Su Dingfang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier)
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Baris 28:
 
== Kampanye militer melawan Baekje ==
Setelah sukses memandamkan pemberontakan suku Sijie, sebuah tugas besar lainnya telah menanti Su. Pada musim semi tahun [[660]], [[Kerajaan Silla]], sekutu Tang di Korea, meminta bantuan untuk menghadapi serbuan dari Kerajaan Baekje. Kaisar Gaozong mengangkat Su sebagai komandan tertinggi pasukan sekutu Tiongkok-Korea dengan membawahi 100.000 pasukan menuju Korea untuk bergabung dengan pasukan Silla yang dipimpin [[Raja [[Muyeol dari Silla|Muyeol]]. Musim panas tahun itu Su bersama pasukannya bertolak dari Chengshan (sekarang [[Weihai]], [[Shandong]]) menyeberangi [[Laut Kuning]] menuju ke Kerajaan Baekje. Pasukan Baekje gagal menghalau pendaratan pasukan besar dari Tiongkok itu. Begitu tiba, pasukan Tang langsung menyerbu ibukota Baekje, Sabi (sekarang [[Buyeo]], [[Chungcheongnam-do]]), dan mengepungnya. [[Raja [[Uija dari Baekje|Uija]] kabur ke utara bersama putra mahkota, [[Buyeo Yung]], sementara putra keduanya, [[Buyeo Tae]], malah mengangkat diri sebagai raja.
 
Putra Buyeo Yung, [[Buyeo Munsa]], membujuk ayahnya untuk menyerah saja pada Tang, dengan alasan sekalipun mereka berhasil mengusir pasukan Tang, Buyeo Tae, yang kini menjadi raja, tetap akan membunuh mereka. Penyerahan diri Raja Uija, Pangeran Yung, dan putranya, menyebabkan banyak orang turut menyerah pada Tang sehingga tak lama kemudian Buyeo Tae pun terpaksa menyerah. Wilayah Baekje dianeksasi oleh Kekaisaran Tang. Pada musim dingin 660, Su mempersembahkan para tawanan perang pada kaisar di Luoyang, Raja Uija dan para tawanan lain mendapat pengampuan umum dari Kaisar Gaozong. Namun, menurut catatan sejarah, setelah kemenangan itu, pasukan Su yang ditempatkan di Baekje mulai berlaku sewenang-wenang dan menindas rakyat. Tercatat bahwa dua orang jenderal Baekje yaitu Heukchi Sangji dan Sataek Sangyeo pernah mencegah penjarahan dan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Su. Penindasan ini membangkitkan kemarahan rakyat, mereka memberontak di bawah pimpinan [[Buyeo Pung]], salah satu putra Raja Uija yang baru kembali dari [[Jepang]] dan berusaha memulihkan kerajaannya. Namun pemberontakan ini berhasil ditumpas tahun [[663]].