Filsafat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Mazhab India: edit link
k konsistensi
Baris 7:
==Mazhab Pemikiran==
Ada 7 (tujuh) mazhab pemikiran yang berkembang di Indonesia. Kategorisasi mazhab didasarkan pada tiga hal: ''pertama'', didasarkan pada segi keaslian yang dikandung suatu mazhab filsafat tertentu (seperti pada 'mazhab etnik'); ''kedua'', pada segi pengaruh yang diterima oleh suatu mazhab filsafat tertentu (seperti 'mazhab CinaTiongkok', 'mazhab India', 'mazhab Islam', 'mazhab Kristiani', dan 'mazhab Barat'), dan ''ketiga'', didasarkan pada kronologi historis (seperti 'mazhab paska-Soeharto'). Berikut ini adalah sketsa mazhab-mazhab pemikiran dalam Filsafat Indonesia dan filsuf-filsuf mereka yang utama.
 
===Mazhab Etnik===
Baris 25:
* [[Struktur sosial adat]]
 
===Mazhab CinaTiongkok===
 
Para filsuf etnik masih menganut filsafat-filsafat mereka yang asli hingga kedatangan migrant-migran CinaTiongkok antara tahun 1122-222 SM. yang membawa-serta dan memperkenalkan [[Taoisme]] dan [[Konfusianisme]] kepada mereka (Larope 1986:4). Dua filsafat asing itu bersama filsafat-filsafat lokal saling bercampur dan berbaur; begitu tercampurnya, sehingga filsafat-filsafat itu tak dapat lagi dicerai-beraikan (SarDesai 1989:9-13). Salah satu dari sisa baurnya filsafat-filsafat tadi, yang hingga kini masih dipraktekkan oleh semua orang Indonesia, adalah ajaran ''hsiao'' dari [[Konghucu]] (bahasa Indonesia, ''menghormati orangtua''). Ajaran itu menegaskan bahwa seseorang harus menghormati orangtuanya melebihi apapun. Ia harus mengutamakan orangtuanya sebelum ia mengutamakan orang lain.
 
Mazhab CinaTiongkok kelihatan eklusif, karena semata banyak dikembangkan oleh sedikit anggota etnis CinaTiongkok di Indonesia. Meskipun demikian, filsafat yang disumbangkan oleh mazhab ini bagi tradisi kefilsafatan di Indonesia, sangat penting. [[Sun Yat-senisme]], [[Maoisme]], dan [[Neo-maoisme]] merupakan filsafat-filsafat penting yang menyebar-luas seantero Indonesia pada awal 1900-an, bersamaan dengan pertumbuhan Partai Komunis Indonesia (PKI) (Suryadinata 1990:15).
 
Filsuf-filsuf utama dari mazhab ini, di antara yang lainnya, adalah: [[Tjoe Bou San]], [[Kwee Hing Tjiat]], [[Liem Koen Hian]], [[Kwee Kek Beng]], dan [[Tan Ling Djie]].