LOT Penerbangan 007

Artikel ini adalah mengenai LOT Polish Airlines Penerbangan 007, Untuk kasus kecelakaan Korean Air, lihat Korean Air Penerbangan 007.

LOT Polish Airlines Penerbangan 007
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan pada tahun 1979, di Bandara JFK.
Ringkasan insiden
Tanggal14 Maret 1980
RingkasanKerusakan mesin dan kehilangan kendali penerbangan
LokasiWarsawa, Polandia
Penumpang77
Awak10
Cedera0
Tewas87 (semua)
Selamat0
Jenis pesawatIlyushin Il-62
Nama pesawatMikołaj Kopernik
OperatorLOT Polish Airlines
RegistrasiSP-LAA
AsalBandar Udara Internasional John F. Kennedy, New York (JFK/KJFK)
TujuanBandar Udara Frédéric Chopin Warsawa, Poland (WAW/EPWA)

LOT Polish Airlines Penerbangan 007 adalah sebuah pesawat Ilyushin Il-62 beregistrasi SP-LAA (dinamai Nicholas Copernicus atau Mikołaj Kopernik dalam bahasa Polandia) yang jatuh ketika kru pesawat membatalkan pendaratan dan mencoba go-around saat pesawat akhirnya mengalami kerusakan pada mesin, yang akhirnya merusak kontrol pesawat secara keseluruhan. Seluruh 87 penumpang dan awaknya tewas.

Latar belakang

sunting

LOT Polish Airlines memulai penerbangan transatlantik di awal dekade 1970an. Pejabat setempat memutuskan membeli pesawat Ilyushin Il-62 yang baru diperkenalkan di dekade tersebut. LOT membeli pesawat buatan Uni Soviet tersebut karena pengaruh politik Soviet (Catatan: Di era 1970an, Polandia, bersama negara-negara Eropa Timur lainnya berada di bawah pengaruh politik komunisme Uni Soviet dengan Pakta Warsawa-nya)

Kecelakaan

sunting

Penerbangan 007 berangkat dari John F. Kennedy International Airport pada 13 Maret 1980 pukul 21.18 malam waktu setempat setelah ditunda akibat badai salju. Penerbangan ini dipiloti oleh Kapten Pawel Lipowczan dan Kopilot Tadeusz Łochocki. Setelah 9 jam di udara, kru memulai persiapan mendarat di Bandar Udara Warsawa, Okecie, Polandia. Kru mendapati satu lampu indikator roda pendaratan tidak menyala sehingga kru melakukan go-around. Namun, setelah beberapa saat naik, pesawat itu tiba-tiba menukik tajam. Pada pukul 11.35 waktu setempat, pesawat ini akhirnya jatuh di parit sebuah benteng tua peninggalan abad ke-19. Pesawat ini hancur berkeping-keping dan bagian badan tenggelam di parit benteng.

Korban tewas sebanyak 87 orang, termasuk penyanyi Polandia Anna Jantar, pakar musik etnik Amerika Allan P.Merriam, enam siswa Polandia yang baru pulang dari konferensi AIESEC di AS, serta kontingen petinju amatir Amerika yang akan bertanding melawan petinju Polandia dan Uni Soviet. Mereka adalah Kelvin D. Anderson, Elliot Chavis, Gary Tyrone Clayton, Walter Harris, Byron Lindsay, Andrea McCoy, Paul Palomino, Byron Payton, George Pimental, Chuck Robinson, David Rodriguez, Lemuel Steeples, Jerome Stewart, Col. Bernard Callahan, Thomas "Sarge" Johnson, Joseph Bland, John Radison, Junior Robles, Lonnie Young, Delores Wesson, Dr. Ray Wesson dan Steve Smigiela.

Ironisnya, pada saat kejadian, di bandara Okecie, Warsawa tengah digelar seminar mengenai keselamatan penerbangan dan aplikasinya. Dalam dua kejadian yang berbeda, seorang mekanik udara, Ryszard Chmielewski, dijadwalkan untuk terbang dengan penerbangan tersebut. namun ia bertukar kerja dengan rekannya akibat jet-lag pada penerbangan sebelumnya. Tujuh tahun kemudian, sebagai mekanik udara dan instruktur dari mekanik udara Wojciech Kłossek, ia terbang dalam LOT Penerbangan 5055.

 
Makam bagi para awak pesawat, di Warsawa

Korban

sunting
Kebangsaan Penumpang Kru Total
  Polandia 42 10 52
  Amerika Serikat 28 0 28
  Uni Soviet 4 0 4
  Jerman Timur 3 0 3
Total 77 10 87

Investigasi dan kronologi kecelakaan

sunting

Investigator yang datang ke lokasi dengan cepat menemukan kotak hitam pesawat, namun rekaman suara kokpit terhenti 26 detik sebelum jatuh.

Ketika diselidiki, diketahui mesin kiri dalam - mesin nomor 2 ditemukan terpotong dua dan kehilangan turbin tekanan rendahnya. Ketika potongan turbin ditemukan, diketahui turbin itu pecah menjadi 3 bagian. Belakangan diketahui turbin itu pecah akibat kelelahan logam. Selain itu, tuas gas mesin 2 dan 3 (kanan dalam) dalam posisi mati, tetapi mesin 4 disetel untuk dorongan maksimum.

Menurut insinyur-insinyur Soviet, pesawat Il-62 masih bisa mendarat dengan 1 mesin. Namun, setelah diselidiki, ditemukan bahwa turbin tekanan rendah pecah 9 detik setelah pesawat naik (dengan dorongan maksimum)untuk go-around, potongan-potongan turbin yang pecah ini terbang ke segala arah. Satu bagian mengenai mesin no.1 (mesin kiri luar) dan merusaknya. Satu bagian yang lain mengenai badan pesawat, merusak rudder (kemudi) dan elevator (kemudi sayap belakang). Potongan elevator berhamburan dan merusak mesin nomor 3. Rusaknya elevator dan rudder ini merusak sistem hidraulis pesawat dan menyebabkan kemudi mengarah ke bawah, membuat pesawat menukik tajam. Potongan tersebut juga merusak kabel di kotak hitam (perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit), sehingga memutus rekaman, 26 detik sebelum jatuh. Ketika menyelidiki roda pendaratan yang diduga tidak terjulur dan terkunci sempurna (penyebab pesawat ini go-around), roda pendarat telah terkunci sempurna. Ini disebabkan pantulan cahaya matahari yang menyilaukan mata pilot, sehingga kurang teliti melihat indikator lampu pendaratan. Seorang pilot veteran LOT yang pernah menerbangkan Il-62 dan Il-62M, Kapten Tomasz Smolicz (ia menerbangkan "Kopernik" pada tanggal 13 Maret 1980 dengan rute Warsawa - New York, sehari sebelum kecelakaan) mengatakan pada penerbangan New York - Warsawa, pilot biasanya mendarat dengan arah landasan (runway course) 155 (selatan-selatan-timur) dan jika dilakukan sebelum atau saat tengah hari atau hari terik, sinar matahari memantul langsung ke mata pilot sehingga menyilaukan. Inilah yang menyebabkan pilot kurang teliti melihat lampu pendaratan.

Penyebab kecelakaan

sunting

Menurut laporan resmi, kecelakaan ini disebabkan oleh:

  • Kecacatan material pada turbin tekanan rendah
  • Kesalahan teknik produksi pada mesin Kuznetzov NK-8, mesin pesawat ini. Ketika produksi, kesalahan teknik produksi melemahkan daya tahan turbin dalam menghadapi tekanan udara yang besar ketika udara disedot dan dibakar menjadi tenaga dorong. Ketika turbin ini gagal, potongan turbin tekanan rendah menjadi terpisah dari kompresornya.

Satu dokumen yang dipublikasikan tahun 2010 membuktikan bahwa otoritas Polandia berkontribusi dalam kecelakaan itu dengan menuntut LOT Airlines menghemat biaya operasi.[1] Dokumen itu juga mengungkapkan bahwa beberapa bulan sebelum kecelakaan, mesin itu dilaporkan mengalami getaran yang tidak biasa dalam penerbangan. Solusi saat itu hanya "menukar mesin" dengan Il-62 lainnya. Ini disebabkan LOT saat itu tidak memiliki peralatan memadai untuk perawatan mesin sehingga solosi ini dilaksanakan dengan asumsi jika mesin ini rusak, 3 mesin lainnya yang beroperasi dapat membuat pesawat ini terbang dengan aman. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa masalah ini dapat mengakibatkan kerusakan mesin lainnya.

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-08. Diakses tanggal 2011-01-17. 

All information in this entry is based on information, interviews and documents presented in two episodes of the Polish TV series "The Black Series" about air, land and marine incidents and disasters in post-war Poland: "Kopernik" (about Flight 007) and "Kościuszko" (about LOT Polish Airlines Flight 5055).

Pranala luar

sunting

Gambar-gambar pesawat sebelum jatuh

sunting

Disaster site pictures

sunting