Kembara Rindu

novel karya Habiburrahman El Shirazy

Kembara Rindu merupakan salah satu novel karya Habiburrahman El Shirazy yang pertama kali terbit pada tahun 2019 oleh Republika Penerbit. Novel ini merupakan buku pertama dari dwilogi Kembara Rindu yaitu sebagai pendahulu dari buku kedua yang berjudul Suluh Rindu. Seperti novel-novel kang Abik begitu sapaan akrabnya, novel ini mengangkat kisah perjalanan hidup dengan ciri khas gaya bahasa sekaligus gaya penulisan kang Abik dengan nilai-nilai Islami yang kental.

Kembara Rindu
PengarangHabiburrahman El Shirazy
IlustratorAbdul Basith
Negara Indonesia
BahasaIndonesia
GenreReligi
PenerbitRepublika
Tanggal terbit
2019
Halamaniv + 266
ISBNISBN 978-623-745-809-8

Sinopsis

sunting

Setelah Diana pulas, keharuan Ridho meledak. Mata pemuda itu berkaca-kaca. Ia menyadari dirinya sedang ada di dalam kereta, duduk disamping putri bungsu Kyainya. Ia baru saja meninggalkan pesantren. Ia dalam perjalanan pulang. Inilah hidup, tidak ada yang tetap selamanya. Ia tidak mungkin terus tinggal dipesantren jadi santri sepanjang hayatnya. Matahari terus berputar pada garis edarnya. Bumi berputar pada porosnya. Siang dan malam datang pergi bergantian. Ia teringat nasehat Simbah Kyai Nawir dalam salah satu pengajiannya.

“Santri-santriku, dalam pengembaraan mengarungi kehidupan dunia ini jadilah kalian orang-orang yang penuh rindu. Orang-orang yang rindu pulang. Jadilah seperti orang mengembara dan sangat rindu untuk segera bertemu keluarganya. Orang yang didera rindu untuk segera pulang, itu berbeda dengan orang yang tidak merasa rindu, meskipun sama-sama bepergian. Orang yang didera rasa rindu, tidak akan membuang-buang waktunya dijalan, ia ingin cepat-cepat sampai rumahnya. Sebab, ia ingin bertemu dengan orang-orang yang dicintainya. Sebaliknya, orang yang tidak merasa rindu, mungkin dia mampir di satu tempat dan berlama-lama di situ, jadinya banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Di dunia ini kita seperti orang bepergian, orang yang megembara. Dunia ini bukan tujuan kita. Tujuan kita adalah Allah. Kita harus memiliki rasa rindu yang mendalam kepada Allah. Dan Allah akan membalas dengan kehangatan rindu dan ridha-Nya yang tiada bandingannya.”[1]

  1. ^ El-Shirazy, Habiburrahman (2019-01-11). KEMBARA RINDU. Republika Penerbit. ISBN 978-623-7458-10-4.