Trisno Soemardjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Tokoh Angkatan 45 menggunakan HotCat |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
||
Baris 11:
Karakteristik Persagi, demikian dia menyebutnya, adalah langkah baru seniman untuk menyingkirkan mental kolektif dengan lebih mengutamakan kekuatan individunya. Kolektivisme di sana dianggap Trisno Sumardjo berasal dari agama, filsafat, dan susunan tata negara baik feodal maupun kolonial.
Agaknya, dibandingkan dengan S Sudjojono, Trisno Sumardjo adalah salah seorang yang berusaha meneorikan seni lukis modern Indonesia tanpa terburu-buru memberi kesimpulan. Kedua orang yang bersahabat itu pun dikabarkan pernah berseteru
Pelukis Nashar (Horison, No 6, 1969) sempat mengenang sosoknya yang berwatak keras dan kaku. Namun, masih mengikuti Nashar, mengutamakan kebebasan individu adalah teladan dari seorang Trisno Sumardjo. Nashar sempat membayangkan sosoknya yang cepat naik pitam jika ada seniman yang hanyut atau mengarah pada ketidakbebasannya sendiri. Kepada pelukis Nashar dan Zaini, dia pernah berujar: "Kalian sebagai seniman jangan hanya melukis saja, lakukanlah sesuatu yang lebih luas."
|