Sejarah pemikiran evolusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 124:
[[Berkas:Vestiges dev diag.svg|jmpl|upright=0.6|''[[Vestiges of the Natural History of Creation]]'' (1844) terbitan [[Robert Chambers (jurnalis)|Robert Chambers]] menunjukkan [[ikan]] (F), [[reptil]] (R), dan burung (B) bercabang dari sebuah garis yang berujung ke [[mamalia]] (M).]]
 
Pada thauntahun 1844, penerbit Skotlandia [[Robert Chambers (penerbit kelahiran 1802)|Robert Chambers]] secara anonim menerbitkan sebuah buku yang banyak dibaca tetapi sangat kontroversial berjudul ''[[Vestiges of the Natural History of Creation]]'' (Bahasa Indonesia: ''Sisa-sisa Sejarah Penciptaan Alam''). Buku tersebut mengusulkan skenario asal muasal [[Tata Surya]] dan kehidupan di Bumi yang evolusioner. Karya tersebut mengklaim bahwa jejak fosil menunjukkan perkembangan hewan yang progresif, dengan hewan-hewan terkini bercabang dari sebuah garis utama yang secara progresif berujung pada manusia. Buku ini menyiratkan bahwa transmutasi berujung pada penyingkapan rencana alam yang telah diatur dan terajut dalam hukum-hukum yang mengatur alam semesta. Dalam hal ini, gagasan buku ini tidaklah sematerialistik gagasan radikal Grant, tetapi implikasi bahwa manusia hanyalah tahap terakhir perkembangan hewan membuat para pemikir konservatif marah. Perdebatan publik yang menarik khalayak ramai mengenai buku ini, dengan penggambaran [[Ortogenesis|evolusi sebagai suatu proses yang progresif]], kemudian memberi pengaruh yang besar terhadap persepsi mengenai teori Darwin satu dasawarsa berikutnya.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=134–138}}</ref><ref>{{harvnb|Bowler|Morus|2005|pp=142–143}}</ref>
 
Gagasan-gagasan tentang transmutasi spesies diasosiasikan dengan [[materialisme]] radikal Abad Pencerahan dan diserang oleh para pemikir yang lebih konservatif. Cuvier menyerang gagasan-gagasan Lamarck dan Geoffroy, dan sepakat dengan Aristoteles bahwa spesies bersifat tetap. Cuvier meyakini bahwa bagian-bagian individu seekor hewan sangat berkorelasi satu sama lainnyam sehingga tidak memungkinkan suatu bagian anatomi berubah sendirian dari yang lainnya. Ia berpendapat bahwa jejak fosil menunjukkan pola-pola bencana kepunahan yang disusul oleh repopulasi, ketimbang perubahan berangsur sepanjang waktu. Ia juga mencatat bahwa gambar-gambar hewan dan mumi-mumi hewan dari [[Mesir]], yang berusia ribuan tahun, tidak menunjukkan adanya tanda perubahan dibandingkan dengan hewan-hewan modern. Kekuatan argumen Cuvier dan reputasi ilmiahnya membantu menyingkirkan gagasan transmutasi spesies dari ilmu arus utama selama berdasawarsa.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=5–24}}</ref>