Perang Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
| caption = Panglima besar angkatan perang Belanda, Jenderal J.H.R. Kohler tewas ditembak oleh penembak jitu Aceh pada tahun 1873
| place = [[Aceh]], [[Sumatra Utara]]
| result = Ditaklukannya* [[Sultan Muhammad Daud Syah|Sultan Aceh]] menyerah dan [[Kesultanan Aceh]] dibubarkan
* Belanda menguasai Aceh
tetapi tidak rakyat Aceh keseluruhan
* Kekuasaan [[Uleebalang]] dipulihkan
 
* Dibentuknya [[Karesidenan]] Aceh dan Taklukannya (Atjeh en Onderhoorigheden).
Berlanjutnya perlawanan rakyat Aceh
* Belanda hanya menguasai beberapa kota besar dan jalan utama
* Perang Jihad melawan Belanda terus berkobar hingga Belanda hengkang pada tahun 1942
.
| combatant1 = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[Belanda]]
| combatant2 = [[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Kesultanan Aceh]], Mujahidin Aceh
| commander1 = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[J.H. Köhler]] {{KIA}}<br>[[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[Van Heutsz]]
| commander2 = [[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] Sultan Mahmudsyah<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] Tuanku Hasyim Banta Muda<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Habib Abdoe'r Rahman Alzahier]]<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Panglima PolimPolem]]<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Sultan Muhammad Daud Syah]]<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Teuku Umar]]<br>[[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Teungku Chik di Tiro]]<br>Para Ulama
| strength1 = 50,000 Tentara Eropa<br>100,000 Tentara KNIL (5,000 orang bugis, 10,000 Madura, 50,000 Orang Jawa)<br>Pasukan elit [[Korps Marechaussee te Voet|Maréchaussée]]
| strength2 = 200,000+ mujahidin Aceh
Baris 22 ⟶ 19:
}}
 
'''Perang Aceh–Belanda''' atau disingkat '''Perang Aceh''' adalah perang Kesultanan Aceh melawan [[Belanda]] dimulai pada [[1873]] hingga [[19041903]]. Kesultanan Aceh menyerah pada 1904januari 1903, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut.
 
Pada tanggal [[26 Maret]] [[1873]] Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang ''Citadel van Antwerpen''. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan [[Johan Harmen Rudolf Köhler]], dan langsung bisa menguasai [[Masjid Raya Baiturrahman]]. [[J.H. Köhler|Köhler]] saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira
Baris 42 ⟶ 39:
[[Perang Aceh Kedua]] (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal [[Jan van Swieten]]. Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan, [[26 Januari]] [[1874]], dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada [[31 Januari]] 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari [[Kerajaan Belanda]]. Ketika Sultan Machmud Syah wafat [[26 Januari]] [[1874]], digantikan oleh [[Sultan Muhammad Daud Syah|Tuanku Muhammad Dawood]] yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]]. Perang pertama dan kedua ini adalah perang total dan frontal, [[dimana]] pemerintah masih berjalan mapan, meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala Dalam, [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]], dan tempat-tempat lain.
 
Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang ''fi sabilillah''. Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 19041903. Dalam [[perang gerilya]] ini pasukan Aceh di bawah [[Teuku Umar]] bersama Panglima Polim dan Sultan. Pada tahun [[1899]] ketika terjadi [[Perang Aceh (1896-1901)|serangan mendadak]] dari pihak Van der Dussen di [[Meulaboh]], Teuku Umar gugur. Tetapi [[Cut Nyak Dhien]] istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.
 
Perang keempat (1896-1910) adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan.