Tahun baru Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
terjemahan dari ja: sub-tradisi terjemahan dari en:
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 11 Desember 2006 14.59

Tahun baru (正月, shōgatsu) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari.

Kadomatsu, hiasan tahun baru di Jepang

Dalam bahasa Jepang, shōgatsu dulunya merupakan nama bulan yang pertama dalam setahun. Di zaman sekarang, istilah shōgatsu hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama di awal tahun. Di Jepang, perayaan tahun baru berlangsung selama 3 hari sehingga dikenal istilah Sanganichi (三が日, 3 hari).

Selain itu, istilah "shōgatsu" juga digunakan untuk periode Matsu no uchi (松の内) yakni masa hiasan tahun baru berupa daun cemara (matsu) boleh dipajang. Di daerah Kanto, Matsu no uchi berlangsung dari tanggal 1 Januari hingga 7 Januari, sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga Koshōgatsu (小正月, Tahun baru kecil) (15 Januari).

Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.

Sampai tahun 1970-an, sebagian besar toko dan pedagang eceran di daerah Kanto biasanya tutup sampai tanggal 5 Januari atau 7 Januari. Perubahan gaya hidup dan persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat kebiasaan libur berlama-lama ditinggalkan pedagang eceran. Mulai tahun 1990-an, hampir semua mal dan pertokoan hanya tutup pada tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Penjualan barang di semua mal dan pertokoan sudah normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.

Istilah

Tanggal 1 Januari disebut Ganjitsu (元日, hari pertama), sedangkan pagi hari tanggal 1 Januari disebut Gantan (元旦, pagi pertama).

Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai Hatsuka shōgatsu (二十日正月, tahun baru tanggal 20). Di hampir semua wilayah di Jepang, pada hari ini semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Di daerah Kansai, Hatsuka shōgatsu dikenal sebagai Honeshōgatsu (骨正月, tahun baru tulang) karena biasanya pada hari ini ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.

Kegiatan menyambut tahun baru sudah dimulai sejak dua atau tiga minggu sebelumnya. Di daerah Kanto, hari persiapan tahun baru yang disebut O-koto hajime (お事始め, awal kegiatan) sudah jatuh tanggal 8 Desember, sedangkan di daerah Kansai pada tanggal 13 Desember.

Tradisi

Di zaman dulu, kalender Jepang didasarkan pada kalender Tionghoa, sehingga orang Jepang merayakan tahun baru di awal musim semi, bersamaan dengan Tahun baru Imlek, Tahun baru Korea, dan Tahun baru Vietnam. Di tahun 1873, pemerintah Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sehingga tahun baru ikut dirayakan pada tanggal 1 Januari.

Di Jepang, penghormatan terhadap arwah leluhur dilakukan sebanyak dua kali, sewaktu merayakan Obon dan di awal tahun baru. Pengaruh agama Buddha yang kuat menjadikan Obon mengalami sinkretisme dengan Urabon. Sewaktu merayakan tahun baru, arwah leluhur dipercaya datang sebagai Toshigami (年神, dewa tahun) yang memberi berkah dan kelimpahan sepanjang tahun.

Di Jepang, tahun baru juga pernah digunakan untuk merayakan bertambahnya usia. Tradisi ini dilakukan semasa orang Jepang masih mengikuti cara perhitungan usia asal Tiongkok yang disebut Kazoedoshi (数え年). Bayi dianggap sudah berumur 1 tahun sewaktu dilahirkan dan usia manusia bertambah setahun pada tanggal 1 Januari. Di tahun 1902, perhitungan cara Kazoedoshi digantikan sistem Man-nenrei (満年齢) yang lazim digunakan di seluruh dunia (umur bertambah sewaktu berulang tahun).

Malam tahun baru

Tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut Ōmisoka (大晦日). Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut Toshikoshi Soba (年越しそば, soba melewati tahun).

Berbagai stasiun televisi di Jepang menggunakan acara malam tahun baru sebagai arena persaingan memperebutkan pemirsa. Saluran televisi NHK mempunyai tradisi menayangkan acara Kōhaku Utagassen yang berupa kompetisi lagu antarpenyanyi terkenal yang dibagi menjadi kubu merah dan kubu putih.

Menjelang pukul 12 malam, genta-genta yang terdapat di berbagai kuil agama Buddha di Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta malam tahun baru disebut Joya no Kane (除夜の鐘). Genta dipukul sebanyak 108 kali yang melambangkan 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.

Makanan tahun baru

Masakan Osechi adalah sebutan untuk berbagai lauk istimewa tahun baru. Osechi sudah disiapkan berhari-hari sebelumnya dan disusun rapi di dalam kotak kayu bersusun yang disebut Jūbako (重箱). Toko swalayan besar sejak beberapa minggu sebelumnya juga sudah membuka pemesanan osechi. Jenis makanan yang dihidangkan berbeda-beda menurut daerahnya di Jepang, tapi biasanya berupa makanan yang sangat manis atau asin, misalnya: kuromame, tatsukuri (gomame), kombumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko, dan datemaki. Tahun baru merupakan kesempatan bagi ibu rumah tangga untuk libur dari tugas memasak, sehingga makanan osechi diharapkan bisa tahan lama. Selain itu, makanan osechi digunakan sebagai persediaan lauk karena sebagian besar toko makanan tutup selama tahun baru.

Jenis ikan yang dimasak sebagai hidangan tahun baru juga berbeda-beda menurut daerahnya. Di Jepang bagian timur, ikan yang digunakan adalah ikan salem, sedangkan di Jepang bagian barat dipakai ikan Sunglir (buri). Beberapa daerah juga memiliki masakan khas yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Daerah Kansai misalnya, memiliki masakan khas berupa ikan Cod kering (Bōdara) yang dimasak dengan gula pasir dan shōyu.

Di penutupan perayaan tahun baru, bubur nasi dengan tujuh jenis rempah-rempah dimakan pada tanggal 7 atau 15 Januari. Bubur ini disebut nanakusa gayu dan dimaksudkan agar perut bisa beristirahat setelah dipenuhi makanan tahun baru yang enak-enak.

Mochi

Mochi dari bahan beras ketan yang ditumbuk adalah makanan pengganti nasi sewaktu perayaan tahun baru. Mochi dimasukkan ke dalam sup Ozōni yang dibuat dari kuah dashi dengan isi sayur-sayuran.

Acara menumbuk mochi (mochitsuki) merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Beras ketan yang sudah ditanak dimasukkan ke dalam ember dari kayu dan ditumbuk dengan alu. Satu orang bertugas menumbuk dengan alu, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih.

Hiasan tahun baru dari mochi disebut Kagami mochi. Secara tradisional, kagami mochi dibuat dengan cara menyusun dua buah mochi berukuran bundar, ditambah sebuah buah jeruk di atasnya sebagai hiasan.

Kartu pos tahun baru

 
Alat tulis untuk menulis kartu pos tahun baru

Orang Jepang mempunyai tradisi berkiriman kartu pos Nengajō (年賀状, ucapan tahun baru) yang tiba persis tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru yang juga disebut Nenga hagaki dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum penutupan tahun. Kantor pos mempunyai tradisi merekrut pegawai ekstra dari kalangan pelajar. Pegawai ekstra dibutuhkan untuk membantu menyortir dan mengantarkan kartu pos supaya semua kartu pos bisa disampaikan tanggal 1 Januari.

Sebagai penghormatan bagi orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan biasanya tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos. Sebagai gantinya dikirim kartu pos bernada duka berisi permintaan maaf tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru.

Setiap tahunnya, Kantor Pos Jepang memiliki tradisi mencetak kartu pos dengan tema yang berbeda-beda. Kartu pos dihiasi dengan lukisan tempat terkenal di Jepang dan gambar binatang sesuai zodiak Tiongkok untuk tahun yang baru. Kartu pos terbitan Kantor Pos Jepang juga memiliki nomor undian yang diundi di awal tahun. Penerima kartu pos yang beruntung bisa memenangkan berbagai hadiah berupa barang.

Selain kartu pos yang dijual di kantor pos, kartu pos ucapan tahun baru juga bisa dibeli di berbagai tempat. Toko buku menjual kartu pos dengan pilihan gambar yang lebih banyak daripada kantor pos, tapi sering masih perlu ditempeli perangko.

Kartu pos ucapan tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan sesuai selera. Gambar binatang atau ucapan standar bisa ditambahkan dengan stempel karet beraneka warna yang disediakan di kantor pos atau dijual di toko buku. Pengirim kartu yang pandai menulis indah bisa menggunakan kesempatan ini untuk menulis cara kaligrafi pada kartu pos. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencetak kartu pos tahun baru. Bagi orang yang memiliki banyak kenalan dan relasi, kartu pos biasanya sudah ditulisi sejak awal bulan Desember.

Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum:

  • Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしくお願いします)
  • Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめでとうございます, Selamat tahun baru)
  • Kin-ga shinnen (謹賀新年, Mengucapkan tahun baru)

Otoshidama

Berkas:Otoshidama93.JPG
Amplop untuk otoshidama

Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutan Otoshidama (お年玉). Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas yang masih baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama Pochibukuro (Otoshidama-bukuro) yang juga berhiaskan aneka gambar karakter kesukaan anak-anak. Otoshidama sangat ditunggu-tunggu anak-anak Jepang, terutama anak-anak yang memiliki paman atau bibi yang murah hati.

Kesenian dan permainan

Perayaan tahun baru juga dimeriahkan dengan menulis aksara kanji pertama untuk tahun tersebut. Tradisi menulis aksara kanji pertama dilakukan tanggal 2 Januari dan disebut kakizome (kaligrafi pertama) atau fude hajime (coretan kuas pertama).

Tahun baru juga diisi dengan berbagai permainan seperti: bulutangkis tradisional (hanetsuki), menaikkan layang-layang (takoage), gasing (koma), bermain dadu (sugoroku), permaianan memungut kartu (karuta). dan fukuwarai (orang yang ditutup matanya diminta untuk meletakkan gambar bagian-bagian muka orang, mata, hidung, alis mata, dan mulut pada tempatnya.

Pranala luar