Telepon

Alat telekomunikasi

Telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya.[1] Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

Telepon putar kuno
Telepon kuno jenis GAA 2472

Prinsip dasar telepon

sunting

Ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon disebut off hook. Lalu sirkuit terbagi menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan berfungsi sebagai Tip yang menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan berfungsi sebagai Ring yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya akan memproses pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan suara pada telepon, sinyal elektrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian diubah menjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi analog, transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah menjadi transmisi digital. Angka-angka sebagai nomor telepon merupakan penggabungan antara nada-nada dan frekuensi tertentu yang kemudian dinamakan Dual-tone multi-frequency DTMF dan memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam sirkuit akan menjadi on hook ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang muncul di telepon penerima menandakan telepon telah siap digunakan.

Sejarah telepon

sunting

Sebelum ditemukannya telepon, manusia sudah mengenal surat dan telegraf. Lamanya proses yang dibutuhkan untuk mengirim surat menyebabkan sebagian besar orang beralih pada telegraf yang menyebabkan kantor-kantor telegraf sangat sibuk pada pertengahan tahun 1800-an. Telegraf dapat mengirimkan pesan dalam bentuk titik dan garis yang dikenal sebagai kode Morse dengan menggunakan listrik. Oleh sebab itu, penyampaian pesan bisa berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan surat. Sejak adanya percobaan mengenai bunyi, listrik, dan telegraf, sangat banyak peneliti yang berusaha mencari cara untuk menyempurnakan cara orang berkomunikasi. Salah satu dari peneliti tersebut adalah Alexander Graham Bell. Bell adalah seorang guru yang pada tahun 1865 memulai percobaannya dengan mengukur tinggi-rendah nada dan getaran bunyi. Percobaan ini mendorongnya pada suatu hal baru, yaitu penelitian tentang bunyi, khususnya penelitian tentang bisa atau tidaknya bunyi dikirim secara elektronik melalui kawat telegraf.

Awalnya Bell merancang suatu alat yang dinamakan telegraf harmonis, namun penelitiannya tentang gelombang bunyi yang merambat melalui telinga manusia memunculkan gagasan baru untuk membuat telepon. Pada awal tahun 1875, Bell melanjutkan penelitiannya dengan dibantu oleh asistennya yang bernama Thomas Watson. Pada tanggal 7 Maret 1876 Bell mengajukan hak paten|paten atas alat ciptaannya yang mampu mengantarkan bunyi tertentu. Beberapa bulan setelah Bell berhasil dengan telepon buatannya, ia kemudian memperkenalkan telepon pada orang banyak. Uji coba jarak jauh pertama kalinya dilakukan Bell dan Watson pada tahun 1876 yang mampu melintasi jarak 8 mil. Sejak dibentuknya Bell Telepnone Company, telepon semakin disempurnakan dan jaringannya diperluas. Pada tahun 1915 Bell melakukan telepon lintas benua pertamanya dari New York ke San Fransisco, lalu pada tahun 1956 kawat telepon internasional pertama dipasang melintasi Samudra Atlantik dan pada tahun itu juga satelit telepon pertama diluncurkan ke ruang angkasa. Sejak saat itu jaringan telepon pun dapat dinikmati antar samudra dan benua yang lebih luas.

Garis waktu perkembangan telepon

sunting
  • 1871, Antonio Meucci mematenkan penemuannya yang disebut sound Telegraph. Penemuannya ini memungkinkan adanya komunikasi dalam bentuk suara antara dua orang dengan menggunakan perantara kabel.
  • 1875, perusahaan telekomunikasi The Bell mendapatkan hak paten atas penemuan Meucci yang disebut transmitters and Receivers for Electric Telegraphs. Sistem ini menggunakan getaran multiple baja untuk memberikan jeda pada sirkuit.
  • 1876, perusahaan Bell mematenkan Improvement in Telegraphy. Sistem ini memberikan metode untuk mentransmisikan suara secara telegraf.[2]
  • 1877, The Charles Williams Shop merupakan tempat di mana telepon pertama kali dibuat dengan pengawasan Watson, yang selanjutnya menjadi departemen riset dan pengembangan dari perusahaan telekomunikasi tersebut. Alexander Graham Bell terus memantau produktivitas perusahaan tersebut sehingga pada akhir tahun sebanyak tiga ratus telepon dapat digunakan. Perusahaan Bell juga dtelah mematenkan telepon electro-magnetic yang menggunakan magnet permanen, diafragma besi, dan dering panggilan.
  • 1878, papan pengganti secara manual ditemukan sehingga memungkinkan banyak telepon terhubung melalui sebuah saluran pertukaran di bawah kepemimpinan Theodore N. Vail, perusahaan Bell mempunyai 10.000 telepon yang dapat digunakan.
  • 1880, sirkuit metalic pertama dipasang. Sirkuit ini merupakan perbaharuan dari sirkuit one-wire menjadi two-wire. Perbaharuan ini membantu mengurangi gangguan yang sering kali dirasakan dengan penggunaan jalur one-wire.
  • 1891, telepon dengan nomor dial pertama kali digunakan. Telepon akan bekerja secara otomatis menghubungkan penelepon ke operator dengan cara menekan nomor dial berdasarkan instruksi.
  • 1913, amplifirers elektric pertama kali dipraktikkan oleh AT&T. sistem ini memungkinkan adanya hubungan telepon antar-benua.
  • 1915, telepon dengan sistem wireless pertama kali digunakan. Sistem ini memudahkan pengguna telepon untuk saling berhubungan lintas negara.
  • 1927, AT&T memulai proyek layanan telepon lintas-atlantik di London dengan menggunakan dua jalur radio. Namun proyek ini masih jauh dari ideal karena banyak terjadi gangguan dalam radio, memiliki kapasitas yang kecil, dan biaya teleponnya yang mahal. Kemudian proyek ini dipindahkan menjadi lintas-pasifik pada tahun 1964.
  • 1940, telepon mobile pertama kali digunakan secara komersial. Inovasi ini sebelumnya digunakan sebagai alat bantu perang untuk membidik tembakan dan meningkatkan kualitas radar. Selesai perang, ratusan telepon dipasang dengan menggunakan sistem ini. Microwave radio dipasang untuk hubungan jarak jauh.
  • 1959, telepon Princess pertama kali diperkenalkan
  • 1963, telepon dengan tombol bersuara diluncurkan

Sejarah telepon di Indonesia

sunting

Sebelum adanya telepon di Indonesia, pemanfaatan telekomunikasi dilakukan dengan telegraf. Pemanfaatan telegraf ini dimulai sejak saluran telegraf pertama dibuka pada tanggal 23 Oktober 1855 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak hadirnya telegraf elektromagnetik yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor), jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas di 28 kantor telegraf. Selain itu, kabel laut juga telah terpasang antara Jakarta dan Singapura, kemudian juga dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin). Beberapa tahun setelah penggunaan telegraf, muncullah jaringan telepon lokal di Indonesia dan menyebar secara cepat pada sebagian besar wilayah Indonesia.

  • Pada tanggal 16 Oktober 1882 jaringan telepon lokal pertama digunakan di Indonesia yang diselenggarakan oleh pihak swasta yang mendapat izin konsesi selama 25 tahun. Jaringan telepon yang pertama ini menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia). Selanjutnya, pada tahun 1884 jaringan telepon dibangun di Semarang dan Surabaya. Khusus untuk hubungan telepon interlokal, perusahaan Intercommunaal Telefoon Maatschappij memperoleh konsesi selama dua puluh lima tahun untuk hubungan Batavia-Semarang, selanjutnya Batavia-Surabaya, disusul Batavia-Bogor dan kemudian Bandung-Sukabumi. Dalam pengembangan jaringan telepon ternyata perusahaan-perusahaan telepon itu hanya membuka hubungan telepon di kota-kota besar yang mendatangkan untung saja sehingga penyebaran jaringan telepon tidak merata.
  • Setelah jangka waktu konsesi berakhir, semua perusahaan jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon Dienst, kecuali jaringan telepon Perusahaan Kereta Api Deli (Deli Spoor Maatschappij, DSM). Sejak saat itu pelayanan jasa telekomunikasi dikelola oleh pemerintah secara monopoli.
  • Di tahun 1967, pembangunan jaringan telekomunikasi Nusantara yang meliputi proyek gelombang mikro lintas Sumatra, gelombang mikro Indonesia Timur yang menghubungkan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan selesai dilakukan. Jaringan telepon itu semula menggunakan sistem baterai lokal dan kawat tunggal yang terpasang di atas permukaan tanah sehingga sering mengalami gangguan. Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan, pemasangan kabel jarak jauh diterapkan di bawah permukaan tanah, kawat tunggal diganti dengan kawat sepasang dan menggunakan sistem baterai sentral.
  • Pada tanggal 9 Juli 1976 Indonesia memulai babak baru bidang telekomunikasinya yang ditandai dengan peluncuran satelit Palapa A-1 berjenis HS-333 dari Cape Canaveral. Satelit ini memungkinkan jaringan telepon Indonesia semakin luas cakupannya, hingga mencapai luar negara. Sejak saat ini pertumbuhan jaringan telepon semakin pesat dan canggih karena didukung teknologi satelit. Semakin banyak pula fasilitas yang dapat dinikmati masyarakat Indonesia.
  • Pada tahun 2009, tercatat sebanyak 31.000 desa di sejumlah daerah Indonesia belum memiliki jaringan telepon. Pemerintah Indonesia sedang berupaya membangun jaringan di desa-desa tersebut agar masyarakatnya juga dapat menikmati fasilitas telepon dan internet.

Jaringan telepon

sunting

Jaringan telepon berfungsi menghubungkan telepon-telepon yang ada sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi antara dua pihak atau lebih, ditambah fitur baru seperti faksimile dan internet. Pada era 1920-an telepon mengalami perkembangan signifikan di tengah mulai meluasnya penggunaan alat komunikasi tersebut untuk menyampaikan ide-ide, berita atau informasi pribadi.[3] Dengan adanya perkembangan teknologi seperti komputer dan alat komunikasi canggih lainnya, telepon berkembang lebih maju lagi seperti lewat layanan dial-up.[4]

Beberapa jenis jaringan telepon seperti:

Umumnya perusahaan telepon milik negara mengelola jenis kabel dan nirkabel, dan menyediakan jasa-jasa tersebut atas nama pemerintah nasional. Sedangkan operator jaringan virtual seluler (MVNO) menyewa jaringan atau frekuensi dari operator besar, dan menjual lagi dengan merek sendiri ke masyarakat. Jaringan tetap di Indonesia meliputi jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup. Sedangkan jaringan bergerak meliputi satelit, telepon seluler, dan radio trunking.

Perusahaan penyedia jaringan telepon di Indonesia pada awalnya hanya Perusahaan Negara Telekomunikasi yang merupakan BUMN dan pecahan dari Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi.PN Telekomunikasi kemudian berubah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) pada tahun 1974 dan berfungsi dalam menyediakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Lalu pada tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.

Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia. Dalam kurun waktu yang cukup panjang PT. Telkom memonopoli jaringan telepon tetap di Indonesia setelah Indosat dijual pada perusahaan swasta milik Singapura, lalu tahun 2002 duopoli penyelenggarakan telekomunikasi lokal dimulai. Pasar bebas telekomunikasi memberi jalan bagi perusahaan-perusahaan lainnya ikut berkembang.Tiga dari perusahaan penyedia jaringan telepon tetap adalah Telkomsel, Indosat, dan BatamBintan. Perusahaan yang paling banyak muncul sampai saat ini adalah perusahaan dalam bidang telekomunikasi seluler. Mulai dari Telkomsel, Indosat, Excelcomindo, Mobile-8, Smart Telecom, dan lain sebagainya.

Teknologi telepon

sunting

Digital

sunting

Public Switched Telephone Network (PSTN) dilakukan berdasarkan hubungan langsung antara sender dengan receiver yang harus menggunakan kabel tembaga, serat optik, satelit, nirkabel, dan sirkuit mobile wireless . Penggunaan jaringan tersebut melibatkan komponen dasar yaitu telepon, akses jaringan, kantor sentral (CO), batang dan sirkuit khusus, dan peralatan premis pelanggan (CPE).perkembangan PSTN sebagai sistem telepon digital telah meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringannya sehingga memungkinkan untuk menggunakan beberapa saluran komunikasi dalam sebuah medium pertukaran.

Telepon IP (Internet Protocol) adalah telepon teknologi baru yang menggunakan protokol internet dalam pengoperasiannya. Telepon IP ini dapat digunakan untuk memindahkan hubungan untuk mengganti suara, mengirim fax, paket video, dan bentuk penyampaian informasi lainnya yang telah digunakan pada sistem telepon terdahulu. Telepon IP menggunakan koneksi internet untuk mengirimkan data. Dalam perkembangannya, layanan telepon IP akan bekerja sama dengan perusahaan telepon lokal, provider jarak jauh seperti AT&T, perusahaan TV cabel, Internet Service Providers (ISP), dan operator layanan wireless. Telepon IP merupakan bagian penting dalam penggabungan antara komputer, telepon, dan televisi dalam satu lingkungan komunikasi. VoIP (Voice over IP) adalah pengorganisasian untuk menstandardisasi telepon IP. VoIP digunakan sebagai landasan untuk unified message (UM) dan unified communications (UC). Tanpa VoIP, integrasi dari berbagai program server akan sulit dilakukan. Jaringan yang ada pada IP bukan tipe yang siap untuk menghadapi lalu lintas VoIP sistem LAN harus dibagi antara VLAN dengan pesan suara dan data.

Jaringan generasi baru

sunting

Next-generation networks (NGN) mengubah pendekatan “satu jaringan, satu layanan” menjadi pengiriman berbagai layanan melalui satu jaringan. Didasarkan pada sistem internet protocol (IP), NGN dibangun pada pengembangan jaringan broadband, Voice over IP (VoIP), konvergensi fixed-mobile dan IP televisi (IPTV). Jaringan generasi baru ini menggunakan sejumlah teknologi seperti nirkabel dan mobile, serat dan kabel, atau dengan pembaharuan jalur tembaga yang ada. Negara yang telah mengadopsi teknologi ini adalah negara-negara maju. Negara berkembang dapat mengadopsi teknologi NGN ini dengan menggunakan akses broadband nirkabel sehingga membuat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dapat menghilangkan hambatan untuk berinovasi dan berinvestasi. Dalam perkembangan teknologi NGN, ada dua teknologi yang berperan pada jaringan berbasis transmisi optik, yaitu SDH dan DWDM. Kemampuan mengirimkan bandwidth pada SDH mencapai STM-64 (10 Gbps), sedangkan pada DWDM adalah n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps (n adalah jumlah panjang gelombang). Risiko dari besarnya kapasitas kedua teknologi ini adalah hilangnya informasi yang cukup besar saat terjadinya kegagalan dalam pengiriman jaringan. Sistem proteksi yang umum digunakan dalam NGN adalah proteksi perangkat, proteksi link, proteksi berdasarkan topologi, dan proteksi kanal optik (DWDM). Pada sistem proteksi perangkat, sinyal dari jalur kanal proteksi akan dibuang dan dialihkan ke kanal kerja jika sinyal yang diterima dari jalur ujung pengiriman sudah bekerja secara benar. Pada sistem proteksi link, link fisik yang digunakan menjadi pokok pengolahan proteksi. Namun, proteksi yang digunakan dalam NGN sangat bergantung pada kebutuhan jaringan itu sendiri. Keseluruhan tipe proteksi tersebut tidak ada yang memenuhi semua kebutuhan proteksi NGN.

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2020-01-23.
  2. ^ "Cuaderno del laboratorio de Alexander Graham Bell, 1875-1876". World Digital Library. 1875–1876. Diakses tanggal 2013-07-23. Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
  3. ^ "1870s – 1940s: Telephone".
  4. ^ Howard, Philip N.; Mazaheri, Nimah (2009-07-01). "Telecommunications Reform, Internet Use and Mobile Phone Adoption in the Developing World". World Development. 37 (7): 1159–1169. doi:10.1016/j.worlddev.2008.12.005. ISSN 0305-750X.
  • Jones, S., Kovac, R., & Groom F. M. (2009). Introduction to Communication Technologies: A Guide for Non Engineers. Bocaraton, FL:CRC Press.
  • Hersent, olivies,David Gurle,& Jean-Pierre Petit (2000). IP Technology:Packet-based Multimedia Communications Systems. London, Addison Weastley.
  • Josephson, Matthew (1992), Edison: A Biography, Wiley, 1992
  • Huurdeman, Anton A. (2003), The Worldwide History of Telecommunications, IEEE Press and J. Wiley & Sons, 2003
  • Mike Sexton & Andy Reid (1992), Transmission Networking: SONET and The Synchronous Digital Hierarchy, Artech House Boston London.
  • Jennifer Fandel, Alexander Graham Bell dan Telepon, 2008.
  • M.A.M.Mirabito & B.L. Morgenstem, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, Fifth Edition, 2004.

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting