Stasiun Nambo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k →‎top: penggantian berada --> terletak, replaced: yang berada di → yang terletak di using AWB
Delta Serayu (bicara | kontrib)
Loncat?
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 14:
| tinggi = +114 m
| no_stasiun = -
| letak = km 51+077 lintas [[Stasiun Jakarta|Jakarta]]-[[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-Nambo–Nambo
| line = [[KRL Commuter Line]], [[Kereta api Indocement|KA Semen Tiga Roda]], dan [[Kereta api babarandek Ciganding|KA Batu bara rangkaian pendek]]
| operator = [[KAI Commuter]]
Baris 28:
'''Stasiun Nambo (NMO)''' adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di [[Bantarjati, Klapanunggal, Bogor]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi I Jakarta]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +114 meter ini merupakan stasiun paling timur di Kabupaten Bogor. Walaupun stasiun ini bernama Nambo, stasiun ini tidak terletak di Desa [[Nambo, Klapanunggal, Bogor|Nambo]], melainkan terletak di timur wilayah tersebut. Stasiun ini merupakan [[stasiun terminus]] bagi layanan [[KA Commuter Line Jatinegara–Bogor]] (Nambo ''branch'').
 
Stasiun ini mempunyai delapan jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus ke [[Halte Gunung Putri]], sedangkan di sebelah timur jalur 1 diberi [[sepur badug]] sebagai titik akhir rel. Jalur 1 sampai 4 digunakan untuk naik-turun penumpang KRL, sedangkan jalur 52 sampai 8 digunakan untuk [[Sepur simpang|sepur simpan]] angkutan semen.
 
Bersama tiga stasiun lainnya yang terletak di jalur ini, stasiun ini merupakan stasiun baru karena baru diresmikan pada tahun 1997. Pada awalnya, jalur ini direncanakan akan dibuat jalur lingkar, mulai dari [[Stasiun Cikarang|Cikarang]] hingga [[Stasiun Parung Panjang|Parung Panjang]]. Rencana ini terpaksa ditunda karena [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997]]. Untuk mengisi rute yang kosong, [[PT Kereta Api Indonesia]] mengoperasikan [[KRD Tanahabang-Nambo]] pada tahun 2002. Kereta api ini hanya bertahan hingga tahun 2007 karena kebocoran pendapatan PT KAI akibat banyaknya penumpang tak bertiket.<ref>{{cite web|url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/25067/sejarah-dan-drama-di-balik-pengoperasian-krl-jalur-nambo|title=Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo|date=4 April 2015|publisher=Kaori Nusantara|accessdate=6 Agustus 2017}}</ref>