Mullah Dadullah (1966? – 13 Mei 2007) adalah seorang pemimpin militer Pashtun, Afganistan. Pada saat kematiannya ia diyakini sebagai pemimpin militer Taliban di Afganistan selatan.[1] Dadullah kehilangan sebelah kakinya ketika berjuang bersama kaum Mujahidin melawan pendudukan Soviet pada 1980-an.[2] Ia adalah seorang anggota dewan pemimpin Taliban yang terdiri dari 10 orang sebelum invasi yang dipimpin oleh AS pada 2001. Ia dilaporkan juga sebagai pembantu dekat dari Mullah Omar. Pada 1999-2000, ia memimpin penindasan yang brutal terhadap sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh suku Hazara Afghan di provinsi Bamyan.[3]

Mullah Dadullah Akhun dalam sebuah wawancara pada awal 2006

Ketika rezim Taliban jatuh pada Desember 2001, Dadullah lolos dari penangkapan oleh pasukan-pasukan Aliansi Utara di provinsi Kunduz.[2]

Ia dituduh ikut serta (dengan memberikan perintah lewat telepon genggam) dalam pembunuhan atas Ricardo Munguia pada 27 Maret 2003.

Pada 2005 ia dijatuhi hukuman tahanan seumur hidup in absentia, bersama-sama dengan tiga orang lainnya, oleh Pakistan karena usaha pembunuhan terhadap anggota parlemen Pakistan, Maulana Mohammad Khan Sherani dari partai Jamiat Ulema-i-Islam. Sherani, seorang lawan Taliban, selamat dari serangan IED di daerah pemilihannya sendiri di Balochistan pada November 2004.[4]

Sebuah "sumber intelijen Barat" mengklaim bahwa Dadullah diduga beroperasi dari Quetta, Pakistan.[5] Yang lainnya, termasuk pemerintah Pakistan, mengklaim bahwa ia beroperasi dekat Kandahar, Afghanistan. Pada 2006, ia mengklaim mempunyai 12.000 pasukan dan menguasai 20 distrik di bekas pusat kekuasaan Taliban di provinsi selatan: Kandahar, Helmand, Zabul dan Uruzgan.[6]

Dadullah dilaporkan sebagai tokoh utama dalam rekrutmen orang-orang Pakistan untuk bergabung dengan Taliban[3] dan juga merupakan salah satu juru bicara utama Taliban. Ia sering bertemu dengan wartawan-wartawan televisi Al-Jazeera.[7] Laporan-laporan bahwa Dadulluh telah tertangkap pada 19 Mei 2006 telah dibantah, dan tidak ada laporan lebih lanjut tentang penangkapannya. Pada musim panas 2006, ia dilaporkan diutus oleh Mullah Omar ke Waziristan Selatan untuk meyakinkan para pemberontak Pashtun setempat agar menyetujui gencatan senjata dengan Pakistan.[8]

Pada Oktober 2006 muncul desas-desus[9] bahwa pemerintah Afghan mempertimbangkan kemungkinan untuk memberikan kekuasaan atas departemen pertahanannya kepada Dadullah sebagai bagian dari rencana rekonsiliasi dengan pihak Taliban untuk menghentikan pemberontakan yang berlanjut terus.

Dadullah telah dihubungkan dengan pembantaian terhadap orang-orang Syi'ah, kebijakan bumi hangus terhadap desa-desa Syi’ah pada 2001. (Hal ini pernah dibangga-banggakannya suatu kali di radio). Ia juga dituduh bertanggung jawab atas hukuman mati yang dijatuhkan secara sumir kepada orang-orang yang dicurigai telah melemparkan granat tangan ke kompleksnya pada 2001 (mereka digantung pada salah satu bundaran utama). dia juga tokoh pemimpin serangan bom bunuh diri melawan pasukan nato.

Dadullah mengawasi perundingan-perundingan Taliban untuk penyanderaan wartawan Italia Daniele Mastrogiacomo dan dua asisten Afghannya pada Maret 2007. Mastrogiacomo dilaporkan telah ditukar dengan lima pemimpin senior Taliban, termasuk Ustadz Yasar, Abdul Latif Hakimi, Mansoor Ahmad, seorang saudara laki-laki Dadullah, dan dua orang komandan yang diidentifikasikan sebagai Hamdullah dan Abdul Ghaffar. Sang pemimpin Taliban mengancam untuk membunuh sang penerjemah Adjmal Nasqhbandi, salah satu dari kedua asisten Afghan itu, pada 29 Maret 2007 kecuali pemerintah Kabul membebaskan dua tahanan Taliban.[10]

Pejabat-pejabat Afghan mengatakan bahwa Mullah Dadullah terbunuh dalam suatu pertempuran dengan pasukan-pasukan Afghan dan sekutu di provinsi Helmand pada 13 Mei 2007.[11]

Pranala luar sunting

Potongan video sunting

Referensi sunting