John Martono

Seniman Indonesia


John Martono (lahir 31 Maret 1972) adalah seorang seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa lukisan dan mural yang terpajang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Mural karya John Martono banyak ditemukan di sudut-sudut kota Bandung. Sebelumnya John dikenal sebagai pelukis pertama di Indonesia yang menggunakan kain sutra sebagai media pengganti kanvas. [1]

John Martono
John Martono at his solo exhibition
Lahir31 Maret 1972 (umur 51)
Batu
Nama lainCaptain John
AlmamaterFakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung
PekerjaanSeniman, Pelukis, Dosen
Tahun aktif1985 - sekarang
Suami/istriCitra Wulandari
AnakFulvian CJ Chordio, Starr CJ Firdaus
Situs webhttp://johnmartono.com

Latar belakang sunting

Ayah John Martono, Muhammad Hoesin adalah sosok yang mendekatkan John dengan dunia lukis. Mengenalkan John kepada perupa senior di Batu, kota kelahiran sekaligus tempat dia menimba ilmu. Sampai masuk SD, SMP, dan SMA, John terus melukis. Sejak SMP sudah pameran di Batu, Malang, dan Surabaya. Tekad, ide, serta ketaatan John terhadap komitmen membawa namanya melambung. Ketika debut, dia langsung terlibat dalam pameran bertajuk Asian Fiber Art Exhibition di Korea Selatan (Korsel) pada 1995. Dia juga terlibat dalam pameran seni tekstil Contemporary Fiber Art Exhibition National Gallery di Jakarta pada 1996 dan Fiber Art Story di Bandung pada 1997. Sejak saat itu, John terlibat pameran di berbagai negara. Seperti Korsel dan Jepang. Pameran di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat pun dia turut terlibat. Juga ikut ambil bagian dalam Affordable Art Fair di Singapura dan Amerika Serikat. Pencapaian tertinggi bagi John adalah ikut serta dalam The World Triennale Fiber Art di Polandia pada 2007.[2]

Sebagai seorang yang memiliki banyak pengetahuan mengenai tekstil sebagai bagian dari pekerjaannya menjadi dosen di Institut Teknologi Bandung, John Martono banyak mendalami teknis pengolahan kain dan sekarang menggunakan kain sutera untuk mengekpresikan seninya. Bidang khusus melukis di atas sutra dan sulaman ini dimulainya pada tahun 2008. Dalam menciptakan sebuah karya di atas kain sutra ini, John Martono juga melibatkan pihak lain yaitu para pengrajin bordir di kota Bandung. Sejak menekuni seni ini, John Martono sudah melakukan pameran di dalam maupun di luar Indonesia, antara lain di Bentara Budaya Jakarta, Kuala Lumpur (Malaysia), Beijing (China) dan Berlin (Jerman). Pada tahun 2014 untuk pertama John Martono melakukan pameran di Australia bersama dengan tiga artis mancanegara, antara lain Veronica Cay dan Tania Wursig dari Australia dan Pila Pansumrit dari Thailand. [3]

John yang kini tinggal dan menetap di Bandung juga dipercaya Wali Kota Bandung saat itu Ridwan Kamil untuk menghias beberapa sudut kota itu. Termasuk Bandara Internasional Husein Sastranegara dan mural flyover Antapani.

Penghargaan sunting

  • Penghargaan Intitut Teknologi Bandung "Karya Inovasi 2017"
  • The 1st Place Best Performance Award in Recognition of Outstanding Achivment In Silk Fabric with Hand Painted on The Occasion of ASEAN Silk Fabric and Fashion Design Contest 2010. IMPACT Exhibition and Convention Center, Muang Thong Thani Thailand 2010
  • Pelukis Tebaik "Lomba Lukis Remaja Se Jakarta Utara Gelanggang Remaja Jakarta Utara 1990
  • Lomba Lukis 7 Besar Tingkat PT/ Umum Dewan Kesenian Malang 1990
  • Juara 1 Seni Rupa Pekan Seni Tingkat Wilayah Kota Jakarta Utara TH 1990 Trophy dari Walikota Jakarta Utara
  • Juara 1 Lomba Mengarang, Piala Uskup Yayasan Karmel SMAK Yos Sudarso 1988

Referensi sunting

  1. ^ Fatubun, Andres (2017-01-24). "John Martono, Seniman Dibalik Keindahan Jembatan Pelangi Antapani" (dalam bahasa Indonesia). 
  2. ^ "John Martono, Seniman yang Kombinasikan Seni Lukis dengan Seni Tekstil". Jawa Post (dalam bahasa Indonesia). 2017-02-06. 
  3. ^ "John Martono Bawa Seni Lukis Sutra dan Sulam ke Australia". Republika (dalam bahasa Indonesia). 2014-03-12. 

Pranala luar sunting