Tenggelamnya Kapal Van Imhoff: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Haditahir (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Kapal Van Imhoff dengan 477 tawanan dan 110 awak kapal tidak mempunyai ciri-ciri yang khas yang menandai bahwa kapal itu kapal yang membawa tahanan perang sehingga pada tanggal 19 Januari 1942 kapal itu diserang oleh pesawat [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] dan tenggelam di [[samudera Hindia]]. Pada saat kapal tenggelam, semua awak kapal orang Belanda termasuk Kapten kapal menyelamatkan diri dengan perahu penyelamat sedangkan ruang tahanan dibiarkan tetap terkunci. Enam jam setelah penyerangan, kapal Van Imhoff tenggelam bersama 281 orang di dalamnya ([[Walter Spies]] termasuk di antara mereka). Kejadian ini kemudian dipandang sebagai suatu [[kejahatan perang]].<ref name="sejarah">[[Rosihan Anwar]]: "Sejarah Kecil Indonesia", halaman 80-81. Penerbit Buku Kompas, 2004</ref>
 
Sebagian tawanan lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan sebuah perahu penyelamat dan sebuah sampan yang ditinggalkan oleh awak kapal. Di hari berikutnya, sebuah [[pesawat militer|pesawat]] Catalina [[militer]] [[Hindia Belanda]] lewat di atas mereka dan memberitahukan keberadaan mereka kemudian sebuah kapal, kapal ''Boeloengan'', datang untuk menolong orang-orang Belanda yang mungkin berada di sana. Semua yang terapung adalah orang Jerman sehingga mereka ditolak untuk ikut ke atas kapal. Dari 478 tawanan, hanya 65 orang yang dapat mencapai pulau [[Nias]]. Di sana mereka kembali ditahan oleh pihak [[Belanda]].
 
<!--
Baris 32:
Orang Jerman bersekutu dengan polisi Indonesia dan pada hari Minggu Palem pada tahun 1942 orang Belanda dipenjara. Jepang pada waktu itu sedang mendarat di Sumatra dan Jawa dan mengirim semua orang Belanda ke pengasingan dan dalam takdirnya mereka, sangat ironi sekali. Sekarang sangat tidak percaya apa yang telah terjadi di Nias, membuat kita hari ini tersenyum:
 
Jerman berproklamasi dengan Nias "Kemerdekaan Republik Nias". Komisaris perusahan [[Bosch]], Herr Fischer, telah menjadi Perdana Mentri dan Albert Vehring menjadi Mentri Luar Negri. Mereka menjadikan rekan dengan Nias. Nias menjadi senang pada akhirnya mereka bersorak sorai telah mendapat kekuatan. Beberapa minggu kemudian orang Jerman bersama dengan Nias melakuakan perjanjian Pulau Nias. Kemudian Albert Vehring berlayar ke Sumatra untuk membuat kontak dengan orang Jepang. Orang Jepang datang ke Nias pada tanggal 17 April 1942 dan membawa orang Belanda untuk dipenjara, dan dimana ada juga Pastor van Straalen.
 
Orang Jerman bisa kembali lagi ketempat pertama kali mereka bekerja disana dan "Kemerdekaan Republik Nias" telah melepaskan mereka kembali. Albert Vehring bekerja untuk orang Jepang di hotel, memproduksi senapan dan menjadi Insinyur Kapal di Singapura.
Baris 40:
{{reflist}}
[http://www.bogor.indo.net.id/indonesia.tuguperingatanjerman/ Sejarah Tugu Peringatan Jerman]
[http://www.spiegel.de/spiegel/print/d-46265597.html '''VAN-IMHOFF-UNTERGANG''' Das Totenschiff (II)]
 
[[Kategori:Kapal Belanda]]