Joost van den Vondel

Joost van den Vondel (Pengucapan dalam bahasa Belanda: [ˈjoːst vɐn dɛn ˈvɔndəɫ], 17 November 1587 – 5 Februari 1679) adalah seorang penulis dan dramawan asal Belanda. Dia dianggap sebagai penyair dan dramawan Belanda paling menonjol pada abad ke-17. Karya-karyanya adalah yang paling sering ditampilkan pada periode tersebut. Dan karyanya yang berjudul Joannes de Boetgezant (1662), sebuah epik mengenai Yohanes Pembaptis, dianggap sebagai karya epik terhebat Belanda.[1]

Joost van den Vondel

Vondel tetap produktif membuat karya-karyanya hingga usia yang cukup tua. Beberapa drama suksesnya seperti Lucifer dan Adam in Ballingschap ditulis sekitar akhir 1650, ketika ia sudah berusia 65 tahun.

Biografi

sunting

Joost van den Vondel lahir pada tanggal 17 November 1587 di Große Witschgasse, sebuah wilayah di Koln, Kekaisaran Romawi. Orang tuanya adalah orang Mennonit dari silsilah Antwerp. Pada tahun 1595, karena masalah agama, keluarga Vondel berpindah ke Utrecht dan tak lama berpindah lagi ke kota Amsterdam yang toleran, Amsterdam dalam naungan Republik Belanda. Pada usia 23 tahun, Vondel menikahi Mayken de Wolff. Pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak, tetapi 2 diantaranya meninggal dunia saat masih kecil. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1608, Vondel mengelola toko kaus kaki milik keluarga di Warmoesstraat, Amsterdam. Dan pada masa-masa ini ia mulai belajar Latin dan berkenalan dengan penyair terkenal seperti Roemer Visscher. Sekitar tahun 1641, Vondel berubah menjadi seorang Katolik. Hal ini mengejutkan sebagian besar teman-temannya, karena keyakinan utama dan agama resmi negara di Republik Belanda adalah Protestan Calvinis. Sampai saat ini masih belum jelas motifnya berpindah menjadi seorang Katolik, meskipun kecintaannya pada wanita Katolik hanya ia tunjukkan melalui peran drama. (Mayken de Wolff meninggal pada tahun 1635). Vondel juga pernah menjadi pengacara yang menangani masalah toleransi beragama. Setelah penangkapan seorang aktivis sipil Johan van Oldenbarnevelt pada tahun 1619, yang dilakukan atas perintah Pangeran Maurice dari Nassau, Calvinis menjadi kekuatan agama yang paling menentukan di Republik Belanda. Akibatnya penduduk secara resmi dilarang menganut Katolik, Anabaptisme dan Arminianisme. Namun peribadatan di rumah ibadah klandestin tetap diperbolehkan. Vondel lalu banyak menulis kritik sindiran kepada para Calvinis. Membuatnya menjadi orang yang tidak disenangi para penganut Calvinis. Ia meninggal tanggal 5 Februari 1679, dengan limpahan puisi-puisi karangan orang-orang yang mencintainya.

Warisan Masa Kini

sunting
 
Pecahan uang kertas 5 gulden bergambar Vondel (1966-1988)

Sebuah taman besar di Amsterdam bernama Vondelpark, dinamai berdasarkan namanya. Patung Vondel dibangun di sisi utara taman. Pecahan uang kertas senilai 5 gulden juga memuat foto Vondel di dalamnya. Uang itu berlaku di Belanda dari tahun 1966 hingga 1988.

  • His plays included
  • The Passover atau the Redemption of Israel from Egypt, (1610),
  • Jerusalem Destroyed (1620),
  • Palamedes (1624),
  • Hecuba (1626),
  • Joseph (1635),
  • Gijsbrecht van Aemstel (1637),
  • The Maidens (1639),
  • The Brothers (1640),
  • Joseph in Dothan (1640),
  • Joseph in Egypt (1640),
  • Peter and Paul (1641),
  • Mary Stuart atau Tortured Majesty (1646),
  • Lion Fallers (1647),
  • Solomon (1648),
  • Lucifer (1654),
  • Salmoneus (1657),
  • Jephthah (1659),
  • David in Exile (1660),
  • David Restored (1660),
  • Samson atau Holy Revenge (1660),
  • The Sigh of Adonis (1661),
  • The Batavian Brothers atau Oppressed Freedom (1663),
  • Phaeton (1663),
  • Adam in Exile from Eden (1664),
  • The Destruction of the Sinai Army (1667),
  • Noah and the Fall of the First World (1667).

Referensi

sunting
  1. ^ Guerber, H.A. (1913). The Book of the Epic. Philadelphia: J. B. Lippincott. hlm. 356. 

Pranala luar

sunting