Jalak suren jawa
Jalak suren jawa ( Gracupica jalla ) merupakan salah satu spesies burung jalak dalam famili Sturnidae. Bulunya berwarna hitam putih, dengan kerah hitam. Spesies ini ditemukan di sebagian besar wilayah Jawa dan Bali (tetapi berpotensi punah sejak pertengahan tahun 2010-an) dan sebelumnya berada di wilayah selatan Sumatera (yang diketahui telah punah sejak tahun 1990-an). [2] Karena pengumpulan massal untuk perdagangan satwa liar ilegal dan penggunaan pestisida dalam jumlah besar di lahan pertanian yang digunakan untuk mencari makan, kini satwa ini dikhawatirkan akan punah di alam liar . [2] [3] [4]
| Jalak suren jawa
| |
|---|---|
Gracupica jalla  | |
| Status konservasi | |
 | |
| Terancam kritis | |
| IUCN | 103890801 |
| Taksonomi | |
| Divisi | Maniraptoriformes |
| Kelas | Aves |
| Ordo | Passeriformes |
| Famili | Sturnidae |
| Genus | Gracupica |
| Spesies | Gracupica jalla |
_on_feeder,_Gembira_Loka_Zoo,_Yogyakarta,_2015-03-15.jpg)
Sebelumnya dianggap sebagai subspesies dari jalak suren india, yang kini telah dibagi menjadi tiga spesies; Ia dapat dibedakan dari spesies lain dengan tidak adanya warna oranye kemerahan pada pangkal paruhnya dan bercak luas pada kulit telanjang berwarna merah oranye di sekitar mata. [5] [6] Bahkan di penangkaran, ia terancam oleh potensi hibridisasi dengan jalak suren siam ( G.floweri ) yang sebelumnya dianggap sejenis. Yang juga mengancam spesies ini adalah upaya advokasi yang dilakukan oleh lobi pemelihara burung, yang berhasil membuat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghapus spesies tersebut dari daftar spesies yang dilindungi pada tahun 2018. Penting untuk melestarikan individu-individu hasil penangkaran yang secara genetik murni untuk berkembang biak dan pada akhirnya memperkenalkan kembali spesies tersebut; salah satu populasi seperti itu ada di Taman Burung Bali . [5]
Referensi
sunting- ^ BirdLife International (2017). "Gracupica jalla". Diakses tanggal 27 July 2021.
- ^ a b Ali, S; S D Ripley (1986). Handbook of the birds of India and Pakistan. Volume 5 (edisi ke-2nd). New Delhi: Oxford University Press. hlm. 172–175.
- ^ Baveja, Pratibha; Garg, Kritika M.; Chattopadhyay, Balaji; Sadanandan, Keren R.; Prawiradilaga, Dewi M.; Yuda, Pramana; Lee, Jessica G. H.; Rheindt, Frank E. (2021). "Using historical genome-wide DNA to unravel the confused taxonomy in a songbird lineage that is extinct in the wild". Evolutionary Applications (dalam bahasa Inggris). 14 (3): 698–709. Bibcode:2021EvApp..14..698B. doi:10.1111/eva.13149. ISSN 1752-4571. PMC 7980273
. PMID 33767745 Periksa nilai |pmid=(bantuan). - ^ "From common to captive, Javan pied starlings succumb to songbird trade". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2021-06-18. Diakses tanggal 2021-07-28.
- ^ a b Baveja, Pratibha; Garg, Kritika M.; Chattopadhyay, Balaji; Sadanandan, Keren R.; Prawiradilaga, Dewi M.; Yuda, Pramana; Lee, Jessica G. H.; Rheindt, Frank E. (2021). "Using historical genome-wide DNA to unravel the confused taxonomy in a songbird lineage that is extinct in the wild". Evolutionary Applications (dalam bahasa Inggris). 14 (3): 698–709. Bibcode:2021EvApp..14..698B. doi:10.1111/eva.13149. ISSN 1752-4571. PMC 7980273 . PMID 33767745 Periksa nilai
|pmid=(bantuan). - ^ "Species Updates – IOC World Bird List" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-05-28.
