KRI Golok (688) merupakan Kapal Cepat Rudal (KCR) trimaran kedua di kelas Klewang dari total empat kapal yang direncanakan. KRI Golok dibangun untuk menjadi pengganti KRI Klewang yang terbakar pada tahun 2012 lalu. KRI Golok 688 juga dilengkapi dengan senjata canggih dan spesifikasi yang mumpuni sebagai kapal rudal untuk TNI AL dan memiliki teknologi sebagai kapal siluman.

KRI Klewang yang merupakan sistership dari KRI Golok
Sejarah
Indonesia
Nama Golok
Asal nama Golok
Dipesan 1
Pembangun PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi
Biaya 114 milliar rupiah (US$7,28 Juta)[1]
Pasang lunas 2021
Diluncurkan 21 August 2021
Selesai 1
Identifikasi Nomor lambung: 688
Nasib aktif sampai sekarang
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis kapal cepat rudal kelas Klewang
Berat benaman 219 t (216 ton panjang)
Panjang 63 m (206 ft 8 in)
Lebar 16 m (52 ft 6 in)
Daya muat 12 m (39 ft 4 in)
Tenaga 7,200 tenaga kuda (0,005369 MW)
Pendorong
  • 4 × MAN V12 diesels
  • 4 × MJP 550 waterjets
Kecepatan 30 knot (56 km/h; 35 mph)
Jangkauan 2.000 nmi (3.704 km; 2.302 mi) at 16 knot (30 km/h; 18 mph)
Kapal dan pesawat
yang diangkut
1 × 11 m high-speed RHIB
Awak kapal 29
Senjata

KRI Golok 688 telah diluncurkan pada Sabtu, 21 Agustus 2021 di galangan PT. Lundin Industry Invest, tepatnya di Pantai Cacalan, Kabupaten Banyuwangi. KRI Golok 688 ini diresmikan peluncurannya oleh Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). KRI ini nantinya akan bergabung dengan Alutista TNI AL.[2][3]

Desain

sunting

Desain dari KRI Golok 688 tidak jauh berbeda dengan KRI Klewang 625 dahulu. PT. Lundin telah memberikan bocoran spesifikasi KRI Klewang 625 yang merupakan cikal bakal dari KRI Golok 688 sekarang. KRI Golok 688 ini merupakan kapal trimaran yang memiliki desain runcing di bagian depan agar kapal ini dapat melakukan taktik hit and run dan melaju dengan kencang di perairan Nusantara. KRI Golok 688 memiliki panjang 62,53m, lebar 16m, dan tinggi 18,7m. Selain itu, kapal ini ditenagai oleh mesin MAN berkekuatan 1.800 horse power sebanyak empat buah. Ditambah dengan auxilary engine yang terdiri atas tiga unit generator caterpillar C4, klewang 2 atau KRI Golok 688 ini dapat melesat hingga kecepatan 28 knot dan kecepatan jelajah 16 knot.

Yang menjadi perbedaan terhadap KRI Golok dengan KRI Klewang terletak pada bahan penyusun badan kapal. Belajar dari tragedi terbakarnya KRI Klewang, PT. Lundin kini menyusun badan kapal KRI Golok dengan komposit serat karbon yang tahan api serta membuat kapal ini sulit dideteksi oleh radar musuh. Komposit serat karbon ini menggunakan bahan utama serat karbon dan resin polimer. Komposit serat karbon ini memiliki sifat lebih kuat dan lebih ringan dibanding dengan baja. Selain itu, bahan ini juga dapat mereduksi massa benda, anti karat, anti penyok, meningkatkan peredaman suara, dan getaran atau gelombang.[4] Bentuk yang dimiliki kapal ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya radar cross section. Bahan dan desain dari kapal ini yang membuat KRI Golok 688 ini diklaim sulit terdeksi oleh radar karena bahan dan desain KRI Golok dapat meminimalisir gelombang infra-red, gelombang elektromagnetik, dan gelombang lainnya yang digunakan untuk radar.

Kapal ini merupakan kapal siluman yang dapat mengangkut pasukan khusus sebanyak 25 orang dan juga dapat digunakan untuk serangan cepat dan dibekali persenjataan canggih. Persenjataan tersebut ditanam dalam badan kapal secara tersembunyi. Persenjataan yang ditanam di KRI Golok 688 ini, yaitu: rudal, meriam 30 mm dan meriam 12,7 mm, serta kapal RHIB berkecepatan tinggi 11 m.

Komandan

sunting

Letkol Laut (P) Primayantha (Januari 2022 - sekarang)[5]

Lihat Juga

sunting

KCR kelas Klewang

sunting

Lainnya

sunting

Referensi

sunting