Xuanzang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Afghanistan +Afganistan)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-. Beliau +. Ia)
Baris 4:
'''Xuanzang''' ({{zh-cpw|c=玄奘|p=Xuán Zàng|w=Hsüan-tsang}}) adalah seoarang [[Bhikkhu]] [[Buddha]] [[Tionghoa]], pelajar, pelancong, dan penerjemah yang memberikan pengaruh terhadap interaksi antara [[tiongkok]] dan [[India]] di awal [[dinasti Tang]].
 
Xuanzang lahir dekat [[Luoyang]], [[Henan]] tahun [[602]] sebagai Chén Huī atau Chén Yī (陳 褘) dan meninggal tanggal 5 Februari 664<ref>Sally Hovey Wriggins. ''Xuanzang: A Buddhist Pilgrim on the Silk Road''. Westview Press, 1996. Revised and updated as ''The Silk Road Journey With Xuanzang''. Westview Press, 2003. ISBN 0-8133-6599-6, pp. 7, 193</ref> di [[Yu Hua Gong]](玉華宮). BeliauIa terkenal dengan perjalanan tujuh belas tahunnya ke [[India]], yang mana beliau berguru kepada beberapa guru besar, terutama di [[Nalanda]]. Ketika kembali ke Tiongkok, beliau membawakan 657 teks [[Sansekerta]]. Dengan dukungan kaisar, beliau melakukan penerjemahan teks tersebut di [[Chang'an]] (sekarang [[Xi'an]]), menarik banyak murid dan kolaborator dari seluruh [[Asia Timur]]. BeliauIa dikenal jasanya atas penerjemahan 1.330 skripsi ke dalam [[Bahasa Mandarin]].
 
== Nama ==
Baris 12:
 
== Awal Kehidupan ==
Xuanzang, yang dengan nama Chen Hui sewaktu dilahirkan, lahir di sebuah keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan. BeliauIa merupakan yang terkecil dari empat bersaudara. Kakek buyutnya adalah seorang pejabat, dan kakeknya ditunjuk sebagai profesor di perguruan tinggi kerajaan di ibukota. Ayahnya adalah seorang penganut [[Kong Hu Cu]] yang melepaskan semua jabatan untuk melepaskan diri dari konflik politik di Tiongkok pada saat itu. Menurut biografi tradisional, Xuanzang menunjukkan intelejensi yang kuat. Bersama dengan saudaranya, beliau menerima pendidikan dari ayahnya, yang memberikan pelajaran tentang literatur-literatur klasik dan beberapa ajaran Kong Hu Cu.
 
Walaupun keluarganya beragama Kong Hu Cu, masa muda beliau menunjukkan ketertarikan menjadi Bhikkhu. Setelah ayah beliau meninggal dunia tahun [[611]], beliau hidup bersama dengan kakak sulung di Chensu (sekarang Chanjie) selama lima tahun di [[kuil Jingtu]] (淨土寺) di [[Luoyang]]. Dalam masa ini beliau mempelajari ajaran Buddha baik aliran [[Theravada]] maupun [[Mahayana]], yang kemudan lebih condong memilih [[Mahayana]].
Baris 18:
Tahun [[618]], dinasti Sui runtuh dan Xuanzang beserta dengan kakak sulungnya menghindar ke Chang'an, di mana dijadikan sebagai ibukota [[dinasti Tang]], kemudian ke [[Chengdu]], [[Sichuan]]. Di sinilah kedua bersaudara menghabiskan waktu dua sampai tiga tahunnya melanjutkan studi di kuil [[Kong Hui]].
 
Xuanzang menjadi seorang bhikkhu pada tahun [[622]] ketika berumur dua puluh tahun. Terdapat berbagai kontradiksi dan perbedaan dalam berbagai sumber mengenai waktu di mana Xuanzang memutuskan untuk melakukan perjalanan ke India. BeliauIa kemudian meninggalkan kakak sulungnya dan kembali ke Chang'an untuk mempelajari bahasa asing dan melanjutkan studinya. BeliauIa menguasai [[Bahasa Sansekerta]] tahun [[626]], dan kemungkinan juga mempelajari [[Bahasa Tokharia]]. Pada masa ini Xuanzang menjadi tertarik kepada bidang metafisika [[Yogacara]].
 
== Jiarah ==
Tahun [[629]], dilaporkan bahwa Xuanzang bermimpi yang kemudian meyakinkannya untuk melakukan perjalanan ke India. Pada saat itu [[Dinasti Tang]] dan Turki Timur [[Göktürks]] sedang berperang; Kaisar [[Taizong]] melarang perjalanan ke luar negeri. Xuanzang meyakinkan beberapa penjaga pintu gerbang di [[Yumen]] dan berhasil keluar dari kerajaan via [[Liangzhou]] ([[Gansu]]), dan propinsi [[Qinghai]]. BeliauIa kemudian melakukan perjalanan melewati [[Gurun Gobi]] ke [[Kumul]] (Hami),
mengikuti gunung [[Tian Shan]] ke arah Barat, dan sampai ke [[Turfan]] tahun [[630]]. Di sinilah beliau bertemu dengan Raja Turfan, seorang umat Buddha yang memberinya beberapa peralatan dan barang-barang berharga untuk membiayai perjalanannya.
 
Berjalan menuju ke barat, Xuanzang melarikan diri dari perampok dan mencapai [[Yanqi]], kemudian melancong ke kuil [[Theravada]] di [[Kucha]]. Lebih jauh lagi, beliau melewati [[Aksu]] sebelum berputar ke arah barat laut untuk melewati Tian Shan ke daerah yang sekarang dikenal sebagai [[Kirgizstan]]. BeliauIa menuju ke [[Issyk Kul]] sebelum mengunjungi [[Tokmak, Uzbekistan|Tokmak]] di sebelah barat daya, dan bertemu dengan [[Khan]] Turki barat, yang pada saat itu ramah dengan kaisar [[Dinasti Tang]]. Setelah jamuan pesta, Xuanzang melanjutkan perjalanannya ke arah barat kemudian barat daya ke [[Tashkent]] (Chach/Che-Shih), ibukota [[Uzebkistan]] sekarang. Dari sini, beliau menyeberangi padang pasir ke barat menuju [[Samarkand]]. Di Samarkand, yang mana di bawah kekuasaan [[Kerajaan Persia]], beliau membuat raja lokal di sana terkesan dengan khotbah ajarannya. Berlanjut ke arah selatan, Xuanzang menyeberangi [[Gunung Pamir]]. Lebih jauh lagi, beliau mencapai [[Amu Darya]] dan [[Termez]], di mana dia menemukan sebuah komunitas dengan lebih dari 1.000 bhikkhu.
 
Lebih jauh ke arah timur, beliau melewati [[Kunduz]], di mana beliau menginap untuk beberapa waktu menyaksikan pemakaman [[Pangeran Tardu]]. Di sinilah beliau bertemu dengan Bhikkhu [[Dharmasimha]], dan atas anjurannya beliau melakukan perjalanan ke arah barat menuju [[Balkh]] ([[Afganistan]]) untuk menyaksikan situs dan relik buddhis, terutama [[wihara Nava]], atau Nawbahar, yang oleh beliau dikatakan sebagai institusi monastik paling barat di dunia. Di sini Xuanzang juga menemukan lebih dari 3.000 bhikkhu Theravada, termasuk [[Prajnakara]], seorang bhikkhu yang pernah belajar bersama dengan beliau. BeliauIa mendapatkan teks penting [[Mahāvibhāṣa]] di sini, yang kemudian beliau menerjemahkannya ke dalam Bahasa Mandarin. Prajnakara kemudian menemani beliau ke arah selatan menuju [[Bamiyan]], di mana Xuanzang bertemu dengan raja dan melihat sepuluh kuil [[Theravada]], dengan tambahan dua patung raksasa [[Patung Buddha Bamiyan|Buddha Bamiyan]]. Romobongan kemudian melanjutkan perjalanan ke arah timur, melewati [[Shibar]] dan menuju ibukota [[Kapisi]] (sekita 60 km dari [[Kabul]]). Xuanzang kemudian melanjutkan perjalanan ke [[Jalalabad]] dan [[Laghman]], di mana dia telah sampai ke India tahun [[630]].
 
== India ==
Xuanzang kemudian meninggalkan Jalalabad, yang hanya terdapat beberapa bhikkhu, namun dengan banyak stupa dan biara. BeliauIa melewati [[Hunza]] dan [[Khyber Pass]] ke arah timur, mencapai [[Peshawar]]. Agama Buddha di Peshawar mengalami kemunduran saat itu. Xuanzang mengunjungi beberapa stupa di sekitar Peshawar.
 
Xuanzang meninggalkan Peshawar dan melancong ke timur laut ke [[Lembah Swat]]. Sesampainya di [[Udyana]], beliau menemukan 1.400 lebih biara tua, yang dikatakan pernah menampung 18.000 bhikkhu. Xuanzang berlanjut ke arah utara dan menuju [[Lembah Buner]], sebelum kembali via [[Shabaz Gharni]] untuk menyeberangi [[Sungai Indus]] di [[Hund]]. Dari sana kemudian beliau menuju [[Taxila]], sebuah kerajaan Buddha. Di sini beliau menemukan 5.000 lebih bhikkhu di 100 lebih kuil. Di sini juga beliau menemui seorang bhikkhu berbakat dan menghabiskan dua tahun ([[631]]-[[633]]) mempelajari Mahayana. Pada masa inilah, Xuanzang menuliskan catatan kejadian [[konsili keempat umat Buddha]] yang terjadi tahun [[100]] di bawah perintah Raja [[Kanishka]] dari [[Kushan]].
Baris 39:
Xuanzang kemudian kembali ke utara menuju [[Sravasti]], berjalan melalu [[Terail]] di bagian selatan [[Nepal]], kemudian ke [[Kapilavastu]], pemberhentian terakhir beliau sebelum [[Lumbini]], tempat lahir [[Siddharta Gautama]]. Sesampainya di Lumbini, beliau mengunjungi pilar dekat pohon Ashoka di mana Buddha dikatakan lahir. Pilar ini dibangun oleh Raja [[Ashoka]], dan kemudian ditemukan kembali oleh A. Fuhrer tahun [[1895]].
 
Tahun [[637]], Xuanzang meninggalkan Lumbini ke [[Kusinagara]], tempat Sang Buddha meninggal, sebelum menuju ke barat daya [[Sarnath]] di mana Sang Buddha pernah memberikan khotbah pertamanya. Berjalan ke timur, pertama via [[Varanasi]], Xuanzang mencapai [[Vaisali]], Pataliputra ([[Patna, India|Patna]]) dan [[Bodh Gaya]]. BeliauIa kemudian ditemani oleh bhikkhu lokal menuju [[Nalanda]], universitas kuno yang terkenal di India, di mana beliau menghabiskan waktu dua tahun di sana. Xuanzang mempelajari [[Bahasa Sansekerta]] dan Yogacara ketika berada di Nalanda.
 
== Peninggalan ==
[[Berkas:Xuanzang Da Yan Ta statue.jpg|255px|right|thumb| Patung Xuanzang di [[Xi'an]]]]
 
Xuanzang dikenal luas atas usahanya menerjemahkan teks Agama Buddha ke Bahasa Mandarin. BeliauIa juga mendirikan sekolah Agama Buddha [[Faxiang]] yang walaupun tidak bertahan lama, namun memberikan pengaruh yang besar. Selain itu, beliau juga diketahui mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi di kerajaan India utara, [[Harsha]].
 
Tahun [[646]], atas permintaan kaisar, Xuanzang menyelesaikan bukunya yang berjudul ''[[Perjalanan ke Barat di Dinasti Tang]]''