Phuntsholing atau Phuentsholing adalah sebuah kota di perbatasan Bhutan dengan India yang berada di bagian selatan Bhutan. Kota ini merupakan ibu kota administrasi dari Distrik Chukha.[1][2] Di kota ini terdapat bagian dari Gomez Phuentsholing dan Sampheling Gewog.[3]

Pemandangan Kota Phuntsholing
Pemandangan Kota Phuntsholing

Phuentsholing berbatasan dengan kota Jaigaon di India. Perdagangan lintas batas telah menghasilkan ekonomi lokal yang berkembang. Di kota ini dulunya menjadi tempat kantor pusat Bank Bhutan namun telah beralih ke Thimphu. Pada tahun 2005, Phuentsholing memiliki populasi 20.537 jiwa.[4]

Sejarah sunting

Pada 1958, mantan Perdana Menteri Jigme Dorji memberitahu penduduk Phuentsholing bahwa mereka boleh mendirikan bangunan dari beton. Kelompok perusahaan Tashi membangun bangunan beton pertama kemudian diikuti oleh orang Tibet dan India. Beberapa bangunan yang ada sampai hari ini adalah bangunan perumahan Bhutan Enterprise, toko Jatan Prasad Lal Chand Prasad dan salon kecantikan dekat Zantdopelri lhakhang. Setelah pengumuman tersebut, 18 toko dibangun di sekitar kawasan Zangdopelri. Di wilayah Zangdopelri terdapat sebuah terminal bus dan setiap hari Sabtu sebuah pasar akan diadakan di sana. Selain itu, beberapa bangunan lain termasuk kota Phuentsholing mulai berkembang.[5]

Pada tanggal 5 April 1964, Perdana Menteri Jigme Dorji dibunuh di Phuntsholing oleh kader monarki ketika sang raja sedang terbaring sakit di Swiss. Setelah kejadian itu, keluarga Dorji kemudian diawasi ketat.[6]

Arsitektur sunting

Perbatasan India dengan Bhutan di Phuntsholing memisahkan masyarakat dan budayanya yang sangat berbeda. Jarak lintas perbatasan Jaigaon lebih besar, ramai dan bising, mirip dengan kebanyakan pusat perdagangan di Bengal Barat lainnya, meskipun banyak dari pembelinya adalah orang Bhutan. Phuntsholing secara unik lebih urban daripada kota-kota lainnya di Bhutan karena merupakan ibu kota keuangan, industri, dan perdagangan Bhutan. Kota ini telah sedikit terpengaruh oleh budaya kota tetangganya, tetapi jelas jauh lebih sepi dan tertib daripada kota tetangganya.

Ekonomi sunting

Karena sebagian besar barang diperdagangkan ke Bhutan melalui Phuntsholing menjadikan kota ini sebagai pintu gerbang menuju Bhutan untuk melakukan perdagangan dengan India.

Perbatasan dengan India sunting

 
Gerbang perbatasan antara Bhutan dan India, dilihat dari sisi Bhutan
 
Sudut pandang lain dari Jaigaon, India

Perbatasannya dipisahkan oleh tembok panjang dengan satu gerbang milik Bhutan. Bahkan terkadang warganya bisa menyeberang perbatasan tanpa dimintai surat-surat. Wisatawan dari India, Bangladesh, dan Maladewa tanpa menggunakan visa diperbolehkan memasuki Bhutan namun harus menunjukkan bukti identitas seperti paspor atau kartu identitas pemilih dan mengajukan permohonan izin di Phuntsholing untuk memasuki Bhutan. Sementara untuk orang asing lainnya, yang dipandu oleh pemandu wisata yang disewa, memerlukan visa. Pintu gerbang masuk ke kota dijagai oleh Angkatan Darat India dan Angkatan Darat Bhutan. Medan mulai melandai segera setelah melewati pintu gerbang.

Transportasi sunting

 
Jalan raya di Bhutan

Kota ini tidak memiliki bandara ataupun rel kereta api. India memiliki stasiun kereta api di dekat perbatasan. Rel kereta api sepanjang 20 km telah direncanakan untuk dibangun dari stasiun kereta api terdekat di Benggala Utara menuju Phuntsholing.

Siliguri adalah kota besar terdekatnya di India. New Jalpaiguri dan New Alipurduar adalah persimpangan rel kereta api terdekat. Bus tersedia dari kota-kota di Benggala Utara. Bus dioperasikan oleh kedua operator perjalanan pemerintah India dan Bhutan. Di Phuntsholing pernah dibuat jalan lateral yang memberikan wisatawan akses ke seluruh Bhutan. Dari hampir seluruh tempat di kota itu, seseorang dapat melihat jalan menuju Thimphu mengular ke atas bukit dan ketika malam hari sangat mudah untuk melihat lampu kendaraan dari jauh menuju ibu kota. Jalan lateral, yang merupakan jalan raya utama Bhutan, dimulai di Phuntsholing dan memanjang sejauh 557 kilometer[7] menuju Trashigangin di arah timur.

Referensi sunting

  1. ^ Pelden, Sonam (2010-05-07). "Cabinet Approves Thromdes". Bhutan Observer online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-20. Diakses tanggal 2011-07-30. 
  2. ^ Dorji, Kezang (2010-11-26). "LG Elections Finalized". Bhutan Observer online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-03. Diakses tanggal 2011-07-30. 
  3. ^ "Chiwogs in Chukha" (PDF). Election Commission, Government of Bhutan. 2011. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-10-02. Diakses tanggal 2011-07-28. 
  4. ^ "Bhutan: largest cities and towns and statistics of their population". World Gazetteer. Diakses tanggal 2008-07-11. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-24. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  6. ^ Ram Rahul (1997). Royal Bhutan: a political history. Vikas. hlm. 94–95. ISBN 81-259-0232-5. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ "Directions from Phuentsholing to Trashigang". Google maps. Google. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 24, 2011. Diakses tanggal 2011-07-25. 

Pranala luar sunting