Labi-labi moncong babi

bahasa Indonesia
Labi-labi moncong babi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Superfamili:
Famili:
Subfamili:
Carettochelyinae
Genus:
Carettochelys
Spesies:
C. insculpta
Nama binomial
Carettochelys insculpta
Ramsay, 1887

Labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) adalah satu-satunya jenis labi-labi yang masih lestari yang merupakan anggota keluarga Caretochelidae.

Hewan endemik Papua yang kerap disebut kura-kura ini populasinya di alam bebas sangat terancam karena merupakan hewan peliharaan populer dan sering diselundupkan ke luar negeri (Cina dan Taiwan) untuk dikonsumsi sebagai obat. Ia hidup di sejumlah sungai di daerah selatan Papua dan di beberapa tempat di Queensland utara.

Taman Nasional Gunung Lorentz menjadi tempat perlindungan terakhirnya.

Deskripsi

sunting
Video labi-labi moncong babi berenang

Labi labi moncong babi tidak seperti spesies kura-kura air tawar lainnya yang memiliki kaki sebagai alat gerak. pada Kaki labi -labi berfungsi sebagai sirip, menyerupai penyu. Hidungnya terlihat seperti babi, memiliki lubang hidung di ujung moncong yang berdaging, maka disebut kura kura hidung babi (pig-nosed turtle) . Karapas biasanya berwarna abu-abu, dengan tekstur kasar, sedangkan plastron berwarna krem. Jantan dapat dibedakan dari betina dengan ekornya yang lebih panjang dan lebih sempit. Kura-kura hidung babi bisa tumbuh hingga sekitar 70 cm (28 in) panjang karapas, dengan berat lebih dari 20 kg (44 lb).[1]

Distribusi

sunting

Penyebaran labi - labi moncong babi ditemukan di daerah Australia utara, Irian Jaya selatan, dan Papua Nugini selatan. Habitat yang khas yang disenangi labi - labi moncong babi termasuk sungai, muara, laguna, danau, rawa dan kolam yang sekelilingnya adalah hutan lebat. Sebagian besar labi - labi babi ditemukan di perairan dengan dasar pasir dan kerikil tertutup oleh lumpur, dan rata-rata kedalaman enam kaki. Dua wilayah di mana kura-kura ini telah dipelajari adalah daerah Sungai di selatan New Guinea dan Sungai di Australia utara[2]

Seperti halnya banyak kura-kura di lokasi terpencil, labi - labi babi ini dipercaya sangat langka. Meskipun data jumlah populasi yang tepat saat ini tidak tersedia, Namun, ada laporan terbaru tentang penurunan populasi di beberapa wilayah di mana spesies itu pernah melimpah. Karena itu, Australia telah melindungi kura-kura ini dari eksploitasi. Namun, New Guinea belum menerapkan tindakan konservasi apa pun. Karena perlindungannya di Australia, kura-kura hidung babi jarang tersedia di daftar dealer di Amerika Serikat. Namun di Jepang dan negara lain yang sering menawarkan kura-kura Pig-nosed untuk dijual.[3]

Makanan

sunting

Meskipun labi - labi hidung babi adalah omnivora yang berarti memakan tumbuhan dan hewan, mereka lebih menyukai tanaman dan buah daripada binatang di alam liar. makanan meraka berpusat di sekitar buah dan daun ara liar. Populasi hidup subur dengan memakan buah ara, apel, buah kiwi dan pisang, serta sesekali potongan ikan dan udang. Beberapa orang juga menemukan kura-kura ini sangat menyukai cacing dan anak tikus.[3]

Perilaku

sunting

Pada labi - labi hidung babi dewasa membutuhkan kolam besar atau aliran sungai yang besar sebagai tempat hidupnya. Individu yang lebih kecil dapat hidup di kolam - kolam kecil yang memiliki tanaman air dan tempat persembunyian bawah air sebagai tempat perlindungan. Suhu air harus dijaga antara 79 °F (26,1 °C) dan 86 °F (30 °C). Kualitas air sangat penting untuk berhasil menjaga spesies ini. Sistem penyaring biologi harus ada. Jika kualitas air yang buruk maka akan menyebabkan gangguan kulit jamur atau bakteri pada karapas. Tidak perlu menyediakan tempat berjemur bagi labi - labi hidung babi. Akses ke tanah harus disediakan untuk betina dewasa agar mereka bisa bersarang. Betina biasanya dapat bertelur antara 7 sampai 39 telur. Jenis kelamin tergantung pada suhu ketika telur diinkubasi, jenis kelamin jantan diproduksi ketika telur berada pada kisaran suhu konstan 82 - 86 °F (27,7-30 °C). Masa inkubasi bervariasi dari 60 hingga 70 hari[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Obst, Fritz Jurgen (1998). Cogger, H.G.; Zweifel, R.G., eds. Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. San Diego: Academic Press. p. 118. ISBN 0-12-178560-2
  2. ^ Bargeron, Michael (1997). "The Pig-nosed Turtle, Carettochelys insculpta". California Turtle & Tortoise Club. Retrieved 2013-04-08
  3. ^ a b c https://tortoise.org/archives/pignose.html

Pranala luar

sunting