Filsafat fisika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 202.67.46.25 (bicara) ke revisi terakhir oleh Beeyan (Twinkle (つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨)
Tag: Pembatalan
k bentuk baku
Baris 2:
{{Ilmu}}
 
'''Filsafat fisika''' adalah interdisiplin ilmu yang mengkaji ilmu [[fisika]] berdasarkan interpretasinya secara konseptual terhadap [[materi]] atau(dan) [[gelombang]], [[Ruang waktu|ruang dan waktu,]] serta [[Kenyataan|realitas.]] Meskipun saat ini kajian filsafat fisika menitikberatkan bahasannya pada ilmu [[fisika modern|fisika modern,]], atau yang telah jauh berkembang seperti [[mekanika kuantum]], [[kosmologi]] dan [[Mekanika statistika|mekanika statistik]], [[fisika klasik|fisika klasik,]], tidak dapat dipungkiri telah menjadi batu loncatan bagaimana para [[ilmuwan]] dan [[filsuf]] modern mendekripsikan realitas serta segala entitas yang ada di dalamnya.
 
Alasan mengapa ditinggalkannya pandangan klasik dalam kajian filsafat fisika, adalah sifat [[Fisika|ilmu fisika]] yang sangat bergantung kepada hasil pengamatan dan eksperimen. Suatu teori fisika akan ditinggalkan saat ada pengamatan atau eksperimen yang mengindikasikan suatu hasil yang berbeda sehingga dibutuhkan teori baru sebagai penjelasan. Untuk bahasan yang cenderung aplikatif, hal ini tidak begitu berpengaruh ; [[Hukum gerak Newton|hukum gerak]] [[Isaac Newton|Newton]] masih umum digunakan dalam bidang keteknikan ataupun kehidupan sehari-hari, tetapi untuk kajian yang lebih mendalam secara konseptual, [[teori relativitas]] [[Albert Einstein|Einstein]] akan memberikan sudut pandang baru terhadap ruang, waktu serta materi<ref name="Huggett 2017">{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/spr2017/entries/spacetime-theories/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Huggett|first=Nick|last2=Hoefer|first2=Carl|date=2017|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Spring 2017}}</ref>, dan tentunya cocok terhadap hasil pengamatan dan eksperimen.
Baris 59:
====== Keterikatan, aspek tak terlokalisasi dari partikel ======
[[Berkas:Hydrogen Density Plots.png|kiri|jmpl|Posisi dari elektron pada atom [[Hidrogen]] yang digambarkan sebagai probabilitas dalam fungsi gelombang.]]
Keterikatan dalam mekanika kuantum didefinisikan sebagai suatu fenomena yang terjadi antar partikel atau sekelompok partikel, dimana antar partikel tersebut saling mempengaruhi keadaan kuantum satu sama lain walaupun terpisah secara spasial( misalkan milyaran kilometer ) dan tidak ada interaksi fisis apapun yang terjadi antar partikel <ref name=":4">{{Cite news|url=https://www.thoughtco.com/what-is-quantum-entanglement-2699355|title=What It Means When Two Particles Are Entangled|newspaper=ThoughtCo|access-date=2017-10-10}}</ref>. Interpretasi dari keterikatan kuantum seringkalisering kali disalah artikan sebagai pengiriman informasi antar partikel secara instan (melebihi kecepatan cahaya). Keterikatan kuantum bergantung pada dua sifat dasar yang dimiliki materi yaitu ''nonlocality'' (tak terlokalisasi) dan ''nonseparability (''tak terpisah).<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/entanglement/|title=Entanglement|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref> Sifat tak terlokalisasi merupakan sifat gelombang yang dimiliki oleh suatu partikel. Dalam bahasan klasik, partikel merupakan entitas yang terlokalisasi yaitu memiliki kepastian posisi tiap satuan waktu, tetapi pengamatan pada partikel elementer seperti elektron mengindikasikan bahwa partikel pada dasarnya tidak terlokalisasi ; elektron dapat berada dimanapun dalam suatu wilayah tiap satuan waktu dan posisinya tidak dapat dihitung secara pasti, melainkan dalam bentuk probabilitas yang didefinisikan dalam suatu fungsi gelombang.<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/nonlocality/|title=Nonlocality|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref>
 
Sementara itu sifat ''non-separability'', menyatakan fungsi gelombang dari sistem yang terdiri dari dua partikel tidak dapat dipisahkan. Artinya kedua partikel walaupun telah dikatakan "terpisah" sebenarnya kedua partikel tersebut tidak pernah betul-betul terpisah dan tetap saling mempengaruhi hingga dilakukannya pengukuran untuk mengukur posisi tiap partikel.<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/nonseparability/|title=Nonseparability|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref><ref>Karkoktas Vilos(2004). ''Forms of Quantum Nonseparability and Related Philosophical Consequence''s. [https://arxiv.org/ftp/quant-ph/papers/0502/0502099.pdf Archived.] Journal for General Philosophy of Science, 2004, 35, pp. 283-312</ref><ref>Myrvold, Wayne C. (2010) ''Nonseparability, Classical and Quantum.'' [http://philsci-archive.pitt.edu/5335/1/HolonomyBJPSFinal.pdf Archived] University of Western Ontario.</ref> Sifat keterikatan partikel memunculkan pertanyaan [[metafisika]] tentang hubungan antara materi di seluruh alam semesta.<ref name=":4" />
 
====== Masalah ketidakpastian dalam pengukuran ======
Dalam mekanika kuantum dikenal prinsip ketidakpastian. Prinsip ini menyatakan jika makin teliti suatu posisi suatu benda dapat diketahui atau diukur, maka momentumnya akan semakin tidak pasti, begitu pula sebaliknya. Fenomena ini sering disalah artikan<ref> Furuta, Aya (2012), [http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=heisenbergs-uncertainty-principle-is-not-dead "One Thing Is Certain: Heisenberg's Uncertainty Principle Is Not Dead"], Scientific American</ref><ref>{{Cite journal|last=Ozawa|first=Masanao|date=2003|title=Universally valid reformulation of the Heisenberg uncertainty principle on noise and disturbance in measurement|url=https://link.aps.org/doi/10.1103/PhysRevA.67.042105|journal=Physical Review A|volume=67|issue=4|doi=10.1103/physreva.67.042105}}</ref> dengan keterbatasan instrumen pengukur yang mempengaruhi hasil pengukuran, alih-alih ketidakpastian dalam mekanika kuantum merupakan aspek intrinsik partikel yang selama ini dalam pandangan klasik dapat ditentukan posisi dan kecepatannya dengan pasti.<ref>{{Cite journal|last=Rozema|first=Lee A.|last2=Darabi|first2=Ardavan|last3=Mahler|first3=Dylan H.|last4=Hayat|first4=Alex|last5=Soudagar|first5=Yasaman|last6=Steinberg|first6=Aephraim M.|date=2012-09-06|title=Violation of Heisenberg's Measurement-Disturbance Relationship by Weak Measurements|url=https://link.aps.org/doi/10.1103/PhysRevLett.109.100404|journal=Physical Review Letters|volume=109|issue=10|pages=100404|doi=10.1103/PhysRevLett.109.100404}}</ref><ref>{{Citation|last=nptelhrd|title=Lecture - 1 Introduction to Quantum Physics;Heisenberg''s uncertainty principle|date=2008-12-16|url=https://www.youtube.com/watch?v=TcmGYe39XG0|accessdate=2017-10-11}}</ref> Ketidakpastian dalam mekanika kuantum seringkalisering kali dipertentangkan dengan konsep [[determinisme]] dalam filsafat.<ref>{{Cite news|url=https://www.scientificamerican.com/article/quantum-physics-free-will/|title=The Quantum Physics of Free Will|last=Musser|first=George|newspaper=Scientific American|language=en|access-date=2017-10-11}}</ref>
 
== Filsafat dalam termodinamika dan mekanika statistika ==