Dalam kriptozoologi dan kriptobotani, kriptid (dari bahasa Yunani: κρύπτω, translit. krypto yang berarti "sembunyi") adalah makhluk atau tanaman yang konon ada namun tidak diketahui oleh konsensus ilmiah dan sering kali sangat sulit dipercaya.[1] Contoh kriptid terkenal yaitu Yeti di Himalaya dan monster Loch Ness di Skotlandia. Kadang kala kriptid disebut pula "UMA", akronim dari Unidentified Mysterious Animals (Hewan Aneh Misterius).

Replika monster Loch Ness di Museum Nessie di Skotlandia. Monster Loch Ness merupakan salah satu kriptid terkenal.

Ikhtisar

sunting

Istilah kriptid dicetuskan oleh John E. Wall tahun 1983 dalam sebuah surat kepada Perkumpulan Kriptozoologi Internasional (International Society of Cryptozoology).[2] Bagaimanapun, mulanya 'cryptid' digunakan untuk merujuk kepada anggota subfamili Cryptinae yaitu suatu familia tawon pemburu (ichneumon wasp). Hampir seluruh Cryptinae dinyatakan sebagai idiobiont ectoparasitoids, yang berarti parasit yang menghalangi pertumbuhan inangnya setelah menjangkitinya dan berkembang di luar tubuh inangnya, kadang kala melekat atau mengikatkan diri di jaringan tubuh inangnya. Imbuhan "crypt-" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tersembunyi" atau "rahasia".

Fosil Protoceratop (kiri) berparuh mirip burung yang diduga sebagai inspirasi makhluk Griffin (kanan) dalam legenda.

Istilah 'kriptid' juga dipakai oleh para kriptozoolog kepada hewan yang keberadaannya diakui oleh komunitas ilmiah, tetapi lebih diminati dalam kriptozoologi, misalnya coelacanth, yang pernah dipercaya sudah punah, dan okapi, yang pernah dianggap sebagai makhluk khayalan belaka.[3] Makhluk dalam legenda seperti unicorn dan naga kadang kala dianggap kriptid, tetapi banyak kriptozoolog tidak menganggapnya demikian.[4] Meskipun begitu, suatu kasus tertentu dapat membuat naga dan griffin menjadi makhluk yang benar-benar kriptid. Jeannine Davis-Kimball, Ph.D., menulis dalam Warrior Women (2002) bahwa apa yang tampaknya merupakan makhluk fantastis dapat didasari oleh sesuatu yang masuk akal: ahli folklor Adrienne Mayor melacak perkembangan historis mengenai legenda dua makhluk tersebut, dan menyimpulkan bahwa keduanya berasal dari penemuan kuno ratusan fosil Protoceratop dan Psittacosaurus di Bukit Berapi Turkestan dan kaki bukit Tien Shan.

Orang yang skeptis[1] berpendapat bahwa bukti keberadaan kriptid umumnya sebatas bukti anekdot dan bentuk bukti lainnya yang tidak layak sebagai suatu penelitian ilmiah dalam komunitas zoologi pada umumnya. Para pendukung[5] pendapat tersebut setuju bahwa bukti-bukti dalam kriptozoologi kurang meyakinkan. Umumnya ilmuwan yang ragu akan kriptid sependapat bahwa beberapa kasus tertentu mungkin menandakan keberadaan hewan yang belum diketahui.[3]

Beberapa bukti yang didapat untuk mendukung keberadaan kriptid telah dibeberkan sebagai pemberitaan palsu (contohnya, foto Monster Loch Ness oleh dokter bedah). Beberapa bukti tak langsung telah meyakinkan beberapa ilmuwan terkenal yang sebelumnya ragu akan keberadaan kriptid.[6]

Kriptid merupakan subjek beberapa acara televisi, misalnya Monster Quest, Destination Truth, The Secret Saturdays, The X-Files, Lost Tapes, Roswell Conspiracies dan Supernatural.

Klasifikasi Eberhart

sunting
 
Spesimen serigala Honshu di Museum Sains Nasional, Jepang. Meskipun dinyatakan punah, beberapa orang melaporkan penampakan hewan tersebut sehingga dianggap sebagai kriptid.
 
Ilustrasi naga laut yang disaksikan Hans Egede, uskup Greenland, tahun 1734 di Samudra Atlantik. Hingga kini keberadaan naga laut belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
 
Kelinci yang menderita tumor di bagian mulut akibat virus Shope papilloma. Jika tumor tumbuh di bagian kepala maka dapat mengesankan munculnya suatu tanduk, seperti mitos Jackalope.

George M. Eberhart dari American Library Association (Perkumpulan Pustakawan Amerika),[7] yang menulis untuk Journal of Scientific Exploration, mengklasifikasi sepuluh macam hewan misterius yang diselidiki dalam kriptozoologi:

  1. Anomali persebaran [hewan yang berada di tempat yang tak lazim sebagai wilayah persebarannya, misalnya kucing besar aneh di Britania Raya];
  2. Tak terungkapkan, tak lazim, atau variasi selain spesies yang diketahui [misalnya anaconda raksasa yang dilaporkan dari Amazonia atau singa tutul dari Afrika Timur];
  3. Sintasan spesies yang punah pada masa kini [misalnya burung pelatuk paruh gading yang dianggap punah sekitar 1960, atau Sapi laut Steller yag dianggap punah sekitar 1770, kadang kala keduanya dilaporkan masih terlihat pada masa kini];
  4. Sintasan spesies yang diketahui sudah menjadi fosil pada masa kini [misalnya mokele-mbembe di Afrika Tengah, kadang kala dikatakan sebagai dinosaurus yang masih hidup];
  5. Lingerling, atau sintasan spesies yang diketauhi dari catatan fosil dalam masa sejarah daripada perkiraan masa kini [misalnya mamut berbulu, dianggap punah sekitar 12.000 SM namun adakalanya dinyatakan masih hidup pada zaman berikutnya];
  6. Hewan yang tak dikenal dalam catatan fosil namun dikaitkan dengan spesies masa kini [misalnya serigala Andes atau ikan pari manta belang yang dilaporkan oleh William Beebe pada 1930-an];
  7. Hewan yang tak dikenal dalam catatan fosil maupun tak terkait dengan spesies masa kini [misalnya Bigfoot dari Amerika Utara atau naga laut];
  8. Hewan miologis berbasis zoologi [misalnya Griffin, sebagian terinspirasi dari penemuan fosil di Asia Tengah];
  9. Seperti makhluk gaib atau supranatural dengan ciri-ciri mirip hewan [misalnya Mothman, hantu anjing hitam atau beberapa peri yang disebutkan dalam folklor];
  10. Pemberitaan palsu atau identifikasi yang keliru [misalnya Jackalope, kelinci bertanduk yang diciptakan sebagai lelucon, tetapi mungkin terinspirasi oleh kelinci yang terinfeksi oleh virus Shope papilloma, yang mengakibatkan munculnya tumor mirip tanduk].

Sebagai tambahan, Eberhart menganjurkan enam pengecualian dari klasifikasi kriptid:

  1. Tak penting. "Kriptid pasti besar, aneh, berbahaya, atau penting bagi manusia dalam kasus tertentu."
  2. Kurangnya kontroversi. "Seseorang mengamati seekor hewan misterius dan orang lain menentang penampakan tersebut. Kriptozoolog bertindak sebagai penengah antara saksi mata dan ilmuwan skeptis."
  3. Eratik. "Aligator […] yang berada di tempat yang tak lazim, dan jelas-jelas akibat campur tangan manusia, bukan merupakan misteri zoologi […] Jika seseorang menemukan spesies aligator baru yang hanya ada di saluran pembuangan, itu masalah yang berbeda."
  4. Manusia mengerikan [misalnya zombi]
  5. Malaikat atau setan […] "hal gaib dan supranatural dapat diakui hanya jika ada penampakan mirip hewan (penampakan manusia serigala, yang mungkin termasuk jenis anjing atau serigala nyata, atau hewan karnivora misterius)."
  6. Alien "[semacam makhluk luar angkasa] tiba pada masa lampau dan dianggap sebagai penduduk Bumi."

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Carroll, Robert T. (09-02-23). "Cryptozoology". The Skeptic's Dictionary. Diakses tanggal 2009-04-12. 
  2. ^ "John E. Wall of Manitoba coined it [the word "cryptid"] in a letter published in the summer 1983 issue of the ISC Newsletter (vol. 2, no. 2, p. 10), published by the International Society of Cryptozoology." Coleman, L. in Cryptomundo.com
  3. ^ a b Sharps, Matthew J., Justin Matthews & Janet Asten. 2006. Cognition and Belief in Paranormal Phenomena: Gestalt/Feature-Intensive Processing Theory and Tendencies Toward ADHD, Depression, and Dissociation. The Journal of Psychology: Interdisciplinary and Applied. 140 (6), pp. 579–590 DOI: 10.3200/JRLP.140.6.579-590
  4. ^ Cryptozoology A to Z: The Encyclopedia of Loch Monsters, Sasquatch, Chupacabras, and Other Authentic Mysteries of Nature by Loren Coleman and Jerome Clark (NY: Simon and Schuster, 1999, ISBN 0-684-85602-6).
  5. ^ Coleman, Loren (1999). Cryptozoology A to Z: The Encyclopedia of Loch Monsters, Sasquatch, Chupacabras, and Other Authentic Mysteries of Nature. New York, New York: Simon and Schuster. ISBN 0-684-85602-6. 
  6. ^ Stein, Theo. 2003. Bigfoot Believers: Legitimate scientific study of legend gains backing of top primate experts. Denver Post.
  7. ^ Eberhart, George M. "Mysterious Creatures: Creating A Cryptozoological Encyclopedia." 2005. Journal of Scientific Exploration. Vol. 19, No. 1, pp. 103–113].

Referensi

sunting

Bacaan lebih lanjut

sunting