Kematian selama hubungan seks konsensual


Kematian dapat terjadi selama hubungan seks konsensual akibat sejumlah penyebab, umumnya karena ketegangan fisik dari aktivitas tersebut, atau karena keadaan khusus yang tidak biasa. Ada berbagai eufemisme untuk menyebut kematian saat berhubungan seks, misalnya "sekarat di pelana" atau "la mort d'amour" dalam bahasa Prancis.[1]

Kematian selama hubungan seks konsensual hanya menyumbang sekitar 0,6% dari semua penyebab kematian mendadak.[2] Viagra, meskipun umumnya dianggap sebagai obat yang aman, telah dikaitkan dengan kematian kardiovaskular mendadak selama aktivitas seksual di antara pria lanjut usia atau pria yang lemah.[2][3] Namun, mayoritas kematian akibat masalah kardiovaskular saat berhubungan seks memang dialami oleh pria.[4] Sejumlah kematian selama berhubungan seks telah dikaitkan dengan penggunaan obat resep atau obat rekreasi lainnya, seperti kokain.[5]

Sebuah meta-analisis pada tahun 2011 dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa setiap jam tambahan aktivitas seksual per minggu mengakibatkan peningkatan risiko 2-3 infark miokard dan satu kematian jantung mendadak per 10.000 orang-tahun.[6] Hubungan seksual juga dapat memicu perdarahan subarachnoid melalui manuver Valsava.[3][7] Sebuah meta-analisis lainnya pada 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa pria yang tidak setia secara signifikan lebih mungkin mengalami masalah jantung yang fatal saat berhubungan seks dibandingkan mereka yang setia.[8] Diseksi arteri basilar juga telah dilaporkan berkaitan dengan aktivitas seksual, meskipun sebagian besar cephalalgia koitus bersifat jinak.[9]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ McConnachie, James (2010). Sex: The World's Favorite Pastime Fully Revealed. New York: Rough Guides. hlm. 181. ISBN 9781843537434. 
  2. ^ a b Görge, Günter; Flüchter, Stephan; Kirstein, Michael; Kunz, Thomas (1 June 2003). "Sexualität, erektile Dysfunktion und das Herz: ein zunehmendes Problem". Herz. 28 (4): 284–290. doi:10.1007/s00059-003-2478-8. PMID 12825143. 
  3. ^ a b Banerjee, Ashis (1996). "Coital emergencies". Postgraduate Medical Journal. 72 (853): 653–656. doi:10.1136/pgmj.72.853.653. PMC 2398623 . PMID 8944205. 
  4. ^ Chen, Xiaojun; Zhang, Qingying; Tan, Xuerui (December 2009). "Cardiovascular effects of sexual activity". Indian Journal of Medical Research. 130 (6): 681–688. PMID 20090128. 
  5. ^ Wells, Jamelle (11 August 2011). "Surgeon jailed over prostitute cocaine deaths". ABC AU. Diakses tanggal 27 April 2013. 
  6. ^ Dahabreh, Issa J. (23 March 2011). "Association of Episodic Physical and Sexual Activity With Triggering of Acute Cardiac Events. Systematic Review and Meta-analysis". JAMA: The Journal of the American Medical Association. 305 (12): 1225–33. doi:10.1001/jama.2011.336. PMC 5479331 . PMID 21427375. Acute cardiac events were significantly associated with episodic physical and sexual activity; this association was attenuated among persons with high levels of habitual physical activity. 
  7. ^ Fisher, Mark (2009). Stroke: Investigation and Management. Handbook of Clinical Neurology. Elsevier Health Sciences. hlm. 1240. ISBN 9780444520050. 
  8. ^ Fisher, Alessandra D.; Bandini, Elisa; Rastrelli, Giulia; Corona, Giovanni; Monami, Matteo; Mannucci, Edoardo; Maggi, Mario (1 June 2012). "Sexual and Cardiovascular Correlates of Male Unfaithfulness". The Journal of Sexual Medicine. 9 (6): 1508–1518. doi:10.1111/j.1743-6109.2012.02722.x. PMID 22510301. 
  9. ^ Delasobera, B. Elizabeth; Osborn, Scott R.; Davis, Jonathan E. (July 2012). "Thunderclap Headache with Orgasm: A Case of Basilar Artery Dissection Associated with Sexual Intercourse". The Journal of Emergency Medicine. 43 (1): e43–e47. doi:10.1016/j.jemermed.2009.08.012. PMID 19818575.