Penis Napoleon

Bagian tubuh dari Kaisar Napoleon I
(Dialihkan dari Kelamin Napoleon)

Kelamin Napoleon, Kaisar Prancis dari tahun 1804 hingga 1814 dan 1815, diduga dipotong saat otopsi tak lama setelah Napoleon wafat pada tahun 1821. Sejak itu, kelamin Napoleon telah jatuh ke tangan beberapa orang, termasuk A. S. W. Rosenbach yang memamerkannya di Kota New York pada tahun 1927. Kelamin Napoleon dibeli oleh John K. Lattimer pada tahun 1977, dan masih disimpan oleh keluarganya sebagai barang pribadi. Penis Napoleon saat ini berada dalam kondisi buruk dan telah dibandingkan dengan "sepotong kulit" atau "belut layu".[1]

Sejarah sunting

 
Napoleon setelah ia memutuskan untuk turun takhta di Fontainebleau, 4 April 1814. Lukisan ini dibuat oleh Paul Delaroche

Napoleon diasingkan ke Pulau Saint Helena di Samudra Atlantik setelah ia dikalahkan dalam Pertempuran Waterloo.[2] Ia menjemput ajalnya di pulau tersebut pada tanggal 5 Mei 1821.[3] Setelah kematiannya, jenazahnya diotopsi oleh Dokter Francesco Antommarchi yang kemudian memotong kelaminnya[2][4] bersama dengan beberapa anggota tubuh lainnya.[5] Tidak diketahui secara pasti apakah pemotongan ini dilakukan secara sengaja atau tidak.[3] Antommarchi mungkin telah menerima sogokan dari pendeta Napoleon yang ingin membalas dendam karena Napoleon telah mengejeknya "impoten".[6]

Kelamin Napoleon lalu menjadi kepemilikan sang pendeta yang menyelundupkannya dari St. Helena ke kediamannya di Korsika. Kelamin tersebut tetap berada di tangan keluarga pendeta tersebut sampai tahun 1916.[1][7] Kelamin Napoleon lalu dibeli oleh perusahaan buku yang berbasis di London, Maggs Bros Ltd.[3] Pada tahun 1924, kelamin ini dibeli oleh seorang penjual buku yang berbasis di Philadelphia, A. S. W. Rosenbach.[2][4][5][8]

Penis ini dipamerkan di Museum Seni Prancis Kota New York pada tahun 1927. Seorang peninjau dari majalah Time yang hadir di pameran tersebut menulis bahwa kelamin Napoleon mirip dengan "tali sepatu kulit rusa yang dianiaya."[9] Ada pula yang berkomentar bahwa kelamin ini terlihat seperti "sepotong kulit" atau "belut layu".[1] Rosenbach menjual organ tersebut kepada seorang kolektor yang bernama Donald Hyde. Setelah Hyde meninggal, istrinya memberikannya kepada John F. Fleming. Fleming adalah seorang penjual buku yang berhubungan erat dengan Rosenbach. Seorang kolektor lain kemudian membelinya, tetapi ia gagal melelang kelamin Napoleon di Christie's.[3] Seusai pelelangan, James Comyn sedang membaca sebuah pernyataan tertulis tentang Eric LeVine, seorang kolektor barang-barang yang terkait dengan Napoleon. Alih-alih menyebut barang tersebut "kelamin", ia menggunakan eufemisme "bagian tertentu".[10] Seorang ahli urologi dan kolektor artefak yang bernama John K.Lattimer membeli kelamin tersebut pada tahun 1977 dengan harga $3.000 (setara dengan $12.657 pada tahun 2019) dan saat ini kelamin tersebut dimiliki oleh putrinya. Ia telah menerima tawaran setidaknya $100.000 untuk menjual kelamin Napoleon.[2][4][5]

Karakteristik sunting

Kelamin Napoleon yang sudah diawetkan dikatakan "hampir tidak dapat dikenali sebagai anggota tubuh manusia" dan keasliannya juga masih belum jelas.[5][7] Sebuah film dokumenter yang ditayangkan di Channel 4, Dead Famous DNA, mengatakan bahwa kelamin Napoleon "sangat kecil" dan hanya memiliki ukuran 1,5 inci ([convert: unit tak dikenal]).[4] Tidak diketahui secara pasti seberapa besar kelamin Napoleon pada saat ia masih hidup. Pemilik kelamin Napoleon saat ini mengizinkan sepuluh orang untuk melihatnya, dan kelamin ini sendiri tidak pernah diabadikan oleh kamera.

Referensi sunting

  1. ^ a b c "The Twisted Journey Of 'Napoleon's Privates'". NPR.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-14. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  2. ^ a b c d Tharoor, Ishaan. "The strange journey of Napoleon's penis". Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  3. ^ a b c d Bierman, Stanley M. (1992). "The Peripatetic Posthumous Peregrination of Napoleon's Penis". The Journal of Sex Research. 29 (4): 579–580. ISSN 0022-4499. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-15. Diakses tanggal 2021-01-14. 
  4. ^ a b c d "Napoleon had a 'very small' penis according to C4 show". The Independent (dalam bahasa Inggris). 2014-04-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-14. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  5. ^ a b c d Pascoe, Judith (2007-05-17). "Meanwhile: The pathos of Napoleon's penis". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-15. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  6. ^ Jenkins, Iain (6 September 1992). "Boney's little bit on the side;Napoleon Bonaparte". The Times. 
  7. ^ a b Vernon, John (1992-07-12). "Exhuming a Dirty Joke". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 2021-01-14. 
  8. ^ Rugoff, Ralph (1994-01-13). "A Little Piece of History: Napoleon's penis, Kirk's tunic and other collectibles". LA Weekly. hlm. 37. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 2021-01-14 – via Newspapers.com  . 
  9. ^ Shay, Christopher (2011-05-10). "Top 10 Famous Stolen Body Parts - TIME". Time (dalam bahasa Inggris). ISSN 0040-781X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-15. Diakses tanggal 2021-01-13. 
  10. ^ Ingrams, Richard (12 January 1997). "He was a fearless advocate, but somehow our lawyer just couldn't bring himself to talk about Napoleon's penis in open court". The Observer.