Koran elektronik atau koran digital (Inggris: e-paper) adalah surat kabar dalam format elektronik yang dapat diakses dengan komputer atau ponsel cerdas. Karena perkembangan teknologi, koran yang hanya berbentuk cetak, kini tersedia versi digital atau elektronik dari versi cetak tersebut. Koran versi cetak secara digitalisasi dibuat persis atau menyerupai sumbernya yang biasanya menggunakan metode pemindaian.

Sejarah sunting

Koran elektronik berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya Internet yang mulai dipopulerkan pada tahun 1982. Koran digital muncul sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi sekaligus menjawab kebutuhan konsumen yang membutuhkan penyebaran informasi yang cepat, mudah, dan instan.

Salah satu koran nasional yang mempelopori berkembangnya koran elektronik adalah koran Kontan yang mulai membuat koran dalam bentuk digital pada 2 Juli 2008. Hari berikutnya, giliran Kompas memulai versi koran elektroniknya. Dua koran nasional lain yang menjadi pelopor digital adalah harian Republika dan Tempo. Beberapa koran nasional lainnya yang sudah dapat diperoleh dalam bentuk elektronik atau digital antara lain The Jakarta Post, Jawa Pos, dan Media Indonesia.

Keunggulan sunting

Berikut ini beberapa keunggulan koran elektronik:

  • Tampilan lebih menarik karena ditambah animasi dengan tulisan serta tata letak dan desain warna yang lebih banyak.
  • Kemudahan memilih berita mana saja yang akan dibaca, dan artikel yang dapat dibaca menjadi lebih banyak karena mampu diakses sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama.
  • Cepat dan bisa disimpan, tak perlu bersusah membolak-balik karena bisa memilih-milih artikel yang hendak dibaca serta waktu yang lebih singkat untuk membacanya karena mampu mengakses artikel sekaligus dalam kurun waktu yang sama. Selain itu, artikel yang penting bisa disimpan dengan cara mengunduhnya dalam format PDF.
  • Sesuai dengan isu pemanasan global saat ini, koran elektronik menghemat penggunaan kertas dan percetakan. Konten dari sebuah koran dapat langsung diunggah sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam proses percetakan yang biasa dipakai oleh media cetak. Ancaman ketersediaan kertas yang semakin menipis semakin berkurang di samping harga kertas yang semakin mahal dan ketersediaanya yang semakin menipis.
  • Memangkas biaya produksi dan pengiriman yang mencapai angka 75 persen dari biaya pengeluaran produksi seluruhnya. Sebagian penerbit melihat inovasi teknologi ini membantu mereka meraih iklan daring lebih besar lagi.
  • Praktis dan mudah, dan penyimpanan koran elektronik tidak memerlukan sebuah ruang atau tempat yang luas.

Lihat pula sunting

Bacaan lanjutan sunting

  • Burton, Graeme, 1999, Media dan Budaya Populer, Yogyakarta: Jalasutra.
  • Fidler, Roger, 2003, Mediamorfosis, Yogyakarta: Bentang Budaya.
  • Cintan, Therina, 2009, Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi 345884, Jakarta: Universitas Indonesia.
  • Rubin, Rebecca B, 2004, Communication Research Measures, London: Palmgreen Erlbaum Associates Publishers.

Pranala luar sunting