Kalender Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: menghilangkan bagian [ * ]
Aldo samulo (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 5144451 oleh 182.1.150.184 (Bicara)
Baris 40:
| 354
|}
 
== Panjang bulan ==
Dalam 1 bulan candra atau sasih, disepakati ada 30 hari terdiri dari 15 hari menjelang purnama disebut penanggal atau ''[[suklapaksa]]'', diikuti dengan 15 hari menjelang bulan baru (tilem) disebut panglong atau ''[[kresnakapsa]]''. Penanggal ditulis dari 1 pada bulan baru, sampai 15 yaitu [[purnama]], menggunakan warna merah pada kalender cetakan. Setelah purnama, kembali siklus diulang dari angka 1 pada sehari setelah purnama sampai 15 pada bulan mati (''tilem'') menggunakan warna hitam. Dalam perhitungan matematis, untuk membedakan warna, sering dipakai titi. Titi adalah angka urut dari 1 yaitu bulan baru, sampai 30 pada bulan mati. Angka 1 sampai 15 mewakili angka merah atau ''penanggal'', 16 sampai 30 mewakili angka 1 sampai 15 angka berwarna hitam atau ''panglong''.
 
Panjang bulan surya juga tidak sama dengan panjang sasih (bulan candra). Sasih panjangnya berfluktuasi tergantung kepada jarak bulan dengan bumi dalam orbit elipsnya. Sehingga kurun tahun surya kira-kira 11 hari lebih panjang dari tahun candra. Untuk menyelaraskan itu, setiap kira-kira 3 tahun candra disisipkan satu bulan candra tambahan yang merupakan bulan kabisat. Penambahan bulan ini masih agak rancu peletakannya. Inilah tantangan bagi dunia aritmatika. Idealnya awal tahun surya jatuh pada paruh-akhir sasih keenam ([[Kanem]]) atau paruh-awal sasih ketujuh ([[Kapitu]]), sehingga tahun baru Saka Bali (hari raya [[Nyepi]]) selalu jatuh di sekitar paruh-akhir bulan [[Maret]] sampai paruh-awal bulan [[April]].
 
== Tahun Baru ==