Ittan-momen (bahasa Jepang Kanji: 一反木綿, Hiragana: いったんもめん) adalah salah satu yokai dalam cerita rakyat Jepang, yang legendanya berasal dari Kagoshima.[1] Ittan-momen termasuk dalam kategori yokai tsukumogami, yang berwujud sebagai potongan kain panjang (kurang lebih sekitar 9 meter). Menurut salah satu sumber, yokai ini berbahaya. Ia muncul pada malam hari yang kemudian menerkam mangsanya dengan cara melilitkan kainnya ke bagian wajah dan leher korban, dan meremukkan tengkoraknya.[2]

Prefektur Kagoshima, yang diyakini sebagai asal mula yokai ittan-momen

Budaya populer

sunting

Beberap serial manga, kartun, maupun anime mengambil salah satu karakter di dalamnya yang diadaptasi dari ittan-momen. D antaranya adalah:

  • Serial anime/manga Inu x Boku SS, salah satu karakternya, Rensh Sorinozuka, adalah Ittan-momen.
  • Waralaba tokusatsu Super Sentai, Ittan momen muncul sebagai monster bertema budaya Jepang:
    • Kakuranger (1994), salah satu monster yang dilawan Kakuranger adalah Ittan-momen. Ia muncul di Power Rangers Mighty Morphin dengan nama "Calcifire".
    • Shinkenger (2009), salah satu Ayakashi, bernama Urawadachi, menjadi monster ittan-momen dalam serial tersebut.
    • Ninninger (2015), salah satu monster yang ditampilkan adalah ittan-momen. karakter tersebut kemudian diadaptasi dalam Power Rangers Ninja Steel sebagai Abrakadanger.
  • Seri Avatar: Legend of Korra, dua roh perang bernama Raava dan Vaatu kemungkinan mengambil desain dari wujud ittan-momen.
  • Yo-kai Watch, Ittan-momen muncul dengan nama So-Sorree dalam bahasa Inggris.
  • Dalam GeGeGe no Kitarō, karakter berulang bernama Ittan Momen (dalam terjemahan bahasa Inggris dipanggil Rollo Cloth) muncul sebagai kain antropomorfik dengan kemampuan terbangnya. Ia juga merupakan salah satu kelompok inti Kitaro.

Referensi

sunting
  1. ^ "Ittan momen | Yokai.com" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-18. 
  2. ^ Bane, Theresa (2016-05-22). Encyclopedia of Beasts and Monsters in Myth, Legend and Folklore (dalam bahasa Inggris). McFarland. hlm. 173. ISBN 978-1-4766-2268-2. 

Bacaan lanjutan

sunting