Nanga Bulik, Bulik, Lamandau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-analisa +analisis)
Baris 164:
Ditinjau dari angka FAR-nya, bagian wilayah kota Nanga Bulik pada umumnya masih menunjukan tingkat intensitas yang rendah, kecuali pada sebagian wilayah tertentu yang menjadi titik simpul aktivitas. Dengan kata lain dapat diketahui jika jumlah lantai bangunan di bagian wilayah kota rata-rata tidak melebihi 1 (satu) tingkat. Namun demikian dalam perkembangan dua tahun terakhir, bersamaan dengan peningkatan status menjadi Ibukota Kabupaten Lamandau, maka mulai bermunculan bangunan bertingkat dua lantai. Hal ini dapat diamati pada kondisi bangunan permukiman di sepanjang jalan Niaga (terutama menuju arah pasar), jalan Cempaka (menuju arah pasar) dan sebagian jalan JC Rangkap yang berdekatan dengan pasar. Pada umumnya bangunan dengan konstruksi dua lantai memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi primer sebagai rumah tinggal dan fungsi sekunder sebagai sarana perdagangan dan jasa. Fungsi perdagangan dan jasa sebagian besar didominasi oleh toko bahan kebutuhan sehari-hari, toko kain dan pakaian, toko peralatan rumah tangga, dan warung.
Sesuai dengan kondisi di atas, maka untuk pengarahan rencana intensitas dan ekstensitas di masa mendatang perlu dipertimbangkan pola pemanfaatan ruang pada setiap bagian wilayah kota secara optimal dan seefisien mungkin, dengan menekankan pola yang bersifat intensif terutama sekali pada kawasan pusat kota. Ketentuan BCR dan KLB bagi Kota Nanga Bulik akan mengacu pada rencana kota yang telah ada pada kota-kota kabupaten dan kecamatan lainnya di Lamandau.
Dalam analisaanalisis yang akan dilakukan nanti, intensitas penggunaan lahan ini akan dikonversikan kedalam kepadatan bangunan dengan menggunakan variabel sebagai berikut:
 
===Kepadatan Bangunan===