Kongkang racun
Kongkang Racun | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Fei,Ye & Huang 1990
|
Spesies: | O. hosii
|
Nama binomial | |
Odorrana hosii Boulenger, 1891.
|
Kongkang racun adalah nama sejenis kodok dari suku Ranidae. Nama ilmiahnya adalah Odorrana hosii Boulenger, 1891. Orang Sunda menyebutnya kolé héjo. Sedangkan namanya dalam bahasa Inggris adalah poisonous rock-frog. Diberi nama demikian karena kulitnya mengandung kelenjar racun yang mampu membunuh hewan-hewan kecil. Sementara nama ilmiahnya diberikan untuk mengenang Charles Hose, seorang naturalis dari Inggris (Iskandar, 1998).
Pemerian
suntingKodok yang cantik ini berukuran sedang sampai besar, bertubuh kekar. Panjang tubuh umumnya antara 45–100 mm SVL (snout-to-vent, dari ujung moncong hingga ke anus). Kodok jantan lebih kecil dari yang betinanya.
Kulit dorsal (bagian punggung) berbintil halus dan rapat, umumnya hijau terang, hijau lumut sampai hijau tua; ada pula yang kebiruan. Sisi tubuh hijau kekuningan. Sebuah garis gelap, cokelat tembaga hingga kehitaman[1], dan putus-putus tidak beraturan berjalan di sisi tubuh dari ujung moncong, pipi, sebelah atas timpanum (gendang telinga), sebelah bawah lipatan dorsolateral, memanjang hingga ke pinggang. Di sana-sini, garis gelap ini bercampur dengan bercak kehijauan, kekuningan, atau keemasan.
Bibir atas berwarna keemasan, bibir bawah kecokelatan. Iris mata keemasan. Selain di bibir dan moncong, warna dan bercak kuning atau keemasan sering pula terdapat di tangan, lipatan dorsolateral bagian belakang dan pangkal paha.
Jari-jari tangan dan kaki dengan ujung yang melebar membentuk piringan. Selaput renang penuh mencapai pangkal piringan pada jari kaki[1], cokelat gelap atau kehitaman warnanya. Sisi bawah tubuh (ventral) berkulit halus, putih bersemu keemasan. Sisi bawah paha cokelat merah daging, sisi atasnya berbelang-belang cokelat sampai gelap kehitaman.
Kebiasaan dan Penyebaran
suntingKatak ini berasosiasi dengan sungai berbatu. Jarang ditemui jauh dari sungai, O. hosii menyukai aliran air yang deras dan jernih, terutama di hutan-hutan yang belum atau hanya sedikit terganggu. Di malam hari,[1] kodok ini kerap ditemui di tepian sungai berbatu atau di atas tetumbuhan dekat aliran air. Pada musim kawin, belasan hingga puluhan katak jantan biasa berkumpul berdekatan di atas batu di tepi air yang berarus deras.
O. hosii diketahui tersebar cukup luas, mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa hingga Borneo.
Catatan
suntingRacun kodok ini tidak berbahaya bagi manusia sepanjang tidak tertelan. Selalu mencuci tangan setelah menangkap atau memegang kodok, cukup untuk melindungi diri dari bahaya racun tersebut.
Bahan bacaan
sunting- Inger, R.F. and R.B. Stuebing, 1997. A Field guide to The Frogs of Borneo. Natural History Publications (Borneo) Sdn.Bhd., Kota Kinabalu, Sabah.
- Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.
Rujukan
sunting- ^ a b c Musthofa, Imam; Ali, Raafi Nur; Pamungkas, Kuncoro Tri (2021). Panduan Lapangan Herpetofauna (Amfibi & Reptil) di Kawasan Ekowisata Desa Jatimulyo. Yogyakarta: Masa Kini. hlm. 63. ISBN 978-623-96813-1-9.
Pranala luar
sunting(Inggris) Amphibian Species of the World 3.0, an Online Reference.