Aturan sinus
- Untuk kegunaan lain, lihat Sinus (disambiguasi).
Dalam trigonometri, aturan sinus, rumus sinus, atau hukum sinus adalah sebuah persamaan yang memperbandingan panjang sisi-sisi segitiga terhadap sinus sudut-sudutnya. Aturan ini menyatakan bahwa
Aturan sinus adalah salah satu dari dua persamaan trigonometrik yang umum digunakan untuk menentukan besar panjang dan sudut pada segitiga, persamaan lain yang digunakan adalah aturan kosinus.
Aturan sinus dapat diperumum ke dimensi yang lebih tinggi, yakni pada permukaan dengan kurvatur yang bernilai konstan.[1]
Sejarah sunting
Hukum sinus bagi segitiga yang terletak pada bola ditemukan pada abad ke-10. Penemuan ini banyak diatribusikan kepada Abu-Mahmud Khojandi, Abul Wafa Muhammad Al Buzjani, Nashiruddin ath-Thusi, dan Abu Nashr Mansur.[2]
Pada abad ke-11, buku Ibn Muʿādh al-Jayyānī' mengandung hukum sinus secara umum.[3][4] Hukum sinus pada bidang [datar] kemudian dinyatakan oleh Nashiruddin ath-Thusi pada abad ke-13.[4] Dalam karyanya Tentang Gambar Sektor, ia menuliskan hukum sinus untuk bidang datar dan untuk permukaan bola, dan memberikan rumus untuk kedua hukum ini.[5]
Pada abad ke-15, matematikawan Jerman Regiomontanus menggunakan hukum sinus sebagai fondasi solusi tentang masalah yang berkaitan dengan segitiga siku-siku. Solusi yang tertulis pada Buku IV-nya pada gilirannya menjadi dasar solusi masalah yang berkaitan dengan segitiga secara umum.[6]
Bukti sunting
Perhatikan segitiga dengan sisi a, b, dan c, dan sudut yang berhadapan A, B, dan C. Tarik garis tinggi h dari sudut C ke sisi c sehingga segitiga ABC terbagi menjadi dua segitiga siku-siku.
Dapat diamati bahwa:
- dan
Dari persamaan tersebut, dapat diturunkan dua bentuk dari h
sehingga diperoleh
Memperlakukan garis tinggi dari sudut A dengan cara yang sama, kemudian akan diperoleh:
Kasus ambigu sunting
Ketika menggunakan aturan sinus untuk menentukan panjang sisi suatu segitiga, kasus ambigu dapat terjadi ketika terdapat dua segitiga dapat dibuat dari informasi yang diketahui (dengan kata lain, akan menghasilkan dua solusi berbeda). Kasus ini mungkin saja terjadi karena ada dua nilai sudut yang benar antara 0° dan 180° yang memiliki nilai sinus yang sama.
Untuk sembarang segitiga, kasus ambigu terjadi apabila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:
- Informasi yang tersedia tentang segitiga hanyalah sudut α dan panjang a dan c.
- Sudut α lancip (yakni, besar sudut α < 90°).
- Sisi a lebih pendek daripada sisi c (yakni, besar a < c).
- Sisi a lebih panjang daripada ketinggian h ketika diukur dari titik B (artinya a > h), dengan nilai h = c sin α.
Jika semua kondisi tersebut terpenuhi, maka sudut β dan β′ menghasilkan dua segitiga yang valid tapi berbeda, mengartikan dua persamaan berikut benar:
Contoh sunting
Diberikan informasi: panjang sisi a = 20, sisi c = 24, dan sudut γ = 40°, sedangkan nilai sudut α ingin dicari. Menggunakan aturan sinus, disimpulkan bahwa
Hubungan dengan lingkaran luar segitiga sunting
Pada identitas
Bukti sunting
Seperti terlihat pada gambar, misalkan ada sebuah lingkaran yang memuat segitiga , dan memuat segitiga lain yang sisinya melewati pusat lingkaran O.[nb 1] Sudut memiliki sudut pusat sebesar , sehingga sudut . Karena merupakan segitiga siku-siku, pada segitiga berlaku
dengan adalah jari-jari dari lingkaran yang memuat segitiga.[8] Sudut dan memiliki sudut pusat yang sama, sehingga besar sudut mereka sama: . Maka disimpulkan,
Hubungan dengan luas segitiga sunting
Menggunakan notasi yang sama dengan bagian sebelumnya, luas dari segitiga adalah , dengan adalah sudut yang diapit oleh sisi a dan b. Mensubtitusi aturan sinus pada persamaan luas segitiga menghasilkan[9]
Aturan sinus juga dapat digunakan untuk menghasilkan rumus berikut untuk menghitung luas lingkaran. Dengan menyatakan , dapat ditunjukkan[10]
Kasus hiperbolik sunting
Dalam geometri hiperbolik dengan kurvatur bernilai −1, aturan sinus berubah menjadi
Pada permukaan bola sunting
Aturan sinus pada permukaan bola memberikan hubungan trigonometrik pada segitiga yang sisi-sisinya berupa lingkaran besar.
Misalkan radius dari bola adalah 1. Misalkan pula a, b, dan c adalah panjang dari segmen-segmen lingkaran besar yang menjadi sisi-sisi segitiga. Karena bola berupa bola satuan, panjang a, b, dan c sama dengan besar-besar sudut (dalam radian) dari pusat bola, yang membentuk segmen-segmen lingkaran besar. Misalkan juga A, B, dan C adalah sudut-sudut yang berhadapan dengan masing-masing sisi segitiga. Aturan sinus pada permukaan bola menyatakan bahwa
Pada permukaan dengan kurvatur konstan sunting
Pada permukaan secara umum, fungsi sinus dapat diperumum sebagai berikut:
Lihat pula sunting
Catatan sunting
- ^ Memuat, dalam artian semua titik sudut segitiga terletak pada lingkaran.
Rujukan sunting
- ^ a b "Generalized law of sines". mathworld.
- ^ Sesiano hanya mencatat al-Wafa sebagai seorang kontributor. Sesiano, Jacques (2000) "Islamic mathematics" pp. 137–157, dalam Selin, Helaine; D'Ambrosio, Ubiratan (2000), Mathematics Across Cultures: The History of Non-western Mathematics, Springer, ISBN 1-4020-0260-2 "... .Spherical geometry was based on Menelaus's Spherics (and, in particular, its theorem IIIJ.1) and gave rise through Abu'l-Wafii' al-Buzjani (940-997/8) to the law of sines for spherical triangles, where are the sides and the opposite angles
- ^ O'Connor, John J.; Robertson, Edmund F., "Abu Abd Allah Muhammad ibn Muadh Al-Jayyani", Arsip Sejarah Matematika MacTutor, Universitas St Andrews.
- ^ a b Histoire des sciences arabes. Rushdī Rāshid, Régis Morelon. Paris. 1997. ISBN 2-02-030355-8. OCLC 37996126.
- ^ Berggren, J. Lennart (2007). "Mathematics in Medieval Islam". The Mathematics of Egypt, Mesopotamia, China, India, and Islam: A Sourcebook. Princeton University Press. hlm. 518. ISBN 978-0-691-11485-9.
- ^ Glen Van Brummelen (2009). "The mathematics of the heavens and the earth: the early history of trigonometry". Princeton University Press. p.259. ISBN 0-691-12973-8
- ^ Coxeter, H. S. M. and Greitzer, S. L. Geometry Revisited. Washington, DC: Math. Assoc. Amer., pp. 1–3, 1967
- ^ a b "Law of Sines". www.pballew.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-10. Diakses tanggal 2018-09-18.
- ^ Mr. T's Math Videos (2015-06-10), Area of a Triangle and Radius of its Circumscribed Circle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-11, diakses tanggal 2018-09-18
- ^ Mitchell, Douglas W., "A Heron-type area formula in terms of sines," Mathematical Gazette 93, March 2009, 108–109.
- ^ Katok, Svetlana (1992). Fuchsian groups . Chicago: University of Chicago Press. hlm. 22. ISBN 0-226-42583-5.