Kaiten

torpedo bunuh diri

Kaiten (回天, "Kembai ke Surga"[1]) adalah sebuah torpedo berawak buatan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang dikemudikan langsung ke target dengan cara bunuh diri selama Perang Dunia II. Dengan demikian, Jepang memiliki perbedaan dengan kapal selam berawak para pendahulunya seperti Maiale buatan Italia, Chariot buatan Inggris dan Neger buatan Jerman. Banyak kapal selam dan kapal permukaan Jepang yang dipasangi Kaiten, tapi hanya ada beberapa yang benar-benar berhasil.

Kaiten

Kaiten Tipe 1 di Museum Memorial Perang Yasukuni, Tokyo
Jenis Torpedo manusia
Negara asal Kekaisaran Jepang
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1944–1945
Digunakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Jumlah produksi sekitar 420 buah
Varian
  • Tipe 1
  • Tipe 1 Mod.1
  • Tipe 1 Mod.2
  • Tipe 2 (hanya purwarupa)
  • Tipe 3 (hanya rancangan)
  • Tipe 4 (sekitar 50 buah diproduksi)
  • Tipe 5 (hanya rancangan)
  • Tipe 6 (hanya rancangan)
  • Tipe 10 (1+2 atau 1+6 buah diproduksi)
Spesifikasi

Sistem
pemandu
Dikendalikan secara manual dengan stabilisasi giroskopik dan berjalan secara otomatis.
Alat
peluncur
Kapal selam, kapal permukaan, dan bunker pinggir pantai

Latar belakang

sunting

Proposal untuk torpedo manusia dibuat pada tahun 1943 dan telah disetujui pada awal tahun 1944, awalnya dengan ketentuan agar kelangsungan hidup operatornya tidak dikorbankan.[2] Namun, bahaya ekstrim yang dihadapi Jepang setelah hilangnya Kepulauan Mariana di Juni 1944 menyebabkan penerimaan kematian tentaranya sebagai "konsekuensi tak terelakkan". Pasukan Sekutu pun semakin lama semakin mendekat ke wilayah inti Jepang.

Di tengah-tengah situasi suram inilah, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menciptakan pesawat Kamikaze, perahu Shinyo, ranjau manusia Fukuryu, dan kapal selam mini yang bernama Kaiten.[3]

Pengembangan

sunting
 
Japanese submarine

Ada 6 Kaiten yang dirancang, Tipes 1, 2, 4, 5 dan 6; berdasarkan dari torpedo Tipe 93. Hanya Tipe 10 yang didasarkan pada torpedo Tipe 92. Tipe 2, 4, 5, 6 dan 10 hanya dibuat sebagai purwarupa dan tidak pernah digunakan dalam pertempuran.[2]

Perancang sekaligus penguji senjata ini adalah Letnan Hiroshi Kuroki dan Letnan Sekio Nishina. Mereka berdua meninggal saat mengujicoba purwarupa Kaiten.[4][5][6][7]

Desain awal menunjukkan kalau pengemudi kaiten dapat keluar setelah menginjak gas peluncur. Namun, tidak ada satupun yang mau "kabur" dari torpedo ini (paham Bushido), sehingga fitur ini pun dihilangkan, jadi pengemudi torpedo ini tidak dapat keluar lagi setelah masuk. Kaiten juga dilengkapi dengan tombol peledak diri, jika bom gagal meledak atau serangan meleset.[8][9]

Referensi

sunting
  1. ^ Hashimoto, Mochitsura (1954). Sunk: The Story of the Japanese Submarine Fleet, 1914–1945. Translated by Commander E.H.M. Colegrave. New York: Henry Holt and Company. 
  2. ^ a b Japanese suicide craft. US Navy. 1946. 
  3. ^ "Japanese suicide attacks at sea". Diakses tanggal 11 September 2010. 
  4. ^ Bull, Stephen (2004). Encyclopaedia of technology and innovation. Greenwood Press. hlm. 370pp. ISBN 1-57356-557-1. 
  5. ^ "Lieutenant Hiroshi Kuroki". Diakses tanggal 17 September 2010. 
  6. ^ "Lieutenant Sekio Nishina". Diakses tanggal 17 September 2010. 
  7. ^ "Kaiten.html". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-01. Diakses tanggal 17 September 2010. 
  8. ^ "Escape system". Diakses tanggal 18 September 2010. 
  9. ^ "Hatches". Diakses tanggal 18 September 2010. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting