Konflik Keraton Surakarta

Konflik Keraton Surakarta atau konflik Keraton Solo adalah sebuah perebutan tahta atas Keraton Solo antara Hangabehi dan Tejowulan yang bermula pada tanggal 11 Juni 2004.

Hangabehi bersama Tejowulan di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta

Awal Mula

sunting

Konflik bermula saat Susuhunan Pakubuwana XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota. Krisis tersebut memunculkan kedua anak Sinuhun yang saling mengklaim pemangku takhta sah, yakni Hangabehi dan Tedjowulan. Bahkan, masing-masing pihak menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar Pakubuwana XIII.[1]

Peristiwa

sunting
  • 11 Juni 2004 – Susuhunan Pakubuwana XII wafat tanpa menunjuk permaisuri maupun putra mahkota
  • 10 Juli 2004 – Rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Pakubuwana XII menetapkan bahwa KGPH Hangabehi sebagai putra tertua Pakubuwana XII yang berhak menjadi raja selanjutnya
  • 31 Agustus 2004 – Tejowulan keluar dari keraton, dan diangkat sebagai Susuhunan Pakubuwana XIII oleh beberapa pihak di Sasana Purnama, Badran, Kottabarat, Surakarta yang merupakan rumah dari Mooryati Soedibyo[2]
  • 10 September 2004 – KGPH Hangabehi naik tahta sebagai Susuhunan Pakubuwana XIII[3]
  • 4 Juni 2012 – Penandatanganan kesepahaman antara Hangabehi dan Tedjowulan, didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa Hangabehi tetap menjadi raja Pakubuwana XIII, sedangkan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih[4]
  • 15 Juni 2012 – Beberapa pihak keraton yang menolak perdamaian tidak menerima Tejowulan sebagai Mahapatih, dan menimbulkan keributan ketika Tejowulan menghadiri acara Tingalan Jumenengan ke-8 Pakubuwana XIII[5]
  • 26 Agustus 2013 – GKR Wandansari dan beberapa kerabat keraton yang tergabung di kubu Lembaga Dewan Adat memaksa masuk ke dalam Sasana Putra di kawasan Keraton Surakarta dan membuat kekacauan dengan membubarkan secara paksa acara halal bihalal sekaligus pengukuhan Tejowulan sebagai mahapatih yang diadakan oleh Pakubuwana XIII[6]
  • 27 Agustus 2013 – sebuah mobil Hardtop Land Cruiser milik mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi ditabrakkan ke pintu gerbang Keraton Solo dengan alasan bahwa PB XIII terkunci dalam keraton[7]. Anggota polisi dan TNI terpaksa diturunkan bersiaga, menjaga agar tidak terjadi bentrok fisik[8]
  • 3 Desember 2014 – Lembaga Dewan Adat menuduh Hangabehi melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang gadis SMK berusia 15 tahun[9], tidak pernah menjalankan atau mengikuti upacara adat, serta mengangkat pemberontak menjadi pejabat[10] sehingga Lembaga Adat Keraton memberhentikannya dan mengangkat GPH Puger sebagai Pelaksana jabatan raja[10]
  • 15 Maret 2017 – Hangabehi digugat oleh salah satu anaknya, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dan keponakan bernama BRM Aditya Soerya Harbanu dengan alasan "telah melakukan tindakan melanggar hukum".[11] Pada 15 April 2017, Putri Raja Keraton Solo, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dikurung di dalam keputren atau kediaman putri-putri raja terkait konflik keraton Solo[12]
  • April 2017 – Pakubuwana XIII dan Tejowulan kembali masuk ke dalam keraton dan menyelenggarakan upacara Tingalan Jumenengan ke-13 yang dihadiri oleh keluarga, abdidalem, perwakilan masyarakat, dan beberapa pejabat tinggi pemerintahan[13]
  • 18 Oktober 2017 – Seorang pembantu dari Timoer bernama Sriyatun atau Mbah Atun diusir tujuh pria berbadan besar suruhan pamannya, KGPH Benowo, dari keraton[14]
  • 27 Februari 2022 – Pakubuwama XIII mengangkat putra mahkota dan permaisuri pada acara Tingalan Jumenengan ke-18. Asih Winarni, istri ketiganya diangkat menjadi permaisuri (prameswari dalem) dengan gelar GKR Pakubuwono. Sedangkan anak dari permaisuri yakni KGPH Purboyo diangkat menjadi putra mahkota dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram, yang menuai kritik dari kubu Lembaga Dewan Adat[15]. Dewan Adat menganggap pengangkatan tersebut tidak sah karena terjadi atas kemauan pribadi Sinuhun, bukan atas mufakat bersama antara Sinuhun dengan para sentana dalem[16]
  • 23 Desember 2022 – keraton diserang oleh puluhan orang tak dikenal yang menyerang abdi dalem dan beberapa anggota keluarga keraton. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kejadian itu, namun penyerangan tersebut menimbulkan korban luka dari pihak keluarga keraton[17]
  • 5 Januari 2023 – wali kota Surakarta Gibran Rakabuming mengumpulkan pihak-pihak keraton yang sempat bertikai, antara lain Sinuhun Pakubuwana XIII beserta permaisuri dan putra mahkota, dengan kerabat dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta yang dipimpin oleh GKR Koes Murtiyah Wandansari. Pertemuan tersebut dilaksanakan secara tertutup di Loji Gandrung, yang diakhiri dengan kesepakatan perdamaian antar kedua belah pihak[18]

Referensi

sunting
  1. ^ "Kasunanan Surakarta Hadiningrat – Kerajaan Nusantara". www.kerajaannusantara.com. 
  2. ^ "Konflik Keraton Makin Memuncak, Tedjowulan Bermaksud "Duduki" Keraton". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-26. Diakses tanggal 2015-05-12. 
  3. ^ "Gusti Behi Baca Kekancingan Jumenengan". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-05-12. 
  4. ^ "Konflik Keraton Surakarta Berakhir – Republika Online". 
  5. ^ Babak Baru Keraton Solo: Sempat Terjadi Keributan Kecil Tribun Jogja
  6. ^ Pengukuhan Mahapatih Tedjowulan digagalkan kubu Gusti Moeng Merdeka.com
  7. ^ TNR, Yandi M rofiyandi, ed. (2013-08-27). "Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta". Tempo.co. 
  8. ^ http://www.viva.co.id/indepth/fokus/439386-kisruh-panjang-keraton-solo-apa-sebabnya
  9. ^ "Raja Pakubuwana XIII Hangabehi Lecehkan Remaja 15 Tahun". 3 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 2017-10-19. 
  10. ^ a b Sunaryo, Arie. Mardani; Sunaryo, Arie, ed. "13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung". Merdeka.com. 
  11. ^ http://wartakota.tribunnews.com/2017/04/21/konflik-keraton-solo-mulai-dari-putrei-yang-dikurung-sampai-rajanya-digugat-anak-sendiri
  12. ^ Djumena, Erlangga, ed. (2017-04-17). "Konflik Keraton Solo, Seorang Putri Terkurung di Keputren". Kompas.com. 
  13. ^ Peringatan Naik Takhta Raja Solo CNN Indonesia
  14. ^ Ravianto. "Keraton Solo Kisruh, Pembantu Putri Raja Solo Diusir Tujuh Pria Berbadan Besar". Tribunnews.com. 
  15. ^ Isnanto. "Dewan Adat Pertanyakan Keabsahan Pengangkatan Permaisuri Keraton Solo". detikcom. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ Khalik. "Penobatan KGPH Purbaya Sebagai Putra Mahkota Disorot Dewan Adat Keraton Solo". timlo.net. 
  17. ^ "Kronologi Penyerangan Keraton Solo, Putri Raja Dipukul Bambu Sampai Memar!". presisi.co. 
  18. ^ Novita. "Akhirnya Damai, Konflik Keraton Solo Usai di Meja Makan Gibran". gatra.com.