Kalender Bali

salah satu metode penentuan tanggal

Kalender Bali adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh orang Hindu Bali di pulau Bali dan Lombok. Kalender Bali bisa dianggap unik sebab kalender Saka Bali adalah penanggalan "konvensi". Tidak mutlak astronomis seperti kalender Hijriyah, tetapi tidak pula seperti kalender Jawa, tetapi 'kira-kira' ada di antara keduanya.

Lukisan Palelintangan (astrologi) kalender Bali.
Informasi tentang kalender Saka pada kalender dinding Bali

Kalender Saka Bali tidak sama dengan Kalender Saka dari India, tetapi kalender Saka yang sudah dimodifikasi dan diberi tambahan elemen-elemen lokal.

Kalender Saka Bali bisa dikatakan merupakan penanggalan matahir-bulan atau luni-solar. Jadi penanggalan ini berdasarkan posisi matahari dan sekaligus bulan. Dikatakan konvensi atau kompromistis, karena sepanjang perjalanan waktunya masih dibicarakan bagaimana cara perhitungannya.

Dalam kompromi sudah disepakati bahwa: 1 hari candra = 1 hari surya. Kenyataannya 1 hari candra tidak sama dengan panjang dari 1 hari surya. Untuk itu setiap 63 hari (9 wuku) ditetapkan satu hari-surya yang nilainya sama dengan dua hari-candra. Hari ini dinamakan pangunalatri. Hal ini tidak sulit diterapkan dalam teori aritmetika. Derajat ketelitiannya cukup bagus, hanya memerlukan 1 hari kabisat dalam seratusan tahun.[1]

Nama-nama bulan

sunting
No Penanggalan Bali Lama Hari
1 Kasa 30
2 Karo 29
3 Katiga 30
4 Kapat 29
5 Kalima 30
6 Kanem 29
7 Kapitu 30
8 Kawolu 29 / 30
9 Kasanga 29 / 30
10 Kadasa 29
11 Jiyestha 30
12 Sadha 29
13 Mala Sadha (30)
Total 353-355/(383-384)

Panjang bulan

sunting

Dalam 1 bulan candra atau sasih, disepakati ada 30 hari terdiri dari 15 hari menjelang purnama disebut penanggal atau suklapaksa, diikuti dengan 15 hari menjelang bulan baru (tilem) disebut panglong atau kresnakapsa. Penanggal ditulis dari 1 pada bulan baru, sampai 15 yaitu purnama, menggunakan warna merah pada kalender cetakan. Setelah purnama, kembali siklus diulang dari angka 1 pada sehari setelah purnama sampai 15 pada bulan mati (tilem) menggunakan warna hitam. Dalam perhitungan matematis, untuk membedakan warna, sering dipakai titi. Titi adalah angka urut dari 1 yaitu bulan baru, sampai 30 pada bulan mati. Angka 1 sampai 15 mewakili angka merah atau penanggal, 16 sampai 30 mewakili angka 1 sampai 15 angka berwarna hitam atau panglong.

Panjang bulan surya juga tidak sama dengan panjang sasih (bulan candra). Sasih panjangnya berfluktuasi tergantung kepada jarak bulan dengan bumi dalam orbit elipsnya. Sehingga kurun tahun surya kira-kira 11 hari lebih panjang dari tahun candra. Untuk menyelaraskan itu, setiap kira-kira 3 tahun candra disisipkan satu bulan candra tambahan yang merupakan bulan kabisat. Penambahan bulan ini masih agak rancu peletakannya. Inilah tantangan bagi dunia aritmetika. Idealnya awal tahun surya jatuh pada paruh-akhir sasih keenam (Kanem) atau paruh-awal sasih ketujuh (Kapitu), sehingga tahun baru Saka Bali (hari raya Nyepi) selalu jatuh di sekitar paruh-akhir bulan Maret sampai paruh-awal bulan April.

Daftar bulan Bali matahari

sunting
No Penanggalan Bali Awal Akhir
1 Kasa 22 Juni 21 Juli
2 Karo 22 Juli 21 Agustus
3 Katiga 22 Agustus 20 September
4 Kapat 21 September 20 Oktober
5 Kalima 22 Oktober 20 November
6 Kanem 21 November 21 Desember
7 Kapitu 22 Desember 20 Januari
8 Kawolu 21 Januari 19 Februari
9 Kasanga 20 Februari 22 Maret
10 Kadasa 23 Maret 21 April
11 Jhista 22 April 22 Mei
12 Sadha 23 Mei 21 Juni

Daftar hari Bali matahari

sunting
No Penanggalan Bali Masehi
1 Radite Minggu
2 Soma Senin
3 Anggara Selasa
4 Buda Rabu
5 Wraspati Kamis
6 Sukra Jumat
7 Saniscara Sabtu

Daftar wuku Bali matahari

sunting
No Penanggalan Bali Raja/Dewi
1 Sinta Dewi Sintakasih
2 Landep Dewi Sanjiwartya
3 Ukir Raja Giriswara
4 Kulantir/Kurantil Raja Kuladewa
5 Tolu Raja Talu
6 Gumbreg Raja Mrebwana
7 Wariga/Warigalit Raja Waksaya
8 Warigadian/Warigagung Raja Wariwisaya
9 Julungwangi/Mrikjulung Raja Mrikjulung
10 Sungsang Raja Sungsangtaya
11 Dungulan/Galungan Raja Dungulan
12 Kuningan Raja Puspita
13 Langkir Raja Langkir
14 Mdangsya/Mandhasia Raja Mdangsu
15 Pujut/Julung Pujut Raja Pujitpwa
16 Pahang Raja Paha
17 Krulut/Kuruwelut Raja Kruru
18 Mrakih/Mrakeh Raja Mrangsinga
19 Tambir Raja Tambur
20 Mdangkungan Raja Mdangkusa
21 Matal/Maktal Raja Matal
22 Uye/Wuye Raja Uye
23 Mnail/Manail Raja Ijala
24 Prangbakat Raja Yuddha
25 Bala Raja Baliraja
26 Ugu/wugu Raja Wiugah
27 Wayang Raja Ringgita
28 Klawu/Kulawu Raja Kulawudra
29 Dukut/Dhukut Raja Sasawi
30 Watugunung Raja Watugunung

Tahun Baru

sunting

Tahun baru bagi Kalender Saka Bali, diperingati sebagai hari raya Nyepi, bukan jatuh pada sasih pertama (Kasa), tetapi pada sasih kesepuluh (Kadasa). Idealnya pada penanggal 1, yaitu 1 hari setelah bulan mati (tilem). Pada tahun 1993, Hari raya Nyepi jatuh pada penanggal 2, diundur 1 hari, karena penanggal 1 bertepatan dengan pangunalatri dengan panglong 15 sasih Kasanga. Sekali lagi kompromi diperlukan dalam perhitungan ini.

Sejak hari raya Nyepi, angka tahun Saka bertambah 1 tahun. Menjadi angka tahun surya Masehi dikurangi 78. Dengan demikian sasih- sasih sebelum itu berangka tahun Masehi minus 79. Hal ini akan terasa janggal bagi pengguna penanggalan Masehi, karena angka tahun sasih Kasanga satu tahun di belakang angka tahun sasih Kedasa, dan angka tahun dari sasih terakhir, Desta (Jiyestha) sama dengan angka tahun berikutnya untuk sasih pertama (Kasa).

Referensi

sunting
  1. ^ Kalender Saka situs Babad Bali

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting