dari rumah selama empat jam, antara pukul 16.00 sampai 22.00. Ia mengumumkan di TV dan radio pemerintah pada 12 Februari 2007 malam soal tindakan keras militer yang berlaku sampai 23 Februari 2007. Itu dimaksudkan untuk memadamkan gelombang kerusuhan dan penjarahan di seluruh negeri yang menyertai pemogokan umum menentang pemerintahannya yang telah berlangsung selama 23 tahun.


Ia maju dan menang dalam pemilihan presiden yang ketiga pada 21 Desember 2003 dengan 95,3% suara setelah semua calon oposisi, kecuali satu orang, memboikot pemilu itu, sambil mengungkapkan keyakinan mereka bahwa Conté tidak akan mengizinkan pemilihan yang adil. Dalam beberapa tahun belakangan ini kesehatan Conté pun merosot dan kemampuannya untuk bertahan sampai akhir masa jabatannya diragukan.

Pada 19 Januari 2005, dilaporkan bahwa iring-iringan mobilnya ditembaki dalam perjalanan ke Conakry dalam sebuah rencana pembunuhan yang gagal. Conté, yang tidak terluka, kemudian menyiarkan lewat radio dan televisi bahwa ia selamat karena Tuhan belum menetapkan saat kematiannya. Ia pun mengutuk mereka yang dikatakannya berusaha menggagalkan pembangunan Guinea. [1]

Kematian

sunting

Dini hari 23 Desember 2008, Aboubacar Somparé, Presiden Dewan Nasional, mengumukan di televisi bahwa Conté telah meninggal pada pk. 18.45 waktu setempat pada 22 Desember "setelah lama menderita sakit",[2] tanpa menyebutkan sebab-sebab kematiannya.[3] Menurut Somparé, selama bertahun-tahun Conté "menyembunyikan penderitaan fisiknya demi memberikan kebahagiaan bagi Guinea."[3] Pada tahun-tahun sebelum kematiannya, telah berkali-kali Conté meninggalkan negaranya untuk menjalani perawatan kesehatan,[2] dan spekulasi tentang kesehatannya telah lama menyebar. Bertentangan dengan kebiasaannya, Conté tidak muncul di televisi untuk menandai Tabaski sebelumnya pada Desember 2008, dan hal ini telah mencetuskan spekulasi baru serta keprihatinan tentang kemungkinan terjadinya kekerasan apabila ia meninggal dunia. Pada saat yang hampir bersamaan, sebuah surat kabar menerbitkan sebuah foto yang memberikan kesan bahwa kesehatan tubuh Conté buruk dan ia mengalami kesulitan untuk berdiri. Editor surat kabar itu ditangkap dan surat kabarnya diharuskan mencetak sebuah foto yang memperlihatkan Conté dalam keadaan sehat.[3]

Menurut Konstitusi, Presiden Dewan Nasional akan mengambil alih jabatan kepresidenan apabila terjadi kekosongan, dan pemilihan presiden yang baru harus diadakan dalam tempo 60 hari.[2] Somparé meminta Ketua Mahkamah Agung, Lamine Sidimé, menyatakan jabatan itu kosong dan memberlakukan Konstitusi.[2][4] Perdana Menteri Souaré dan Diarra Camara, kepala Angkatan Darat, berdiri berdampingan dengan Somparé saat pengumuman dibacakan.[3][5] Declaring 40 days of national mourning for Conté,[6][7] Souaré menganjurkan rakyat "tenang dan menahan diri". Ia memerintahkan tentara untuk mengamankan perbatasan dan memelihara ketenangan di seluruh negara "demi menghormati kenangan terhadap almarhum pemimpin yang hebat".[7]

Enam jam setelah Somparé mengumumkan kematian Conté, sebuah pernyataan dibacakan di televisi yang mengumumkan sebuah kudeta militer.[8] Pernyataan ini, yang dibacakan oleh Kapten Moussa Dadis Camara[9] atas nama sebuah kelompok yang menyebut dirinya Dewan Nasional untuk Demokrasi dan Pembangunan (CNDD),[8] mengatakan bahwa "pemerintah dan lembaga-lembaga Republik telah dibubarkan". Pernyataan ini juga mengumumkan pembatalan Konstitusi "serta semua aktivitas politik dan uni".[9]

Pemakaman Conté diadakan di Conakry pada 26 Desember. Jenazahnya disemayamkan di gedung parlemen sebelum dibawa ke stadion nasional; 20.000 orang datang untuk menghormatinya. Para pemimpin engara tetangga juga jadir untuk pemakamannya. Jenderal Mamadou Ba Toto dari CNDD mengatakan dalam pemakaman itu bahwa "kita beroda kepada Tuhan untuk memberikan kita keberanian untuk melanjutkan pekerjaan [Conté] yang penuh toleransi dan damai demi kesejahteraan Guinea". Setelah itu, jenazahnya dikebumikan di desa Lansanaya.[10]

Didahului oleh:
Louis Lansana Beavogui
Presiden Guinea
19842008
Diteruskan oleh:
Moussa Dadis Camara

Rujukan

sunting
  1. ^ "Guinea's strongman feels the heat", BBC News, Januari 22, 2007
  2. ^ a b c d e "Guinea's long-time military leader Conte dies", AFP, 23 Desember 2008.
  3. ^ a b c d "Guinea's dictator, Lansana Conte, dies", Associated Press (International Herald Tribune), 23 Desember 2008.
  4. ^ "Economie et Politique: Somparé demande au président de la Cour suprême de faire constater la vacance du pouvoir" Diarsipkan 2012-02-16 di Wayback Machine., Guinéenews, 22 Desember 2008 (Prancis).
  5. ^ "Guinea: Coup Follows Conté's Death", allAfrica.com, 23 Desember 2008.
  6. ^ "Economie et Politique : Le gouvernement décrète 40 jours de deuil national ; le programme des obsèques attendu mardi" (dalam bahasa French). Guinéenews. 2008-12-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-14. Diakses tanggal 2008-12-23. 
  7. ^ a b "Military takes control in Guinea". BBC News. 2008-12-23. Diakses tanggal 2008-12-23. 
  8. ^ a b "Military-led group announces coup in Guinea" Diarsipkan 2008-12-26 di Wayback Machine., Associated Press, 23 Desember 2008.
  9. ^ a b "Death of Guinea dictator prompts 'coup'", AFP (Sydney Morning Herald), 23 Desember 2008.
  10. ^ "Guinea junta praises late dictator, woos foreign critics", AFP, 26 Desember 2008.