John Wayne Gacy

pelukis asal Amerika Serikat

John Wayne Gacy (17 Maret 1942 – 10 Mei 1994) adalah seorang pemerkosa dan pembunuh setidaknya 33 remaja dan anak laki-laki Amerika Serikat pada sekitar tahun 19721978. Ia dikenal juga sebagai Badut Pembunuh”, hal ini dikarenakan ia suka membuat pesta untuk teman-teman dan tetangganya, serta menghibur anak-anak dalam kostum badut dan berdandan sebagai Pogo si Badut. Ia membuang beberapa mayat korbannya di Sungai Des Plaines, menguburkan 26 dari korbannya di ruang kecil di bawah basement rumahnya dan tiga lagi di bagian rumah yang lain.

John Wayne Gacy
Gacy (kanan) bersama dengan Rosalynn Carter
Latar belakang
Nama lahirJohn Wayne Gacy
Nama lainBadut Pembunuh
Lahir(1942-03-17)17 Maret 1942
Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Meninggal10 Mei 1994(1994-05-10) (umur 52)
Crest Hill, Illinois, Amerika Serikat
Sebab meninggalEksekusi (Suntik mati)
Dakwaan
VonisHukuman mati
Pembunuhan
Jumlah korban33-34
Waktu pembunuhan3 Januari 1972–11 Desember 1978
NegaraAmerika Serikat
Negara bagianIllinois
Tanggal ditangkap21 Desember 1978

Kehidupan awal sunting

John Wayne Gacy lahir di Chicago, Illinois. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama John Wayne Gacy, Sr dan Ibunya bernama Marion Elaine.

Ayahnya adalah seorang pemabuk dan suka melakukan kekerasan fisik terhadap istri dan anak-anaknya. Gacy sendiri sering dipukul oleh ayahnya dengan menggunakan sabuk kulit untuk masalah-masalah yang ia perbuat. Dia juga sering diejek oleh ayahnya dengan disebut sebagai "banci","bodoh" dan “anak mama".

Gacy di masa kecilnya sering mendapatkan kekerasan. Pada usia 11 tahun, ia dipukul di dahi dengan kursi lipat. Pukulan ini menimbulkan gumpalan darah di otaknya, tetapi ia baru mengetahuinya ketika ia berusia 16 tahun, disaat ia mulai sering pingsan. Ayahnya menduga bahwa hal ini adalah upaya Gacy untuk memperoleh simpati, dan menuduh Gacy hanya pura-pura. Gacy akhirnya mendapatkan resep obat untuk melarutkan darah beku tersebut.

Waterloo, Iowa sunting

Pada tahun 1966, Gacy menerima tawaran dari ayah mertuanya untuk mengelola tiga restoran KFC di Waterloo. Tawaran itu menggiurkan: Gacy akan menerima $ 15.000 per tahun (setara dengan $ 115.274 pada 2018), ditambah dengan pembagian keuntungan dari restoran tersebut. Setelah menyelesaikan pendidikan manajerial yang diwajibkan, Gacy kemudian pindah ke Waterloo bersama istrinya pada tahun itu juga.

Di Waterloo, Gacy bergabung dengan cabang lokal Jaycees, dia secara teratur menawarkan diri memperpanjang jam kerja melebihi biasanya yang sekitar 12 dan 14 jam per hari mengelola tiga restoran. Meskipun dianggap ambisius dan merupakan seorang pembual oleh sesama rekan kerjanya di Jaycees, ia sangat dihargai sebagai pekerja di beberapa proyek penggalangan dana. Pada 1967, ia dinobatkan sebagai "wakil presiden luar biasa" dari Waterloo Jaycees. Pada meeting-meeting yang diadakan Jaycee, Gacy sering menyediakan ayam goreng gratis kepada rekan-rekan kerjanya dan bersikeras untuk diberi julukan sebagai "Kolonel". Pada tahun yang sama, Gacy menjabat sebagai Dewan Direksi di Waterloo Jaycees.

Istri Gacy melahirkan dua orang anak: seorang putra dinamakan Michael lahir pada Februari 1966, diikuti oleh seorang putri yang diberi nama Christine pada Maret 1967. Gacy sendiri kemudian menggambarkan periode hidupnya ini sebagai "sempurna", ia menambahkan bahwa ia akhirnya mendapatkan persetujuan ayahnya yang telah lama ia nantikan. Pada suatu kesempatan di bulan Juli 1966, orang tua Gacy melakukan kunjungan ke Iowa, di mana Gacy Sr meminta maaf secara pribadi kepada putranya atas pelecehan fisik dan emosional yang telah ia lakukan padanya selama masa kecilnya, sebelum dengan bangga memberitahukan kepadanya: "Nak, aku telah salah menilaimu".

Namun, ada sisi kehidupan di Jaycee yang tidak terlihat sebelumnya di Waterloo yaitu tentang saling bertukar istri, pelacuran, pornografi, dan penggunaan narkoba. Gacy sangat terlibat dalam semua kegiatan ini dan secara teratur menipu istrinya dengan para pelacur setempat. Ia juga diketahui telah membuka "klub" di ruang bawah tanahnya, tempat ia mengizinkan karyawannya untuk minum alkohol dan bermain biliar. Walaupun Gacy mempekerjakan para remaja baik laki-laki maupun perempuan di restorannya, ia hanya bersosialisasi dengan para karyawan laki-laki saja. Banyak yang diberi minum alkohol sebelum Gacy hendak berbuat hal-hal yang menjurus ke arah perbuatan seksual kepada mereka, yang, jika ditolak, ia mengaku hanya bercanda atau hanya ingin mengetes moral mereka saja.

Kejahatan Pertama sunting

Pada tahun 1967, Gacy mulai melakukan pelecehan terhadap karyawan laki-laki remaja dari restoran yang ia kelola. Gacy yang membuka sebuah “klub” di lantai dasar rumahnya, di mana ia mengizinkan karyawan untuk minum alkohol sebelum ia melakukan kegiatan seksual terhadap mereka.

Pada bulan Maret 1968, dua anak laki-laki, menuduhnya melakukan penyerangan seksual kepada mereka. Gacy mengaku tidak bersalah, tetapi pada bulan Agustus tahun itu pula ia membayar pemuda lain untuk melakukan serangan fisik kepada salah satu penuduhnya untuk mencegah anak tersebut bersaksi melawan dia. Pemuda bayaran tersebut kemudian ditangkap dan mengaku, Gacy pun ditangkap. Pada tanggal 3 Desember 1968, Gacy didakwa atas perbuatan sodomi dan dijatuhi hukuman 10 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagaian Iowa. Gacy kemudian dibebaskan karena perilaku yang baik pada tanggal 18 Juni 1970.

"Pogo si Badut" dan Aktifis Demokrat sunting

 
Salah satu gambaran dari Pogo si Badut

Pada akhir 1975, Gacy menciptakan karakter yang disebut sebagai Pogo si Badut”. Dia merancang kostum dan belajar sendiri bagaimana merias wajah badut. Gacy menjadi Pogo di pesta dan acara setempat.

Gacy juga aktif di Partai Demokrat. Pada 6 Mei 1978, ia bahkan sempat bertemu dan difoto dengan Ibu Negara, Rosalynn Carter (Istri dari Jimmy Carter, Presiden Amerika pada tahun 1977-1981). Dalam foto tersebut Rosalynn Carter berpose dengan Gacy yang mengenakan pin berlambang "S", yang menunjukkan bahwa orang tersebut telah menerima izin khusus dari United States Secret Service. Foto tersebut bahkan juga ditandatangani oleh Rosalynn Carter dengan ucapan "To John Gacy. Best Wishes. Rosalynn Carter". Hal ini kemudian membuat malu bagi United States Secret Service ketika Gacy dikemudian hari terbukti sebagai pembunuh berantai.

Terbongkarnya Kejahatan Besar sunting

Kejahatan yang dilakukan Gacy sepanjang tahun 1972-1978 ini sebenarnya sempat lama tidak terbongkar, karena tidak peka dan tanggapnya pihak kepolisian atas laporan-laporan yang bisa dikembangkan kepada terbongkarnya pembunuhan yang dilakukan Gacy. Sejak 1972-1977 setidaknya ada 3 laporan ke polisi yang bisa dikembangkan ke Gacy, tetapi entah mengapa polisi tidak mengusutnya.

Polisi mulai mencurigai Gacy ketika seorang ibu dari satu anak yang bertemu Gacy tentang pekerjaan tidak pernah kembali ke rumah. Ketika polisi melihat catatan kriminal Gacy, mereka mulai mengawasinya. Gacy yang memang mempunyai perilaku yang aneh tersebut, kemudian mengundang polisi untuk minum kopi di rumahnya. Polisi tersebut kemudian menerima undangannya dan begitu mereka masuk ke rumah Gacy, mereka mencium bau yang sangat menyengat dan kemungkinan berasal dari mayat yang telah membusuk.

Polisi kemudian memperoleh surat perintah penggeledahan dan menemukan 26 mayat di ruang kecil di bawah basement rumahnya. Mayat-mayat itu semuanya laki-laki semua dan berusia antara sembilan tahun hingga sekitar pertengahan 20 tahunan.

Pengakuan sunting

Setelah mendapat informasi bahwa ia sekarang akan menghadapi tuduhan pembunuhan, Gacy mengakui bahwa sejak tahun 1972, dia telah melakukan sekitar 25-30 kali pembunuhan. Gacy mengaku kepada polisi bahwa ia mengambil remaja laki-laki yang lari dari rumah atau gigolo anak-anak dari Stasiun Greyhound Bus Chicago atau dari jalanan dan membawa mereka ke rumahnya. Hal ini dilakukan baik dengan menjanjikan mereka uang untuk seks, menawarkan pekerjaan di perusahaan konstruksi miliknya, atau hanya dengan kekerasan. Begitu mereka sampai di rumahnya, ia akan memborgol mereka atau mengikat mereka. Gacy sering kali memasukkan pakaian ke dalam mulut korbannya untuk mencegah mereka berteriak. Setelah itu, ia akan mencekik mereka dengan tali atau papan pada saat ia melakukan tindakan seksual kepada mereka.

Akhir Hidup sunting

Pada tanggal 6 Februari 1980, sidang Gacy dimulai di Chicago. Selama persidangan, dia mengaku tidak bersalah dengan alasan tidak waras. Bahkan pada suatu sidang, Gacy sempat berkelakar dengan mengatakan bahwa satu-satunya kesalahan dia adalah karena telah "membuat pemakaman tanpa ijin".

Pada tanggal 10 Mei 1994, hukuman mati untuk Gacy dilaksanakan di Stateville Correctional Center di Crest Hill, Illinois, dengan cara disuntik mati. Menurut laporan, Gacy tidak mengungkapkan penyesalan atas kejahatannya. Ketika di sel, dia berbicara kepada pengacaranya bahwa "membunuh dia sama sekali tidak akan membawa siapapun kembali. Dan yang paling parah, kata-kata terakhir yang diucapkan Gacy adalah “"Kiss my ass" Kata-kata ini diucapkan olehnya kepada seorang petugas LP ketika ia dikirim ke ruang eksekusi.

Media sunting

Film sunting

Saking terkenalnya, kasus Gacy tersebut juga sampai dibuat film. Berikut contoh film-filmnya:

Buku sunting

Kisah Gacy ini juga pernah dibikin buku berjudul “The Last Victim” yang ditulis oleh Jason Moss.

Bacaan tambahan sunting

Pranala luar sunting

Sebagian atau keseluruhan artikel ini diterjemahkan oleh "kebo_jantan Diarsipkan 2013-10-19 di Wayback Machine." dari Wikipedia bahasa Inggris