Baladewa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membatalkan revisi 2872002 oleh 114.56.246.39 (Bicara)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 34:
=== ''Bhagawatapurana'' ===
 
Pada suatu hari, [[Nanda|Nanda Maharaja]] menyuruh [[Gargamuni]], pendeta keluarga, untuk mengunjungi rumah mereka dalam rangka memberikan nama kepada Kresna dan Baladewa. Ketika Gargamuni tiba di rumahnya, Nanda Maharaja menyambutnya dengan ramah dan kemudian menyuruh agar upacara pemberian nama segera dilaksanakan. Gargamuni memperingatkan Nanda Maharaja bahwa [[Kamsa]] mencari putera [[Dewaki]] dan jika upacara dilaksanakan secara mewah maka akan menarik perhatian [[Kamsa]], dan ia akan mencurigai Kresna sebagai putera Dewaki. Maka Nanda Maharaja menyuruh Gargamuni untuk melangsungkan upacara secara rahasia, dan Gargamuni memberi alasan mengenai pemberian nama Balarama sebagai berikut:
 
{{cquote|Karena Balarama, putera [[Rohini]], mampu menambah pelbagai berkah, namanya Rama, dan karena kekuatannya yang luar biasa, ia dipanggil Baladewa. Ia mampu menarik Wangsa Yadu untuk mengikuti perintahnya, maka dari itu namanya Sankarshana.}}
Baris 58:
Dalam pewayangan Jawa, '''Baladewa''' adalah saudara Prabu [[Kresna]]. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu [[Basudewa]], raja negara [[Mandura]] dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi [[Subadra]] atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang ''swarawati'' keraton Mandura.
 
Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu [[Salya]] dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
 
Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir mempergunakan [[gada]], sehingga [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Duryodana]] berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian [[Brahma]]. Ia juga mempunyai kendaraan [[gajah]] bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal, Baladewa adalah lawan daripada [[Kresna]]. Kresna berwarna [[hitam]] sedangkan Baladewa berkulit [[putih]].
 
Pada perang [[Bharatayuddha]] sebenarnya prabu Baladewa memihak para [[Korawa]], tetapi berkat siasat [[Kresna]], beliau tidak ikut namun sebaliknya bertapa di ''Grojogan Sewu'' (''Grojogan'' = Air Terjun, ''Sewu'' = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Bharatayuddha, Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti Bharatayuddha terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di ''Grojogan Sewu'' terjadilah perang Bharatayuddha. Jika Baladewa turut serta, pasti para [[Pandawa]] kalah, karena Baladewa sangatlah sakti.
 
Baladewa ada yang mengatakan sebgai titisan daripada [[naga]] sementara yang lainya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang [[Bharatayudha]], Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu [[Parikesit]], raja negara [[Hastinapura]] setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu [[Yudistira|Puntadewa]]. Ia bergelar [[Resi]] Balarama. Ia mati [[moksa]] setelah punahnya seluruh Wangsa [[Wresni]].
 
== Silsilah ==